Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tech Against Terrorism Masukkan Taliban dalam Daftar Kelompok Teroris

Kompas.com - 25/08/2021, 09:51 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber The Hill

KOMPAS.com - Platform teknologi harus melarang atau membatasi konten dari Taliban.

Ini jadi saran sebuah kelompok yang didukung PBB.

Kelompok tersebut, Tech Against Terrorism, menambahkan Taliban, yang telah mendapatkan kembali kendali atas Afghanistan di tengah penarikan pasukan AS, ke dalam Platform Analisis Konten Teroris (TCAP).

Baca juga: Taliban Perintahkan Semua Pekerja Wanita Afghanistan Tinggal di Rumah

Dilansir The Hill, platform mampu mendeteksi konten teroris yang diverifikasi secara online dan melakukan peringatan.

"Taliban adalah salah satu kelompok yang telah kami pertimbangkan untuk ditambahkan ke TCAP sejak lama," ujar kelompok itu.

"Namun mengingat kejadian baru-baru ini di Afghanistan dan untuk memberikan kejelasan bagi perusahaan teknologi yang bekerja sama dengan kami dalam masalah moderasi konten, kami memutuskan untuk mempercepat penyertaan konten resmi Taliban."

"Meskipun kami menghargai bahwa ini adalah masalah moderasi yang menantang, fakta bahwa Taliban sudah menguasai Afghanistan seharusnya tidak mencegah platform untuk menerapkan aturan dan menghapus materi yang diproduksi oleh organisasi teroris," kata kelompok itu.

Baca juga: Surat Taliban Berisi Perintah Eksekusi Warga Afghanistan yang Dituduh Membantu AS

TCAP sebelumnya telah mendaftarkan konten ISIS dan al Qaeda, serta konten dari organisasi sayap kanan sebagai teroris.

TCAP tersedia untuk digunakan oleh "semua jenis platform teknologi" dan bertujuan untuk mendukung platform yang lebih kecil, menurut situs webnya.

Peringatannya dibuat berdasarkan saran. Nantinya bergantung kepada perusahaan untuk memutuskan bagaimana mengambil tindakan berdasarkan standar konten mereka sendiri.

Setelah Taliban menguasai Kabul awal bulan ini, sejumlah platform media sosial memang mengulangi kebijakan, yakni melarang konten yang berasal atau memuji kelompok militan.

Baca juga: Direktur CIA Diam-diam Bertemu dengan Pendiri Taliban di Ibu Kota Kabul

Contohnya Facebook dan YouTube, yang mengatakan bahwa mereka akan mempertahankan larangan konten yang ada.

Twitter juga mengatakan pekan lalu bahwa mereka tidak akan memberlakukan larangan luas pada konten dengan cara yang sama.

Tetapi seorang juru bicara mengatakan platform itu akan "terus secara proaktif menegakkan" kebijakannya yang melarang "pemuliaan kekerasan."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Global
Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Global
Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Global
Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Internasional
Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Global
Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Global
Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Global
Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Global
Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Global
Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Global
Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Global
Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Global
Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Global
Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Global
Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com