Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kebakaran Hutan Melanda Turki, Orang-orang Melarikan Diri dari Rumah

Kompas.com - 01/08/2021, 19:52 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber AFP

ANKARA, KOMPAS.com - Kebakaran hutan melanda Turki selatan secara luas hingga membuat orang-orang melarikan diri dari rumah mereka pada Minggu (1/8/2021).

Turki telah mengalami kebakaran terburuk setidaknya dalam satu dekade ini, data resmi menunjukkan hampir 95.000 hektar lahan terbakar dalam sepanjang tahun ini.

Jika dibandingkan pada 2008 hingga 2020, lahan yang terbakar rata-rata 13.516 hektar.

Baca juga: Korban Tewas akibat Kebakaran di Turki Capai 6 Orang

Sejak kebakaran terjadi pada Rabu (28/7/2021), 6 orang tewas, lebih dari 330 orang terluka dan telah menerima perawatan medis.

Sebuah lingkungan di kota wisata Bodrum telah dievakuasi, menurut laporan CNN, ketika api merembet karena angin yang bertiup kencang dari distrik Milas di dekatnya.

Menurut laporannya, 540 penduduk dievakuasi ke hotel dengan menggunakan perahu, ketika jalan darat tidak dapat dilalui, seperti yang dilansir dari AFP pada Minggu (1/8/2021).

Baca juga: Kebakaran Hutan Turki Hanguskan Tempat Wisata, 4.000 Turis Dievakuasi

Ada lebih banyak evakuasi di desa Sirtkoy di provinsi Antalya, menurut laporan media NTV, dengan menunjukkan gambar asap kelabu menyelimuti rumah-rumah.

Menteri Pertanian dan Kehutanan Turki Bekir Pakdemirli mengatakan 107 dari 112 kebakaran hutan sekarang terkendali, tetapi kebakaran terus berlanjut di daerah wisata Antalya dan Mugla.

Suhu panas diperkirakan tetap akan melanda wilayah tersebut, setelah tingkat rekor kebakaran pada Juli.

Direktorat Jenderal Meteorologi mencatat suhu panas mencapai 49,1 Celcius pada 20 Juli di kota tenggara Cizre.

Baca juga: VIDEO: Kebakaran Hutan Turki Merambat ke Kota, Ada 53 Titik Api, 3 Orang Tewas

Merkuri diperkirakan mencapai 40 derajat Celcius di Antalya pada Senin (2/8/2021).

Kementerian pertahanan Turki merilis gambar satelit yang menunjukkan tingkat kerusakan dari kebakaran hutan. Kawasan hutan menjadi hitam dan asap masih terlihat sejauh ini.

Pada Sabtu (31/7/2021) malam waktu setempat, oposisi menyerang Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, setelah sebuah video menunjukkan dia melemparkan teh ke penduduk di daerah yang terkena dampak kebakaran.

Di video lain, dia melempar teh ke orang-orang di pinggir jalan dari bus.

Baca juga: Kebakaran Hebat Melanda Turki, Para Penduduk Berlarian Menyelamatkan diri

"Teh! Luar biasa. Mereka yang kehilangan rasa malu, juga kehilangan hati," cuit juru bicara oposisi utama Partai Rakyat Republik (CHP), Faik Oztrak.

Pemerintah juga telah dikritik karena kurangnya pesawat pemadam kebakaran, dengan Turki terpaksa menerima bantuan dari Azerbaijan, Iran, Rusia, dan Ukraina.

Para ahli memperingatkan perubahan iklim akan mendatangkan kerusakan lebih lanjut di Turki, menyebabkan lebih banyak kebakaran hutan jika tindakan yang dibutuhkan untuk mengatasi masalah tidak diambil.

Menurut data Uni Eropa, Turki telah dilanda 133 kebakaran hutan pada 2021 sejauh ini, dibandingkan dengan rata-rata 43 pada tahun antara 2008 dan 2020

Baca juga: Kebakaran Besar di Oregon Hancurkan Lebih dari 400 Bangunan dan 340 Kendaraan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Global
[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

Global
Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Global
Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Global
Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Global
Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Global
Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Global
Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com