Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hanya dalam Waktu 3 Hari, Taliban Sudah Kuasai 4 Ibu Kota Provinsi di Afghanistan

Kompas.com - 08/08/2021, 16:43 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber AFP

KUNDUZ, KOMPAS.com - Kelompok Taliban melakukan gempuran secara impresif, dengan empat ibu kota provinsi di Afghanistan mereka rebut dalam kurun waktu tiga hari.

Sejak Jumat (6/8/2021), pemberontak sudah menguasai Sheberghan yang merupakan ibu kota Jawzjan, dan Zaranj yang berlokasi di Nimroz.

Kemudian pada Minggu (8/8/2021), hanya dalam hitungan jam, mereka sudah merebut Kunduz, ibu kota Provinzi Kunduz, dan Sar-e-Pul, ibu kota yang juga bernama Sar-e-Pul.

Baca juga: Pemerintah Afghanistan Terpukul Hebat, 4 Ibu Kota Provinsi Direbut Taliban

"Setelah melalui pertempuran sengit, atas rahmat Tuhan, mujahidin menawan ibu kota Kunduz," ujar Taliban dalam pernyataan resminya.

"Para mujahidin juga merebut kota Sar-e-Pul, menduduki gedung pemerintahan dan instalasi di dalamnya," lanjut pemberontak.

Aktivis perempuan Parwina Azimi mengungkapkan, pejabat dan pasukan pemerintah yang tersisa mundur ke barak yang berjarak sekitar tiga km dari Sar-e-Pul.

"Sebuah pesawat datang, namun mereka tidak bisa mendarat," kata Azimi kepada AFP melalui sambungan telepon.

Kunduz jelas menjadi pencapaian terbaik Taliban sejauh ini, yang melancarkan serangan besar sejak Mei di tengah proses penarikan pasukan AS dan sekutunya.

Kota tersebut sempat berada di tangan pemberontak pada 2015 dan 2016. Namun, mereka tidak berhasil menguasainya lama.

Baca juga: Kekacauan Total di Afghanistan, Taliban Gempur Ibu Kota Provinsi Kunduz

Kementerian Pertahanan Afghanistan merespons dengan mengatakan mereka mengerahkan operasi militer khusus untuk membebaskan sejumah infrastruktur penting.

"Pasukan khusus melakukan operasi pembersihan. Sejumlah area, seperti stasiun radio dan gedung TV, dibersihkan dari teroris," ujar kementerian.

Hanya saja, ketidakmampuan Kabul dalam mempertahankan daerah utara akan berdampak pada kelangsungan pemerintahan mereka.

Sebabnya, daerah utara dikenal sebagai markas mereka yang menentang Taliban, dan terus memberi perlawanan saat kelompok itu berkuasa medio 1996-2001.

Region itu bahkan menjadi tempat milisi penentang Taliban, dan tempat perekrutan penting bagi militer pemerintah.

Baca juga: Diduga Diam-diam Bantu Taliban, Ini Imbalan yang Diminta China

Serangan udara AS

Setelah menguasai empat ibu kota provinsi, perhatian pemberontak kini beralih pada upaya menguasai Herat di barat, Lashkar Gah dan Kandahar di selatan.

Kecepatan pemberontak dalam menguasai ibu kota provinsi maupun ratusan distrik benar-benar membuat Kabul kelabakan.

Meski begitu, mereka sempat mendapat angin segar setelah pada Sabtu (7/8/2021), AS memberangkatkan kekuatan udara mereka.

Pesawat pengebom B-52 Stratofortress datang dan menghujani posisi pemberontak di Sheberghan menggunakan bom.

Baca juga: Taliban Targetkan Para Pilot, Strategi Lumpuhkan Kekuatan Udara Afghanistan

"Pasukan AS melakukan serangkaian serangan udara untuk membantu sekutu Afghanistan beberapa hari terakhir," jelas Mayor Nicole Ferrara, juru bicara Komando Pusat (CENTCOM).

