Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Beyonce-nya Afghanistan" Aryana Sayeed Beruntung Lolos dari Taliban

Kompas.com - 24/08/2021, 16:04 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber NDTV

KABUL, KOMPAS.com - Bintang pop wanita terbesar Afghanistan Aryana Sayeed pada Kamis (19/8/2021) mengonfirmasi pelariannya setelah Taliban mengambil alih ibu kota Kabul.

Bagaimana dirinya--yang sering disebut sebagai Beyonce-nya Afghanistan ini--bisa beruntung dan lolod?

Dilansir NDTV, Sayeed, berhasil melarikan diri dalam kondisi baik-baik saja.

"Saya baik-baik saja dan hidup dan setelah beberapa malam yang tak terlupakan, saya telah mencapai Doha, Qatar, dan menunggu penerbangan terakhir saya kembali ke Istanbul," kata Aryana Sayeed kepada 1,3 juta pengikut Instagram-nya.

Baca juga: Pengungsi Afghanistan Desak UNHCR Segera Lakukan Pemukiman Kembali untuk Mereka

Perempuan 36 tahun yang baru-baru ini membintangi sebagai juri pada acara kompetisi menyanyi di televisi Afghanistan ini, mengaku kepada bahwa dia pergi melalui jet kargo AS.

Penyanyi ini termasuk di antara sedikit yang beruntung karena ekspatriat dari seluruh dunia berjuang untuk menemukan penerbangan ke luar negeri.

"Aryana Sayeed tahun 2015, bernyanyi di stadion, melanggar tiga pantangan: Menyanyi sebagai wanita, tidak berhijab, masuk stadion sebagai wanita, yang dilarang di bawah Taliban. Sekarang, semua itu telah berubah menjadi mimpi," cuit salah satu aktivis hak asasi manusia tentang Sayeed.

Dari Doha, Sayeed melanjutkan ke Turki di mana dia tinggal penuh waktu dengan suaminya Hasib Sayed, seorang produser musik Afghanistan.

"Setelah saya pulang dan pikiran serta emosi saya kembali normal dari dunia yang mengagetkan, saya punya banyak cerita untuk dibagikan kepada Anda," katanya dalam pesan media sosial emosionalnya, lapor New York Post.

Wanita Afghanistan terkemuka lainnya tidak seberuntung itu, termasuk gubernur distrik Hazara, Salima Mazari, yang dilaporkan sudah ditangkap.

Banyak yang takut bahwa Mazari, yang secara terbuka mengkritik kelompok teroris itu, mungkin dieksekusi.

Baca juga: Demo Pengungsi Afghanistan Ricuh, Beberapa Orang Diamankan Polisi

Sementara itu, perempuan di Afghanistan memprotes kelompok teroris, mengungkapkan keprihatinan tentang bagaimana mereka akan diwakili dalam pemerintahan masa depan di negara yang dilanda perang itu.

Sejumlah perempuan yang telah bekerja di lembaga pemerintah dan non-pemerintah berdemonstrasi dan menuntut agar hak-hak mereka dilindungi di pemerintahan mana pun di masa depan.

Perkembangan ini terjadi setelah Taliban mengatakan bahwa mereka telah mulai membahas pembentukan pemerintahan baru.

Baca juga: Indonesia Dorong Perdamaian di Afghanistan Melalui Proses Rekonsiliasi

Taliban dalam konferensi pers pertama mereka setelah menguasai Afghanistan mengatakan bahwa hak-hak perempuan akan "dihormati dengan kerangka hukum Islam."

Meskipun begitu, beberapa jurnalis perempuan di Afghanistan mengatakan bahwa mereka dilarang bekerja.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Otoritas Cuaca AS Sebut Dampak Badai Matahari Kuat yang Hantam Bumi

Otoritas Cuaca AS Sebut Dampak Badai Matahari Kuat yang Hantam Bumi

Global
Tabrakan 2 Kereta di Argentina, 57 Orang Dilarikan ke Rumah Sakit

Tabrakan 2 Kereta di Argentina, 57 Orang Dilarikan ke Rumah Sakit

Global
Inggris Cabut Visa Mahasiswa Pro-Palestina yang Protes Perang Gaza

Inggris Cabut Visa Mahasiswa Pro-Palestina yang Protes Perang Gaza

Global
3 Warisan Dokumenter Indonesia Masuk Daftar Memori Dunia UNESCO

3 Warisan Dokumenter Indonesia Masuk Daftar Memori Dunia UNESCO

Global
Israel Kirim 200.000 Liter Bahan Bakar ke Gaza Sesuai Permintaan

Israel Kirim 200.000 Liter Bahan Bakar ke Gaza Sesuai Permintaan

Global
China Buntuti Kapal AS di Laut China Selatan lalu Keluarkan Peringatan

China Buntuti Kapal AS di Laut China Selatan lalu Keluarkan Peringatan

Global
AS Kecam Israel karena Pakai Senjatanya untuk Serang Gaza

AS Kecam Israel karena Pakai Senjatanya untuk Serang Gaza

Global
9 Negara yang Tolak Dukung Palestina Jadi Anggota PBB di Sidang Majelis Umum PBB

9 Negara yang Tolak Dukung Palestina Jadi Anggota PBB di Sidang Majelis Umum PBB

Global
Jumlah Korban Tewas di Gaza Dekati 35.000 Orang, Afrika Selatan Desak IJC Perintahkan Israel Angkat Kaki dari Rafah

Jumlah Korban Tewas di Gaza Dekati 35.000 Orang, Afrika Selatan Desak IJC Perintahkan Israel Angkat Kaki dari Rafah

Global
Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Global
ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

Global
143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

Global
AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

Global
[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

Global
Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com