Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dari Biden sampai Bernie Sanders, Ini Tanggapan Mereka soal Lolosnya Trump dari Pemakzulan

Kompas.com - 15/02/2021, 09:32 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis

Sumber BBC,Twitter,ABC

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump berhasil lolos dari pemakzulan kedua setelah dinyatakan 'tidak bersalah' selama persidangan.

Trump lolos dari pemakzulan setelah Senat AS gagal mencapai 2/3 dukungan. Sebanyak 57 senator menyatakan bahwa presiden AS ke-45 itu bersalah karena menyulut kerusuhan di Gedung Capitol pada 6 Januari lalu.

Jumlah itu termasuk 7 orang senator asal Partai Republik yang memutuskan mendukung dakwaan tersebut.

Baca juga: McConnell: Trump Bertanggung Jawab Secara Moral dalam Kerusuhan Capitol Hill

 

Ketujuh orang itu di antaranya Richard Burr dari Carolina Utara, Bill Cassidy dari Louisiana, Susan Collins dari Maine, Lisa Murkowski dari Alaska, Mitt Romney dari Utah, Ben Sasse dari Nebraska dan Pat Toomey dari Pennsylvania.

57 suara itu tidak berhasil mendakwa Trump karena dibutuhkan 67 suara agar pemakzulan sukses.

Padahal, jika Trump berhasil dimakzulkan, Senat AS akan melarangnya mencalonkan diri pada 2024 sebagai presiden.

Baca juga: Trump Lolos Lagi dari Pemakzulan, Begini Komentar Biden

Pemimpin minoritas senat dari Republik, Mitch McConnell termasuk yang menolak memakzulkan Donald Trump.

Menurutnya, memakzulkan mantan presiden yang berusia 74 tahun itu setelah meninggalkan jabatannya adalah tindakan inkonstitusional.

Meski begitu, McConnell menegaskan bahwa Trump tetap bertanggung jawab atas kerusuhan di Gedung Capitol dengan menyebut insiden itu sebuah kelalaian yang memalukan.

Baca juga: Trump Setelah Bebas dari Pemakzulan Kedua: Make America Great Again Baru Saja Dimulai

Dilansir dari BBC, Presiden AS Joe Biden mengatakan pembebasan Trump yang telah menimbulkan kekerasan massa adalah pengingat bahwa "demokrasi itu rapuh".

Lebih lengkapnya, Biden mengatakan bahwa hal itu merupakan babak menyedihkan dalam sejarah AS.

"Merupakan babak menyedihkan dalam sejarah kita, hal ini mengingatkan bahwa demokrasi itu rapuh. Bahwa demokrasi itu harus selalu dipertahankan. Bahwa kita harus selalu waspada. Bahwa kekerasan dan ekstremisme tidak memiliki tempat di Amerika. Dan bahwa masing-masing dari kita punya peran dan tanggung jawab sebagai orang Amerika terutama sebagai pemimpin untuk membela kebenaran dan mengalahkan kebohongan."

Baca juga: Sah! Trump Kembali Bebas dari Sidang Pemakzulan Kedua

Beberapa tokoh publik dan politisi lain juga mengomentari bebasnya Donald Trump dari pemakzulan kedua.

Bernie Sanders, Senator AS asal Vermont yang juga pernah menjadi kandidat presiden 2020 mengatakan melalui Twitter-nya, "Sungguh menyedihkan dan berbahaya bahwa hanya 7 Republikan yang memilih untuk menghukum seorang presiden yang mempromosikan kebohongan besar, teori konspirasi dan kekerasan, dan secara agresif mencoba menghancurkan demokrasi Amerika."

Baca juga: Biden Hentikan Pendanaan Pembangunan Tembok Perbatasan Era Trump

Sementara diwartakan ABC, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR AS) Nancy Pelosi menyatakan keprihatinannya terhadap Senator  McConnell yang menutup Senat sehingga Senat AS tidak bisa menerima pasal pemakzulan.

Pelosi mengatakan, McConnell tidak mendukung dakwaan terhadap Trump dan menganggap para Republikan sebagai pengecut yang tampaknya tidak punya pilihan lain karena takut kehilangan pekerjaan mereka.

Baca juga: Video 2015 Trump Diputar dalam Sidang Pemakzulan, Dukung Pendukungnya yang Serang Pria Kulit Hitam

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber BBC,Twitter,ABC
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com