Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[UPDATE] Korban Tewas akibat Ebola di Guinea Meningkat Jadi 5 Orang

Kompas.com - 16/02/2021, 07:17 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis

Sumber AFP

CONAKRY, KOMPAS.com - Lima orang dilaporkan meninggal karena virus ebola di Guinea, menurut badan kesehatan pada Senin (15/2/2021) ketika pemerintah dan kelompok bantuan mulai menanggapi wabah tersebut.

Guinea mengumumkan wabah pada Sabtu, merupakan yang pertama di Afrika Barat sejak epidemi ebola 2013-2016 yang menewaskan lebih dari 11.300 orang di Guinea, Liberia, dan Sierra Leone.

Menurut update laporan epidemiologi dari badan kesehatan negara itu pada 15 Februari, 5 orang telah meninggal karena virus tersebut, meningkat dari jumlah kematian empat yang dilaporkan sebelumnya pada Senin.

Baca juga: Mengenal Penyakit Ebola, Ini 8 Fakta tentang Virus Ebola yang Mematikan

Hanya satu dari korban yang dipastikan positif terinfeksi virus ebola, dengan empat sisanya terdaftar sebagai "kasus yang mungkin terjadi".

Dua orang lainnya dinyatakan positif, kata badan kesehatan, sementara 10 lainnya menunjukkan gejala.

Korban pertama yang dikonfirmasi adalah seorang perawat berusia 51 tahun, yang meninggal pada akhir Januari. Dia berasal dari Nzerekore dekat kota Gouecke di wilayah hutan bagian selatan negara itu.

Baca juga: 3 Orang Meninggal Dunia, Guinea Nyatakan Virus Ebola Jadi Epidemi

Dua saudara laki-laki perawat yang menghadiri pemakamannya pada 1 Februari juga meninggal, kata seorang pejabat kesehatan yang tidak mau disebutkan namanya.

Masih belum jelas siapa korban lainnya, atau apakah mereka menghadiri pemakaman perawat yang tewas akibat ebola itu.

Kantor PBB Guinea men-twit di Twitter bahwa penerbangan pertama yang membawa para ahli dan peralatan sanitasi telah tiba di Nzerekore pada Senin.

Baca juga: Epidemi Ebola di Guinea Berawal dari Pemakaman Satu Pasien Positif

Perdana Menteri Ibrahima Kassory Fofana mengatakan Guinea telah "membuat struktur untuk menangani jenis epidemi ini".

"Jangan panik, hormati arahan sanitasi. Ebola akan dikalahkan lagi," tulisnya di Twitter.

Vaksin sedang dikirim

Ebola menyebabkan demam parah dan, dalam kasus terburuk, pendarahannya tak terbendung. Virus ini ditularkan melalui kontak dekat dengan cairan tubuh, orang yang tinggal bersama atau merawat pasien, hal-hal itu yang paling berisiko.

Baca juga: Virus Ebola Jadi Epidemi Lagi, Ini Gejala Para Pasien

Seorang pejabat LSM yang berbicara kepada AFP secara anonim mengatakan dia masih khawatir karena petugas kesehatan belum mengidentifikasi siapa yang menginfeksi perawat tersebut.

Tetapi Alfred George Ki-Zerbo, perwakilan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) di Guinea, mengatakan pada Senin bahwa vaksin ebola dapat tiba di negara miskin berpenduduk 13 juta itu "dalam 72 jam".

"Prioritas kami adalah menyelesaikan penilaian risiko di lapangan dan menganalisis dimensi lintas batas," kata Ki-Zerbo mengacu pada daerah dekat perbatasan Liberia tempat virus muncul kembali.

Baca juga: Ebola Jadi Epidemi Lagi, Kini Ada 7 Kasus dan 3 Kematian di Guinea

Badan kesehatan Guinea juga meningkatkan kapasitasnya di daerah tersebut.

Anja Wolz, koordinator ebola untuk Doctors Without Borders, mengatakan LSM itu mengirimkan tim medis berpengalaman untuk bertemu dengan penduduk setempat dan menjelaskan perlunya mengikuti aturan kesehatan.

"Kami tahu bahwa ketika penyakit yang begitu menakutkan disalahpahami di masyarakat, dan seseorang tiba-tiba datang memberikan instruksi dengan kostum yang menyerupai pakaian antariksa, itu dapat dengan mudah menimbulkan reaksi bermusuhan," kata Anja Wolz.

Baca juga: Guinea Catat Kematian Pertama akibat Virus Ebola sejak 2016

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com