Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Netizen Malaysia Marah Besar Emas Paralimpiade Dicabut, Kedubes Ukraina sampai "Gembok" Akun Medsos

Kompas.com - 02/09/2021, 11:53 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

KUALA LUMPUR, KOMPAS.com - Netizen Malaysia meluapkan amarah besarnya di media sosial atas pencabutan medali emas atlet Paralimpiade Tokyo 2020 cabor tolak peluru F20, Muhammad Ziyad Zolkefli.

Ziyad datang terlambat di babak final, tetapi masih dibolehkan bertanding. Namun, saat dia meraih emas tidak diakui, bahkan rekor dunianya juga tidak dicatat karena statusnya adalah peserta yang didiskualifikasi.

World of Buzz pada Rabu (1/9/2021) mewartakan, Kedutaan Besar Ukraina di Malaysia pun ikut jadi sasaran amarah netizen Malaysia karena medali emas dialihkan ke atlet negara tersebut, Maksym Koval.

Baca juga: Duduk Perkara Atlet Paralimpiade Malaysia Dicabut Medali Emasnya karena Telat 3 Menit

Akibatnya, Kedubes Ukraina di Malaysia menonaktifkan sementara atau mengunci gembok akun media sosial mereka yang dibanjiri amuk warganet "Negeri Jiran".

Tangkapan layar dari akun Twitter Kedutaan Besar Ukraina di Malaysia yang digembok, karena diserbu netizen Malaysia yang marah besar atas pencabutan medali emas atlet tolak peluru F20 di Paralimpiade Tokyo 2020, Muhammad Ziyad Zolkefli.TWITTER @UKRinMAS via WORLD OF BUZZ Tangkapan layar dari akun Twitter Kedutaan Besar Ukraina di Malaysia yang digembok, karena diserbu netizen Malaysia yang marah besar atas pencabutan medali emas atlet tolak peluru F20 di Paralimpiade Tokyo 2020, Muhammad Ziyad Zolkefli.
Duta Besar Ukraina untuk Malaysia, Republik Filipina, dan Timor Leste, Olexander Nechytaylo, melalui akun Twitter-nya menulis pendapatnya tentang sikap Komite Paralimpiade Internasional yang memicu kontroversi.

Dia berharap masalah dapat segera diselesaikan untuk menjaga semangat Olimpiade dalam pertandingan.

Selain itu, Nechytaylo juga menyempatkan diri mengucapkan selamat kepada Muhammad Ziyad Zolkefli meski akhirnya pulang tanpa medali, dan meyakinkan bahwa atlet tolak peluru itu tetap menjadi sosok juara tidak hanya di hati rakyat Malaysia.

Akun Instagram atlet Maksym Koval pun turut menjadi korban serangan netizen Malaysia, bahkan kini lepas dari genggamannya karena diretas.

Koval lalu membuat akun Instagram baru untuk meminta maaf, tetapi tetap saja diserbu netizen Malaysia yang kecewa berat.

Juru bicara Komite Paralimpiade Internasional, Craig Spence, menyesalkan sikap netizen Malaysia yang emosi di media sosial dan menyebutnya sangat kasar serta konyol.

"Orang-orang menyebut Ukraina mencuri emas. Tidak, sama sekali tidak. Orang Ukraina tidak ada hubungannya dengan itu. Para atletnya yang terlambat," kata Spence, dikutip dari AFP.

"Ada luapan emosi besar-besaran dari banyak orang Malaysia di media sosial. Sangat kasar. Konyol, menurut saya," tambahnya.

Astro Awani melaporkan, diskualifikasi Muhammad Ziyad Zolkefli bermula dari protes seorang atlet Ukraina, yang mengeklaim Ziyad terlambat datang ke Call Room (ruang panggil) sebelum pertandingan dimulai.

Baca juga: Penjelasan Komite Cabut Medali Emas dan Rekor Dunia Atlet Paralimpiade Malaysia


Penjelasan Komite Paralimpiade Internasional

Foto pada 31 Agustus 2021 menampilkan atlet tolak peluru Malaysia di Paralimpiade Tokyo 2020, Muhammad Ziyad Zolkefli, bertanding di babak final di National Stadium, Tokyo, Jepang. Ziyad akhirnya meraih medali emas dan memecahkan rekor dunia, tetapi dicabut oleh Komite Paralimpiade Internasional karena dia datang telat, meski masih diizinkan bertanding.AP PHOTO/EUGENE HOSHIKO Foto pada 31 Agustus 2021 menampilkan atlet tolak peluru Malaysia di Paralimpiade Tokyo 2020, Muhammad Ziyad Zolkefli, bertanding di babak final di National Stadium, Tokyo, Jepang. Ziyad akhirnya meraih medali emas dan memecahkan rekor dunia, tetapi dicabut oleh Komite Paralimpiade Internasional karena dia datang telat, meski masih diizinkan bertanding.
Komite Paralimpiade Internasional pada Rabu (1/9/2021) menjelaskan keputusannya mendiskualifikasi atlet tolak peluru Malaysia, Muhammad Ziyad Zolkefli, yang meraih medali emas bahkan memecahkan rekor dunia di final tolak peluru F20.

