Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sekitar 1.500 Warga AS Masih Berada di Afghanistan Saat Tenggat Waktu Operasi Militer Makin Dekat

Kompas.com - 27/08/2021, 10:34 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Editor

KABUL, KOMPAS.com - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Anthony Blinken pada Rabu (25/8/2021) mengatakan, sekitar 1.500 warga Amerika masih berada di Afghanistan, kurang dari seminggu sebelum tenggat waktu operasi militer Amerika di sana berakhir.

Pejabat-pejabat pemerintah dengan aktif berupaya membantu mereka meninggalkan negara itu, tambahnya, menentukan apakah mereka menginginkan bantuan untuk kembali ke Tanah Air, atau memutuskan akan tetap berada di sana.

Diplomat tinggi Amerika itu mengatakan, ketika milisi Taliban mengambil alih kendali negara itu dan dimulainya evakuasi pada 14 Agustus, ada sekitar 6.000 warga AS di Afghanistan.

Baca juga: China dan Rusia Sepakat dan Siap Lindungi Afghanistan

 

Namun, sejak saat itu sedikitnya 4.500 warga AS telah dievakuasi dengan penerbangan ke luar Afghanistan, termasuk 500 orang pada hari terakhir, seperti dilansir VOA Indonesia pada Kamis (26/8/2021).

Berbicara di Departemen Luar Negeri, Blinken mengatakan “dalam 24 jam terakhir ini, kami telah melakukan kontak langsung dengan sekitar 500 warga Amerika lain dan memberikan instruksi yang spesifik tentang bagaimana menuju ke bandara dengan aman.”

“Untuk sekitar 1.000 orang lain yang kami miliki kontaknya dan mungkin merupakan warga Amerika yang ingin meninggalkan Afghanistan, secara agresif kami telah mengontak mereka berulang kali dalam satu hari lewat beragam saluran komunikasi,” tambahnya.

Baca juga: Dampak Bom di Kabul Afghanistan, Biden Makin Terpojok

Blinken mengatakan, sebagian sisa orang Departemen Luar Negeri yang sedang dikontak ini “mungkin bukan warga Amerika. Sebagian mungkin ingin tetap tinggal. Masing-masing memiliki pertimbangan pribadi tersendiri.”

Ditambahkannya, Departemen Luar Negeri yakin “jumlah warga AS yang secara aktif berupaya untuk meninggalkan Afghanistan lebih rendah, secara signifikan lebih rendah” dari 1.000 orang atau sekitar itu, yang belum dapat dikontak.

Ia mengatakan, warga AS memang tidak diharuskan mendaftar di Departemen Luar Negeri ketika mereka berada di luar negeri, sehingga menyulitkan untuk mengetahui secara pasti berapa banyak yang ada di Afghanistan.

Baca juga: Ada Ratusan Pengungsi Afghanistan dari Pakistan Ingin Pulang ke Tanah Air Mereka

Tenggat waktu semakin dekat

Blinken mengatakan, pejabat-pejabat Amerika telah menulis 20.000 e-mail dan membuat 45.000 panggilan telepon untuk berupaya melacak warga AS di negara itu, menjelang berakhirnya tenggat waktu untuk menarik mundur seluruh pasukan Amerika pada 31 Agustus.

Penarikan mundur pasukan AS itu dilakukan setelah operasi militer selama 20 tahun yang dimulai dari invasi untuk membasmi kelompok teroris Al-Qaeda yang menyerang Amerika pada 11 September 2001, menewaskan hampir 3.000 orang.

Dengan berakhirnya operasi militer Amerika itu, Blinken mengatakan sulit untuk upaya evakuasi ini. Sekitar 82.000 orang telah diterbangkan, sekitar 45 persen adalah perempuan dan anak-anak Afghanistan.

Baca juga: Setelah Bom di Kabul, Ahli Khawatir Afghanistan Jadi Tanah Subur untuk Terorisme

Evakuasi dapat dilanjutkan

Pada saat yang sama, ia mengatakan, evakuasi telah terancam oleh apa yang digambarkannya sebagai “kemungkinan yang sangat nyata” dari serangan ISIS terhadap Bandara Internasional Hamid Karzai dan orang-orang yang antre untuk meninggalkan negara itu.

Bahkan, dengan berakhirnya keterlibatan militer AS yang ditetapkan pada 31 Agustus, Blinken mengatakan tidak ada batas waktu untuk mengeluarkan warga Amerika dan Afghanistan yang ingin keluar setelah tenggat waktu 31 Agustus.

“Harapan dunia adalah siapa pun yang ingin pergi, masih harus bisa,” ujarnya, dan berjanji untuk menggunakan “setiap peranti bantuan diplomatik dan ekonomi yang kita punya” untuk menekan Taliban agar mengizinkan orang-orang meninggalkan negara itu jika mereka mau.

Baca juga: UPDATE Korban Bom Afghanistan: 90 Warga Sipil Tewas, 13 Tentara AS Meninggal

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Global
143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

Global
Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com