Sheberghan merupakan benteng panglima terkenal sekaligus eks wakil presiden Afghanistan Abdul Rashid Dostum.

Dostum dikenal mempunyai milisi yang dianggap terbesar di utara, sekaligus reputasi menakutkan saat melawan Taliban di 1990-an.

Karena itu, jika sampai ada kabar milisinya mundur bakal membuat ambisi pemerintah memberi perlawanan hebat kepada pemberontak.

Baca juga: Dalam 24 Jam Sheberghan Ibu Kota Provinsi Kedua Afghanistan Jatuh di Tangan Taliban

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Penumpang Singapore Airlines Dirawat Intensif, 22 Cedera Tulang Belakang, 6 Cedera Tengkorak

Penumpang Singapore Airlines Dirawat Intensif, 22 Cedera Tulang Belakang, 6 Cedera Tengkorak

Global
Krisis Kemanusiaan Gaza Kian Memburuk, Operasi Kemanusiaan Hampir Gagal

Krisis Kemanusiaan Gaza Kian Memburuk, Operasi Kemanusiaan Hampir Gagal

Global
Nikki Haley, Saingan Paling Keras Trump Berbalik Arah Dukung Trump

Nikki Haley, Saingan Paling Keras Trump Berbalik Arah Dukung Trump

Global
Rusia Serang Kharkiv, Ukraina Evakuasi 10.980 Orang

Rusia Serang Kharkiv, Ukraina Evakuasi 10.980 Orang

Global
Menerka Masa Depan Politik Iran Setelah Kematian Presiden Raisi

Menerka Masa Depan Politik Iran Setelah Kematian Presiden Raisi

Global
Ongkos Perang Ukraina Mulai Bebani Negara Barat

Ongkos Perang Ukraina Mulai Bebani Negara Barat

Global
Israel Mulai Dikucilkan Negara-negara Eropa, Bisakah Perang Segera Berakhir?

Israel Mulai Dikucilkan Negara-negara Eropa, Bisakah Perang Segera Berakhir?

Global
Rangkuman Hari Ke-819 Serangan Rusia ke Ukraina: Pemulangan 6 Anak | Perebutan Desa Klischiivka

Rangkuman Hari Ke-819 Serangan Rusia ke Ukraina: Pemulangan 6 Anak | Perebutan Desa Klischiivka

Global
China 'Hukum' Taiwan yang Lantik Presiden Baru dengan Latihan Militer

China "Hukum" Taiwan yang Lantik Presiden Baru dengan Latihan Militer

Global
UPDATE Singapore Airlines Alami Turbulensi, 20 Orang Masuk ICU di RS Thailand

UPDATE Singapore Airlines Alami Turbulensi, 20 Orang Masuk ICU di RS Thailand

Global
Rusia Duduki Lagi Desa yang Direbut Balik Ukraina pada 2023

Rusia Duduki Lagi Desa yang Direbut Balik Ukraina pada 2023

Global
AS-Indonesia Gelar Lokakarya Energi Bersih untuk Perkuat Rantai Pasokan Baterai-ke-Kendaraan Listrik

AS-Indonesia Gelar Lokakarya Energi Bersih untuk Perkuat Rantai Pasokan Baterai-ke-Kendaraan Listrik

Global
Inggris Juga Klaim China Kirim Senjata ke Rusia untuk Perang di Ukraina

Inggris Juga Klaim China Kirim Senjata ke Rusia untuk Perang di Ukraina

Global
3 Negara Eropa Akan Akui Negara Palestina, Israel Marah

3 Negara Eropa Akan Akui Negara Palestina, Israel Marah

Global
Ekuador Perang Lawan Geng Narkoba, 7 Provinsi Keadaan Darurat

Ekuador Perang Lawan Geng Narkoba, 7 Provinsi Keadaan Darurat

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com