Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Save America PAC Trump Belum Pakai Dana untuk Biayai Audit Pemilu AS

Kompas.com - 23/07/2021, 13:25 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Political Action Committee (PAC) mantan presiden AS Donald Trump, belum memakai satu pun dari sekitar 75 juta dollar AS yang sudah terkumpul, untuk membantu membiayai peninjauan pemilu AS.

The Washington Post melaporkan pada Kamis (22/7/2021), bahwa PAC dibentuk setelah pemilu 2020 untuk membantu mendanai tim Trump dalam upayanya menentang hasil pemilu.

Namun, orang-orang yang akrab dengan keuangan PAC mengatakan bahwa komite telah memegang banyak uang, yang sebagian telah digunakan untuk membayar beberapa pengeluaran Trump, termasuk biaya perjalanan dan hukum, serta gaji staf.

Baca juga: Jenderal Tinggi AS Sempat Khawatir Trump Lakukan Kudeta Pasca-Kalah Pemilu AS

PAC, yang perlu secara terbuka mengungkapkan penggalangan dana dan pengeluarannya untuk paruh pertama tahun ini pada tanggal 31 Juli, sebelumnya melaporkan dalam pengajuan Komisi Pemilihan Federal awal tahun ini.

Mereka mengklaim telah mengumpulkan hampir 31,2 juta dollar AS pada akhir tahun 2020.

Rincian ini dibagikan sumber yang berbicara pada Post dengan syarat anonim untuk menggambarkan keuangan kelompok.

Ini terjadi di kala Trump terus mengajukan klaim palsu tentang pemilu 2020 yang menurutnya dicurangi.

Melalui PAC-nya, Trump mengirimkan pernyataan yang mendukung audit pemilu, termasuk yang sedang berlangsung di Maricopa County Arizona.

"Tidak ada kemenangan di sini, atau di negara-negara swing voters lainnya," tulis mantan presiden itu, dalam salah satu pesan yang dibagikan oleh Save America PAC.

Baca juga: Trump Muncul Lagi Setelah Lengser Keprabon, Kembali Klaim Pemilu AS Curang

Sementara itu Senat Arizona yang didominasi Partai Republik, mengatakan akan menyediakan 150.000 dollar AS dalam pengeluaran pembayar pajak untuk audit.

Biaya sebenarnya diharapkan jauh lebih tinggi, dengan sisanya ditutupi sumbangan pribadi.

The Post melaporkan pada Kamis bahwa juru bicara Trump tidak menanggapi pertanyaan mengenai keuangan PAC dan rencana mendanai upaya peninjauan surat suara.

Sementara itu, jajak pendapat terbaru dari OH Predictive Insights menemukan bahwa 62 persen dari Partai Republik Arizona, percaya bahwa Trump menerima lebih banyak suara di pemilu 2020, setelah audit negara bagian selesai.

Meskipun faktanya, tidak ada bukti yang muncul untuk mendukung klaim Trump tentang penipuan pemilu yang meluas.

Baca juga: Pengacara Trump Digugat Rp 18,3 Triliun dari Kasus Hukum Pemilu AS 2020 yang Meluas

Partai Republik di negara bagian lain telah mengikuti Arizona. Mereka mengusulkan penghitungan ulang, termasuk Texas, di mana sekelompok anggota parlemen Republik negara bagian memperkenalkan UU yang menyerukan perekrutan ahli dari luar untuk melakukan audit forensik negara.

Sekretaris Persemakmuran Pennsylvania Veronica Degraffenreid pada Selasa (20/7/2021), menyatakan bahwa mesin pemungutan suara suatu daerah yang telah diaudit, telah dicabut sertifikasinya sebagai hasil dari penyelidikan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Global
[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

Global
Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Global
Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Global
Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Global
Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Global
Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Global
Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Global
Sekitar 300.000 Warga Palestina Dilaporkan Mengungsi dari Rafah Timur

Sekitar 300.000 Warga Palestina Dilaporkan Mengungsi dari Rafah Timur

Global
Pria Rusia Dituntut karena Mewarnai Rambutnya Kuning, Biru, dan Hijau

Pria Rusia Dituntut karena Mewarnai Rambutnya Kuning, Biru, dan Hijau

Global
Otoritas Cuaca AS Sebut Dampak Badai Matahari Kuat yang Hantam Bumi

Otoritas Cuaca AS Sebut Dampak Badai Matahari Kuat yang Hantam Bumi

Global
Tabrakan 2 Kereta di Argentina, 57 Orang Dilarikan ke Rumah Sakit

Tabrakan 2 Kereta di Argentina, 57 Orang Dilarikan ke Rumah Sakit

Global
Inggris Cabut Visa Mahasiswa Pro-Palestina yang Protes Perang Gaza

Inggris Cabut Visa Mahasiswa Pro-Palestina yang Protes Perang Gaza

Global
3 Warisan Dokumenter Indonesia Masuk Daftar Memori Dunia UNESCO

3 Warisan Dokumenter Indonesia Masuk Daftar Memori Dunia UNESCO

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com