Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Biden Kembali Tempatkan 5.000 Tentara di Afghanistan, Salahkan Trump atas Kebangkitan Taliban

Kompas.com - 15/08/2021, 14:16 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden berbalik menyalahkan pendahulunya Presiden Donald Trump, atas keputusannya kembali mengirimkan pasukan AS ke Afghanistan, untuk memerangi akuisisi tanah yang melonjak oleh Taliban.

Presiden ke-46 AS dalam rilis Gedung Putih pada Sabtu (14/8/2021), menyatakan akan mengirim menambah 1.000 tentara ke Afghanistan untuk melengkapi 1.000 tentara yang sudah ada di negara itu dan penambahan 3.000 tentara yang diumumkan pekan lalu.

Dengan penambahan ini, total tentara AS di Afghanistan akan kembali berjumlah 5.000 pasukan.

Baca juga: Trump Anggap Biden Tak Becus karena Taliban Makin Kuasai Afghanistan

Presiden Biden berdalih langkah itu diperlukan karena dia mewarisi situasi lemah dari pemerintahan sebelumnya. Dia mengeklaim kesepakatan yang dibuat Trump dengan Taliban pada 2019 justru menempatkan kelompok ekstremis itu dalam posisi militer yang kuat.

Biden juga mengkritik keputusan Trump untuk menghentikan pasukan Amerika yang ditempatkan di negara itu.

"Ketika saya menjabat, saya mewarisi kesepakatan yang dibuat oleh pendahulu saya, yang dia undang Taliban untuk membahasnya di Camp David pada malam 9/11 tahun 2019, yang membuat Taliban berada di posisi terkuat secara militer sejak 2001 dan memberi batas waktu 1 Mei 2021 untuk pasukan AS," kata Biden dalam pernyataan itu melansir Washington Exeminer.

"Sesaat sebelum dia (Trump) meninggalkan kantor (Gedung Putih), dia juga menarik pasukan AS menjadi minimal 2.500."

Biden mengumumkan bahwa dia meningkatkan jumlah total pasukan di Afghanistan menjadi 5.000 meskipun Biden dan Trump sebelumnya mulai menarik kehadiran militer AS di negara itu.

Biden mengaku terpaksa membuat keputusan, antara menghormati kesepakatan dengan Taliban yang dibuat di bawah pemerintahan Trump, atau memperkuat kehadiran AS di Afghanistan.

"Oleh karena itu, ketika saya menjadi Presiden, saya menghadapi pilihan - menindaklanjuti kesepakatan, dengan perpanjangan singkat untuk mengeluarkan pasukan kita dan pasukan sekutu kita dengan aman, atau meningkatkan kehadiran kita dan mengirim lebih banyak pasukan Amerika untuk berperang sekali lagi di konflik sipil negara lain," tulisnya.

Baca juga: Kota Jalalabad Afghanistan Jatuh ke Tangan Taliban Tanpa Perlawanan

Terlepas dari lonjakan pasukan AS ke negara itu, Biden menulis bahwa dia masih bertekad untuk mengakhiri perang.

"Saya adalah Presiden keempat yang memimpin kehadiran pasukan Amerika di Afghanistan - dua Republikan, dua Demokrat. Saya tidak akan, dan tidak akan, meneruskan perang ini ke pemimpin kelima."

Trump telah berbicara menentang keputusan Biden, dan menuding presiden baru AS sebagai orang yang lemah dan tidak dapat menunjukkan kekuatan secara efektif di hadapan para pemimpin Taliban.

"Secara pribadi telah berdiskusi dengan para pemimpin tinggi Taliban di mana mereka memahami apa yang mereka lakukan sekarang tidak dapat diterima," kata Mantan presiden AS pada Jumat (13/8/2021).

"Itu akan menjadi penarikan yang jauh berbeda dan jauh lebih berhasil, dan Taliban memahami itu lebih baik daripada siapa pun," lanjutnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com