Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 27/08/2021, 10:13 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Dengan mata tertutup, suara pecah, Joe Biden secara fisik mencerminkan pukulan mengerikan terhadap kepresidenannya dari tewasnya 13 tentara Amerika Serikat (AS) akibat bom Kabul Afghanistan.

Dalam pidato kenegaraannya di Gedung Putih, Biden menundukkan kepala sejenak sebelum menjawab pertanyaan dari wartawan, yang menekannya atas kekacauan dari penarikan pasukan hingga berujung peristiwa berdarah ledakan bom Afghanistan.

Presiden ke-46 AS itu kadang-kadang tampak hampir menangis ketika berbicara tentang "para pahlawan" yang tewas, dan saat berjanji memburu para pelaku, ada nada keras dalam suaranya.

Baca juga: ISIS-K Dalang di Balik Bom Bunuh Diri Kabul Afghanistan, Joe Biden Bersumpah Memburu

Tidak diragukan lagi bahwa kepresidenan Biden terguncang oleh bom Kabul Afghanistan.

Pada Januari saat dilantik, Biden menjanjikan ketenangan di dalam negeri dan kehormatan bagi Amerika Serikat di luar negeri setelah tahun-tahun Donald Trump yang bergejolak.

Namun, kini Biden menghadapi jalan terjal untuk meyakinkan bangsa dan mitra Amerika bahwa kedua tujuan itu masih bisa dicapai.

Politisi Demokrat berusia 78 tahun tersebut sempat tenang saat penarikan pasukan dan evakuasi berjalan lebih baik dari yang diperkirakan.

Pada Kamis pagi (26/8/2021) di Washington, Gedung Putih dengan bangga mengumumkan lebih dari 95.000 orang diterbangkan dengan selamat sejak jatuhnya Kabul ke tangan Taliban.

Akan tetapi, bom Afghanistan terbaru kembali membuat posisi Biden terpojok.

Baca juga: Bom Afghanistan Terbaru, Mimpi Buruk yang Jadi Kenyataan

Menutup diri dengan ajudan di Ruang Situasi, Biden membatalkan pertemuan gubernur negara bagian dan mengatakan kepada Perdana Menteri Israel Naftali Bennett yang sedang berkunjung, bahwa pertemuan yang direncanakan di Oval Office harus ditunda hingga Jumat (27/8/2021).

Presiden Joe Biden berhenti sejenak ketika dia mendengarkan pertanyaan tentang pemboman di bandara Kabul yang menewaskan sedikitnya 12 tentara AS, dari East Room, Gedung Putih, Washington DC, AS, pada Kamis (26/8/2021).AP PHOTO/EVAN VUCCI Presiden Joe Biden berhenti sejenak ketika dia mendengarkan pertanyaan tentang pemboman di bandara Kabul yang menewaskan sedikitnya 12 tentara AS, dari East Room, Gedung Putih, Washington DC, AS, pada Kamis (26/8/2021).
Sepanjang pertemuan dengan staf keamanan nasional, Biden tampak muram dan marah, kata Sekretaris Pers Jen Psaki.

"Setiap hari di mana Anda kehilangan nyawa tentara mungkin adalah hari terburuk kepresidenan Anda."

Akankah Biden mundur?

Biden bukan yang memulai perang Afghanistan, melainkan George W Bush yang mengawalinya.

Biden juga orang pertama dari empat presiden yang benar-benar menepati janji untuk mengakhiri perang.

Tetapi seperti yang dikatakan Biden sendiri, akan ada konsekuensi yang dia hadapi.

Halaman Selanjutnya
Halaman:
Sumber AFP

Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Media Asing: Indonesia Bantah Kabut Asap Akibat Kebakaran Hutan Sampai ke Malaysia

Media Asing: Indonesia Bantah Kabut Asap Akibat Kebakaran Hutan Sampai ke Malaysia

Global
Berjalan di Eskalator Sekarang Dilarang di Nagoya Jepang

Berjalan di Eskalator Sekarang Dilarang di Nagoya Jepang

Global
Perusahaan Energi Italia Umumkan Temuan Cadangan Gas Besar di Kalimantan Timur

Perusahaan Energi Italia Umumkan Temuan Cadangan Gas Besar di Kalimantan Timur

Global
Katalin Kariko dan Drew Weissman Raih Nobel Kedokteran 2023

Katalin Kariko dan Drew Weissman Raih Nobel Kedokteran 2023

Global
Kematian akibat Demam Berdarah di Bangladesh Capai 1.006 Orang, Jadi Wabah Terburuk

Kematian akibat Demam Berdarah di Bangladesh Capai 1.006 Orang, Jadi Wabah Terburuk

Global
Dokter di Pakistan Ini Gandeng Montir Motor Lakukan 328 Transplantasi Ginjal Ilegal

Dokter di Pakistan Ini Gandeng Montir Motor Lakukan 328 Transplantasi Ginjal Ilegal

Global
Hakim New York: Trump Lebih-lebihkan Nilai Properti untuk Kesepakatan Bisnis

Hakim New York: Trump Lebih-lebihkan Nilai Properti untuk Kesepakatan Bisnis

Global
Markas Besar Polisi di Ismailia Mesir Kebakaran, 38 Orang Terluka

Markas Besar Polisi di Ismailia Mesir Kebakaran, 38 Orang Terluka

Global
Hindari 'Government Shutdown', Biden Tanda Tangani UU Jangka Pendek

Hindari "Government Shutdown", Biden Tanda Tangani UU Jangka Pendek

Global
Rangkuman Hari Ke-585 Serangan Rusia ke Ukraina: Bantuan AS Tak Pasti | Drone Gempur Perbatasan

Rangkuman Hari Ke-585 Serangan Rusia ke Ukraina: Bantuan AS Tak Pasti | Drone Gempur Perbatasan

Global
Udara Singapura Bisa Ikut Memburuk akibat Kebakaran Hutan di Sumatera

Udara Singapura Bisa Ikut Memburuk akibat Kebakaran Hutan di Sumatera

Global
AS Hindari 'Government Shutdown', Bantuan ke Ukraina Kini Tak Pasti

AS Hindari "Government Shutdown", Bantuan ke Ukraina Kini Tak Pasti

Global
Mengenal Apa Itu 'Government Shutdown' dan Dampaknya di AS bila Terjadi

Mengenal Apa Itu "Government Shutdown" dan Dampaknya di AS bila Terjadi

Global
Turkiye Serang Basis Milisi PKK di Irak Usai Bom Bunuh Diri Guncang Ankara

Turkiye Serang Basis Milisi PKK di Irak Usai Bom Bunuh Diri Guncang Ankara

Global
[KABAR DUNIA SEPEKAN] Banjir di New York | Krisis Properti China Berlanjut

[KABAR DUNIA SEPEKAN] Banjir di New York | Krisis Properti China Berlanjut

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com