Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perdana Menteri Yunani Minta Maaf Atas Kebakaran Hutan yang Meluas

Kompas.com - 10/08/2021, 12:36 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber BBC,DW

ATHENA, KOMPAS.com - Perdana Menteri Yunani meminta maaf untuk kegagalannya mengatasi kebakaran hutan yang melanda di seluruh negeri.

Ratusan petugas pemadam kebakaran berjuang memadamkan kobakaran api yang memaksa ribuan orang melarikan diri dari rumah mereka dan telah menghancurkan puluhan bangunan.

"Kami telah melakukan apa yang mungkin secara manusiawi, tetapi dalam banyak kasus itu tidak cukup," kata Perdana Menteri Yunani Kyriakos Mitsotakis, seperti yang dilansir dari BBC pada Selasa (10/8/2021).

Baca juga: UPDATE Kebakaran Yunani: Petugas Pemadam Tewas, Salah Satu Hutan Besar Terakhir Athena Terancam

Mitsotakis meminta maaf atas "kekurangan" negara dalam merespons kebakaran hutan yang meluas, bersumpah untuk bertanggung jawab, menurut laporan yang dikutip dari DW.

Asap tebal masih mengepul di pulau Evia, timur laut Athena, yang kebakaran selama sepekan ini.

Puluhan rumah dan hektar hutan telah hangus di Evia, di pinggiran ibu kota Athena, dan di bagian lain Yunani.

Ratusan penduduk telah diminta untuk meninggalkan pulau Evia untuk menghindari kebakaran yang meluas, meskipun beberapa dari mereka bersikeras tetap tinggal untuk menjaga properti mereka.

"Saya sepenuhnya memahami penderitaan para warga yang melihat rumah atau properti mereka terbakar," kata Perdana Menteri Mitsotakis dalam pidatonya di TV.

Baca juga: Kebakaran Besar Landa Yunani, Separuh Pulau Hangus Dilalap Api

Namun, dia mengatakan negara itu "menghadapi bencana alam dengan dimensi yang belum pernah terjadi sebelumnya".

Kemarahan publik telah meningkat karena keterlambatan dan gangguan atas respons pemerintah, termasuk kurangnya pesawat pemadam kebakaran.

Mitsokasis mengatakan "kegagalan apapun akan diidentifikasi" dalam menangani kebakaran di sleuruh Yunani, sementara petugas pemadam kebakaran telah berusaha ia kerahkan untuk bertempur melawan "kekuatan supranatural yang sering melebihi kekuatan mereka".

Dia mengatakan "krisis iklim" yang menyebabkan kebakaran "selama berminggu-minggu" di negerinya.

Beberapa jam sebelumnya, PBB merilis laporan besar yang mengatakan aktivitas manusia membuat peristiwa cuaca ekstrem menjadi lebih umum terjadi.

Angin kencang dan gelombang panas terburuk Yunani dalam beberapa dekade, memicu lebih dari 580 kebakaran terjadi di seluruh Yunani sejak akhir Juli.

Baca juga: Kebakaran Hutan Yunani Makin Meluas, 2 Orang Tewas

Kebakaran yang terbesar adalah di Evia, di mana 650 petugas pemadam kebakaran masih berjuang untuk mengendalikan api.

"Api adalah takdir kami, tidak ada yang bisa memadamkannya," kata Vangelis Katsaros, yang kehilangan seluruh lahan pertaniannya karena kebakaran, kepada BBC.

Api yang berkobar di dekat Athena, bagaimanapun, dikatakan telah mereda saat suhu mendingin.

Sejauh ini, kebakaran besar di Yunani mengakibatkan 3 orang tewas, termasuk seorang sukarelawan pemadam kebakaran yang tertimpa tiang yang jatuh, dan seorang industrialis yang ditemukan tidak sadarkan diri di sebuah pabrik dekat Athena pada pekan lalu.

Orang ketiga tewas pada Senin (9/8/2021) ketika buldosernya jatuh ke tebing saat kebakaran.

Beberapa orang lainnya telah dibawa ke rumah sakit karena kesakitan setelah menghirup asap dan terluka bakar.

Baca juga: 170 Pemadam Kebakaran Dikerahkan di Dekat Situs Yunani Kuno Olympia dan Pulau Evia

Lebih dari 1.000 petugas pemadam kebakaran, pesawat, dan peralatan tambahan telah diterbangkan oleh negara-negara lain, termasuk negara-negara Uni Eropa, Rusia, Inggris, dan AS.

Uni Eropa mengatakan sedang memobilisasi "salah satu operasi pemadam kebakaran umum terbesar di Eropa" untuk membantu Yunani dan negara-negara lain memerangi kebakaran hutan.

Mitsokasis berjanji memberikan ratusan juta euro kepada masyarakat yang telah kehilangan mata pencaharian karena kebakaran.

Namun, pemimpin desa Monokaria di Evia, Klelia Dimitraki mengatakan bahwa dia khawatir daerah itu tidak akan pernah pulih dari kebakaran.

"Ini adalah holocaust. Semua desa, seluruh wilayah selesai, selesai," kata Dimitraki.

"Semua yang kami katakan hari ini, adalah bahwa kami beruntung masih hidup," imbuhnya.

Baca juga: Ribuan Orang Yunani Lari dari Rumah di Tengah Kebakaran dan Gelombang Panas 42 Celsius

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Global
143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

Global
Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com