Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ribuan Warga Afghanistan Telantar di Kamp Semak Belukar Pinggiran Kabul Saat Agresi Taliban Makin Ganas

Kompas.com - 12/08/2021, 06:32 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber BBC

KABUL, KOMPAS.com - Ketika Taliban semakin agresif merebut wilayah baru di Afghanistan, kekerasan meningkat, ribuan orang telantar di kamp darurat di semak belukar pinggiran kota Kabul.

Banyak warga sipil Afghanistan melarikan diri ke Kabul, dengan tidur di gudang yang ditinggalkan atau di jalanan, untuk menyelamatkan diri saat agresi milisi Taliban.

Tanpa harta benda mereka kesulitan mencari makan dan kebutuhan dasar lainnya, seperti obat-obatan dan barang sanitasi. Namun, mereka tidak punya banyak pilihan.

Baca juga: Bantu Redam Konflik Afghanistan, Erdogan Siap Bertemu Pemimpin Taliban

Sekarang, ribuan orang itu berkumpul di kamp-kamp darurat di semak belukar di pinggiran kota Kabul.

Asadullah, seorang pedagang kaki lima berusia (35 tahun) dari provinsi Kunduz, melakukan perjalanan ke ibu kota bersama istri dan dua putrinya pada awal pekan ini, setelah Taliban membakar rumahnya.

"Saya adalah seorang pekerja jalanan, saya menjual makanan dan rempah-rempah...tetapi, ketika Taliban menyerang, kami datang ke Kabul," katanya kepada BBC.

Melansir BBC pada Selasa (11/8/2021), Asadullah dan keluarganya menghabiskan malam di jalanan saat melakukan pelarian.

"Rumah dan barang-barang kami semua terbakar, jadi kami datang ke Kabul dan berdoa kepada Tuhan untuk membantu kami. Roket dan mortir mengantam rumah kami...terjadi serangan besar dalam 7 hari, kami tidak punya roti untuk dimakan, semua toko roti, pertokoan, dan pasar tutup," ungkap Asadullah.

Seorang wanita yang tidak memberikan nama mengatakan kepada BBC bahwa dia melarikan diri dari rumahnya di utara kota Pul-e-Khumri dengan suami dan anak-anaknya.

Namun, suaminya terluka dalam perang.

Baca juga: Janda Diambil dan Anak Dipenggal, Begini Kesaksian Warga Afghanistan soal Taliban

"Kami memiliki kehidupan yang baik, tetapi karena ledakan bom, kami kehilangan rumah kami dan datang ke sini," ujar wanita itu yang menjadi penguhi kamp di semak belukar pinggiran Kabul.

"Kami meninggalkan rumah dengan hanya satu pakaian, tanpa uang," ucapnya.

Organisasi kemanusiaan telah memperingatkan peningkatan pengungsi di dalam Afghanistan sejak panarikan pasukan asing yang dipimpin AS pada awal 2021, setelah 20 tahun operasi militer.

Kampanye militer di Afghanistan dimulai pada 2001, setelah serangan 9/11 di Amerika. Sejak itu, bentrokan antara Taliban dan pasukan pemerintah Afghanistan meningkat.

Sekarang, sebagian besar pasukan asing telah ditarik keluar, sehingga Taliban semakin agresif dan telah menguasai setidaknya 8 dari 34 ibu kota provinsi Afghanistan. Diperkirakan akan merebut lebih banyak lagi wilayah.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

[POPULER GLOBAL] Spanyol Tolak Kapal Bawa 27 Ton Bahan Peledak | Pasokan Medis Tak Bisa Masuk Gaza

[POPULER GLOBAL] Spanyol Tolak Kapal Bawa 27 Ton Bahan Peledak | Pasokan Medis Tak Bisa Masuk Gaza

Global
WHO: Tak Ada Pasokan Medis Masuk ke Gaza Selama 10 Hari

WHO: Tak Ada Pasokan Medis Masuk ke Gaza Selama 10 Hari

Global
PM Slovakia Jalani Operasi Baru, Kondisinya Masih Cukup Serius

PM Slovakia Jalani Operasi Baru, Kondisinya Masih Cukup Serius

Global
Warga Sipil Israel Kembali Berulah, Truk Bantuan di Tepi Barat Dibakar

Warga Sipil Israel Kembali Berulah, Truk Bantuan di Tepi Barat Dibakar

Global
13 Negara Ini Desak Israel agar Menahan Diri dari Invasinya ke Rafah

13 Negara Ini Desak Israel agar Menahan Diri dari Invasinya ke Rafah

Global
Kera Tergemuk di Thailand Mati karena Sering Diberi Permen dan Minuman Manis

Kera Tergemuk di Thailand Mati karena Sering Diberi Permen dan Minuman Manis

Global
Israel: Kasus Genosida di Pengadilan PBB Tak Sesuai Kenyataan

Israel: Kasus Genosida di Pengadilan PBB Tak Sesuai Kenyataan

Global
Minim Perlindungan, Tahanan di AS yang Jadi Buruh Rawan Kecelakaan Kerja

Minim Perlindungan, Tahanan di AS yang Jadi Buruh Rawan Kecelakaan Kerja

Internasional
Korut Tembakkan Rudal Balistik Tak Dikenal, Ini Alasannya

Korut Tembakkan Rudal Balistik Tak Dikenal, Ini Alasannya

Global
Siapa 'Si Lalat' Mohamed Amra, Napi yang Kabur dalam Penyergapan Mobil Penjara di Prancis?

Siapa "Si Lalat" Mohamed Amra, Napi yang Kabur dalam Penyergapan Mobil Penjara di Prancis?

Internasional
Tekno-Nasionalisme Xi Jinping dan Dampaknya pada Industri Global

Tekno-Nasionalisme Xi Jinping dan Dampaknya pada Industri Global

Global
2 Polisi Malaysia Tewas Ditembak dan Diserang, Pelaku Disebut Terafiliasi Jemaah Islamiyah

2 Polisi Malaysia Tewas Ditembak dan Diserang, Pelaku Disebut Terafiliasi Jemaah Islamiyah

Global
AS Sebut Dermaga Terapungnya Mulai Dipakai untuk Kirim Bantuan ke Gaza

AS Sebut Dermaga Terapungnya Mulai Dipakai untuk Kirim Bantuan ke Gaza

Global
Suara Tembakan di Dekat Kedutaan Israel, Polisi Swedia Menahan Beberapa Orang

Suara Tembakan di Dekat Kedutaan Israel, Polisi Swedia Menahan Beberapa Orang

Global
Kharkiv Jadi Kota Kedua Ukraina yang Sering Diserang Drone Rusia

Kharkiv Jadi Kota Kedua Ukraina yang Sering Diserang Drone Rusia

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com