CONAKRY, KOMPAS.com - Wabah ebola yang kembali merebak di Guinea, Afrika Barat, berawal dari pemakaman satu pasien yang positif mengidap penyakit tersebut.
Kepala badan kesehatan Guinea, Sakoba Keita, pada Minggu (14/2/2021) menerangkan, satu orang meninggal akibat penyakit ebola pada akhir Januari di Gouecke, dekat perbatasan Liberia.
Pemakaman dilakukan di Gouecke pada 1 Februari, dan sejumlah orang yang menghadirinya mengalami gejala diare, muntah, pendarahan, dan demam beberapa hari kemudian, katanya.
Baca juga: Ebola Jadi Epidemi Lagi, Kini Ada 7 Kasus dan 3 Kematian di Guinea
Sampel pertama yang diuji oleh lab dari Uni Eropa di Gueckedou di wilayah yang sama, mengungkap adanya virus ebola di beberapa dari orang-orang itu pada Jumat (12/2/2021).
Usai penularan itu, kini di Guinea tercatat ada 7 kasus virus ebola, dengan rincian 3 kematian dan 4 masih dirawat.
Kementerian Kesehatan lalu mengumumkan bahwa Guinea mengalami epidemi ebola lagi, setelah pernah terjadi pada 2013-2016.
Wabah ebola saat itu bermula di Guinea dan menewaskan lebih dari 11.300 orang di seluruh wilayah sekitarnya.
Baca juga: Virus Ebola Jadi Epidemi Lagi, Ini Gejala Para Pasien
"Menghadapi situasi ini dan sesuai dengan peraturan kesehatan internasional, Pemerintah Guinea mengumumkan epidemi ebola," kata Kementerian Kesehatan dalam pernyataannya.