Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Taliban Berkuasa, Tentara Wanita Afghanistan yang Dilatih AS Bakar Seragamnya

Kompas.com - 24/08/2021, 18:36 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

KABUL, KOMPAS.com - Seorang tentara wanita Afghanistan mengungkapkan, dia terpaksa membakar seragamnya setelah Taliban kembali ke kekuasaan.

Kubra Behroz menceritakan hari-harinya setelah milisi menguasai Afghanistan pada 15 Agustus di media sosial.

Perempuan itu bergabung dengan militer pada 2011, dan sempat mengikuti pelatihan yang diberikan pasukan AS.

Baca juga: Karena Taliban, ARMY Afghanistan Sembunyikan atau Bakar Album BTS Mereka

Saat ini, dia tinggal di ibu kota Kabul bersama suaminya Taleb, dan dua anak mereka Sami (6) dan Sara (3).

Pekan lalu, Behroz mengatakan dia harus membakar seragam militernya setelah mendengar ada polisi wanita yang dibunuh Taliban di Kunduz.

"Saya membakar seragam saya di halaman. Taliban sudah menguasai parlemen. Hidup kami pun berakhir," kata dia.

Tentara wanita berusia 33 tahun tersebut mengatakan, namanya seharusnya ada dalam daftar orang-orang yang harus dievakuasi.

Namun, niat ke bandara harus dia urungkan setelah melihat ribuan warga berusaha menyelamatkan diri dari milisi.

"Saya mendengar ada orang yang berusaha menggapai pesawat, dan mereka tewas terjatuh dari ketinggian," kata dia.

Baca juga: Taliban, Keamanan Nasional, dan Kebijakan Luar Negeri

Behroz menjelaskan, banyak pasukan pemerintah yang buta huruf. Bahkan, mereka tidak bisa menggosok gigi mereka sendiri.

Dilansir Daily Mirror Minggu (22/8/2021), Behroz menuturkan bagaimana dua anaknya selalu mengajaknya keluar.

Dia menerima pemberitahuan bahwa pesawatnya bakal berangkat pada Jumat lalu (20/8/2021). Tetapi dia pesimistis.

Tetapi mereka melihat kerumunan besar yang membuat dua anaknya ketakutan. "Mayoritas bahkan tidak punya paspor atau visa. Yang mereka inginkan hanya pergi," paparnya.

Baca juga: Beyonce-nya Afghanistan Aryana Sayeed Beruntung Lolos dari Taliban

Karena sudah terlalu takut untuk mencoba pergi ke bandara, mereka menuju rumah seorang teman untuk berlindung.

Dikutip Sunday Telegraph, Behroz menceritakan kini Taliban mulai menggeledah rumah penduduk. Membuatnya tak tahu harus ke mana lagi.

Dia menerangkan mereka ingin segera kabur dari Afghanistan. Tapi mereka terlalu takut jika mencoba peruntungan ke bandara.

"Perbatasan Pakistan terbuka. Tapi jika kami pergi ke sana, kami khawatir tak memenuhi syarat mendapat bantuan ke AS atau Inggris," ujar dia.

Baca juga: Taliban Tegaskan Takkan Memberikan Perpanjangan Waktu Evakuasi AS dan Sekutunya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Global
AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

Global
Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Global
Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Global
Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Internasional
Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Global
Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Global
Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Global
Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Global
Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Global
PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com