Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 28/08/2021, 13:52 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Presiden Joe Biden memberi batas waktu 31 Agustus untuk menarik semua pasukan Amerika Serikat keluar dari Afghanistan.

Yang terjadi kemudian adalah, sebelum 31 Agustus 2021 Taliban kembali berkuasa di Afghanistan. Menjadi tidak begitu jelas apa sebenarnya yang diinginkan dalam konteks keberadaan Amerika Serikat selama 20 tahun di Afghanistan.

Setidaknya realitas ini kemudian memunculkan lelucon tentang bagaimana Amerika Serikat dengan uang lebih dari 2 triliun dollar AS di bawah 4 presiden terpilih telah sukses besar mengganti rezim Taliban dengan rezim Taliban di Afghanistan.

Intinya adalah keberadaan Amerika Serikat selama 20 tahun menjadi sulit untuk dimengerti. Walau pada awalnya sangat jelas misi utamanya adalah membasmi habis teroris yang telah mempermalukan Amerika pada peristiwa 9/11.

Kejadian yang mirip adalah saat Amerika Serikat meninggalkan Vietnam, ketika Presiden Richard Nixon memerintahkan penarikan pasukan AS pada tahun 1973.

Yang menarik adalah kata-kata dari Jenderal William Westmoreland, Panglima Perang Amerika Serikat di Vietnam. Dia berkata bahwa The Military don’t start wars, Politicians start wars.

Curhat ini adalah cerminan dari betapa hubungan sipil militer di Amerika sangat memengaruhi kebijakan luar negeri yang amat berkait dengan pertimbangan pertimbangan National Security.

Tidak hanya besar pengaruhnya akan tetapi juga menjadi sangat menentukan dalam pengambilan keputusan strategis dari negeri adikuasa itu.

Lika liku dari hubungan sipil militer demikian banyak diperbincangkan dan bahkan Samuel Huntington menuangkannya dalam sebuah buku yang cukup terkenal “Soldier and the State”.

Di sisi lain, militer Amerika terkenal juga dengan pemahaman tentang military create peace and humanity. Ini terlihat refleksinya dalam misi-misi damai militer Amerika Serikat seperti antara lain dalam bentuk kerja sama dengan banyak negara sahabat.

Kerja sama yang mencakup misi perdamaian dan juga kemanusiaan yang antara lain dilakukan pada operasi dan latihan bersama pada kegiatan bantuan dalam menanggulangi bencana alam dan atau tugas tugas SAR.

Pendidikan perwira di akademi militer di West Point (Angkatan Darat), Annapolis Maryland (Angkatan Laut) dan Colorado (Angkatan Udara) dikenal sebagai pendidikan perwira dengan silabus yang sangat memerhatikan masalah perdamaian dan kemanusiaan.

Misi mereka adalah mencetak Officer and Gentlement. Amerika Serikat juga berkontribusi terbesar sekitar 28 persen dalam turut serta membiayai pasukan militer untuk Perdamaian yang bernaung di bawah bendera PBB.

Kemungkian besar itu semua, selain pertimbangan politik tentu saja, memengaruhi keputusan para Presiden Amerika Serikat saat menghadapi dinamika lapangan yang terjadi.

Dinamika yang khususnya berhubungan dengan banyaknya jatuh korban dalam peperangan di pihak sipil yang tidak berdosa dan juga para prajurit Amerika Serikat yang berperang jauh dari negaranya sendiri.

Salah satu tercermin dari pernyataan Joe Biden yang berkata “American Troops should not have to die in a war that Afghan troops were not willing to fight”.

Semua memang akan sangat berbeda ketika dimulai, di tengah perjalanan dan wujud perkembangan terakhir yang dihadapi. Jelas akan sangat dimaklumi bahwa pada situasi berbeda membutuhkan solusi yang berbeda pula.

Itulah yang pada akhirnya memang tidak bisa dihindari bila banyak orang sampai kepada sebuah kesimpulan yang sangat jenaka, yaitu Amerika Serikat dalam rentang waktu 20 tahun dengan 4 Presiden dan dukungan dana lebih dari 2 triliun dollar AS telah dengan sukses mengganti rezim Taliban dengan rezim Taliban.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya

Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

[KABAR DUNIA SEPEKAN] Menteri China Hilang Lagi | WNI Diculik di Malaysia

[KABAR DUNIA SEPEKAN] Menteri China Hilang Lagi | WNI Diculik di Malaysia

Global
Investigasi Ungkap Sejumlah Pekerja Migran Justru Jadi Korban Eksploitasi Diplomat

Investigasi Ungkap Sejumlah Pekerja Migran Justru Jadi Korban Eksploitasi Diplomat

Global
Iran Jinakkan 30 Bom di Teheran dan Tahan 28 Orang Terkait ISIS

Iran Jinakkan 30 Bom di Teheran dan Tahan 28 Orang Terkait ISIS

Global
Rombongan Pertama Pengungsi Nagorno-Karabakh Memasuki Armenia

Rombongan Pertama Pengungsi Nagorno-Karabakh Memasuki Armenia

Global
Perempuan Iran Terancam Dipenjara 10 Tahun jika Dianggap Berpakaian Tak Pantas

Perempuan Iran Terancam Dipenjara 10 Tahun jika Dianggap Berpakaian Tak Pantas

Global
UPDATE Konflik Armenia-Azerbaijan: 120.000 Warga Akan Tinggalkan Nagorno-Karabakh

UPDATE Konflik Armenia-Azerbaijan: 120.000 Warga Akan Tinggalkan Nagorno-Karabakh

Global
Bocah 11 Tahun Tewas Dibacok di Malaysia, WNI Diburu

Bocah 11 Tahun Tewas Dibacok di Malaysia, WNI Diburu

Global
China Pasang Penghalang Terapung di Laut China Selatan

China Pasang Penghalang Terapung di Laut China Selatan

Global
Di Majelis Umum PBB, Indonesia Tawarkan 3 Strategi untuk Hidupkan Lagi Solidaritas Global

Di Majelis Umum PBB, Indonesia Tawarkan 3 Strategi untuk Hidupkan Lagi Solidaritas Global

Global
Kisah Kripto Nyasar Masuk Rekening Pekerja Disabilitas, Mendadak Kaya Berujung Pidana

Kisah Kripto Nyasar Masuk Rekening Pekerja Disabilitas, Mendadak Kaya Berujung Pidana

Global
Perjanjian Damai Beres, Hubungan Israel-Arab Saudi Membaik?

Perjanjian Damai Beres, Hubungan Israel-Arab Saudi Membaik?

Global
Kim Jong Un Belum Berhenti, Kali Ini Kirim Surat ke Xi Jinping

Kim Jong Un Belum Berhenti, Kali Ini Kirim Surat ke Xi Jinping

Global
Paus Fransiskus: Barat Tak Boleh Main-main dengan Ukraina

Paus Fransiskus: Barat Tak Boleh Main-main dengan Ukraina

Global
Bos Mafia Italia Messina Denaro Dilaporkan Koma

Bos Mafia Italia Messina Denaro Dilaporkan Koma

Global
Rangkuman Hari ke-577 Serangan Rusia ke Ukraina: Markas Armada Laut Hitam Rusia Dibabat Rudal | Serangan Siber Skala Penuh Crimea

Rangkuman Hari ke-577 Serangan Rusia ke Ukraina: Markas Armada Laut Hitam Rusia Dibabat Rudal | Serangan Siber Skala Penuh Crimea

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com