Kategori F20 dalam tolak peluru adalah untuk atlet dengan disabilitas intelektual.

Muhammad Ziyad Zolkefli didiskualifikasi bersama dua atlet tolak peluru lainnya yang sama-sama datang terlambat.

Juru bicara Komite Paralimpiade Internasional, Craig Spence, mengatakan bahwa wasit memutuskan tidak ada alasan yang dapat dibenarkan untuk keterlambatan Ziyad. Bandingnya juga ditolak.

Lebih lanjut Spence memaparkan, ketiga atlet yang telat itu berdalih mereka belum mendengar pengumuman untuk berkumpul atau didengar dalam bahasa yang tidak mereka mengerti.

Walau begitu, Spence menjelaskan, atlet-atlet lainnya bisa sampai di sana tepat waktu.

Muhammad Ziyad Zolkefli adalah atlet Malaysia yang meraih emas di Paralimpiade Rio 2016.

Baca juga: Malaysia Bersumpah Perjuangkan Nasib Atlet Paralimpiade yang Medali Emasnya Dicabut

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Pengunjuk Rasa Pro-Palestina Blokir Stasiun Kereta Api di Bologna Italia

Pengunjuk Rasa Pro-Palestina Blokir Stasiun Kereta Api di Bologna Italia

Global
Jelang Pemilu, Calon Wali Kota di Meksiko Tewas Ditembak Saat Kampanye

Jelang Pemilu, Calon Wali Kota di Meksiko Tewas Ditembak Saat Kampanye

Global
Taliban Berupaya Segera Miliki Jalur Kereta Api

Taliban Berupaya Segera Miliki Jalur Kereta Api

Global
Ini Penjara Terkecil di Dunia yang Terdiri 2 Sel Tanpa Jendela

Ini Penjara Terkecil di Dunia yang Terdiri 2 Sel Tanpa Jendela

Global
Carlo Acutis, Remaja Italia yang Dijuluki 'Influencer Tuhan' Akan Jadi Santo Milenial Pertama

Carlo Acutis, Remaja Italia yang Dijuluki 'Influencer Tuhan' Akan Jadi Santo Milenial Pertama

Internasional
Setelah Tanah Longsor Papua Nugini, PBB Ingatkan Adanya Risiko Penyakit

Setelah Tanah Longsor Papua Nugini, PBB Ingatkan Adanya Risiko Penyakit

Global
Gunung Meletus di Islandia Muntahkan Lava Setinggi 50 Meter

Gunung Meletus di Islandia Muntahkan Lava Setinggi 50 Meter

Global
Israel Rebut Seluruh Perbatasan Gaza dengan Mesir, Persempit Gerakan Hamas

Israel Rebut Seluruh Perbatasan Gaza dengan Mesir, Persempit Gerakan Hamas

Global
Rangkuman Hari Ke-826 Serangan Rusia ke Ukraina: Polemik Larangan Senjata | Belarus Tangguhkan CFE

Rangkuman Hari Ke-826 Serangan Rusia ke Ukraina: Polemik Larangan Senjata | Belarus Tangguhkan CFE

Global
Soal Larangan Ukraina Pakai Senjata Barat untuk Serang Wilayah Rusia, Ini Kata AS

Soal Larangan Ukraina Pakai Senjata Barat untuk Serang Wilayah Rusia, Ini Kata AS

Global
Putusan Mahkamah Internasional Tak Mampu Hentikan Operasi Militer Israel di Rafah

Putusan Mahkamah Internasional Tak Mampu Hentikan Operasi Militer Israel di Rafah

Internasional
Israel Sebut Perang Lawan Hamas di Gaza Bisa sampai Akhir 2024

Israel Sebut Perang Lawan Hamas di Gaza Bisa sampai Akhir 2024

Global
[POPULER GLOBAL] Politisi AS Tulisi Rudal Israel | Taiwan Minta Dukungan Indonesia

[POPULER GLOBAL] Politisi AS Tulisi Rudal Israel | Taiwan Minta Dukungan Indonesia

Global
Swedia Janjikan Bantuan Militer Rp 20,26 Triliun ke Ukraina

Swedia Janjikan Bantuan Militer Rp 20,26 Triliun ke Ukraina

Global
Tank-tank Israel Terus Menuju Jantung Kota Rafah, Perang Bisa Berlanjut Sepanjang Tahun

Tank-tank Israel Terus Menuju Jantung Kota Rafah, Perang Bisa Berlanjut Sepanjang Tahun

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com