Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

50.000 Nomor Telepon Dipantau Spyware Pegasus Buatan Israel, Mayoritas Jurnalis dan Aktivis

Kompas.com - 19/07/2021, 18:09 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber AFP

KOMPAS.com - Sebanyak 50.000 nomor telepon di seluruh dunia, mayoritas jurnalis dan aktivis, dipantau oleh pemerintah lewat spyware buatan Israel.

Perusahaan Israel, NSO Group, dituduh menyuplai spyware Pegasus ini ke para kliennya, termasuk pemerintah.

Laporan tersebut diungkap hasil investigasi dari The Washington Post, The Guardian, Le Monde dan beberapa outlet berita lainnya yang berkolaborasi dalam penyelidikan kebocoran data.

Baca juga: Spyware Rancangan Perusahaan Israel Retas Banyak Jurnalis dan Aktivis di Dunia

The Washington Post melaporkan, daftar nomor ponsel pintar tersebut dibagikan oleh Forbidden Stories dan Amnesty International kepada media-media yang terlibat.

Forbidden Stories merupakan sebuah organisasi nirlaba jurnalisme yang berbasis di Paris, Perancis, sebagaimana dilansir AFP.

Penyelidikan itu mengungkapkan urusan privasi dan mengungkapkan sejauh mana perangkat lunak perusahaan swasta Israel itu disalahgunakan oleh klien-kliennya.

Lebih dari 50.000 nomor ponsel pintar yang diyakini telah diidentifikasi sebagai orang yang “diminati” oleh klien-klien NSO Group sejak 2016.

Baca juga: Jurnalis Belanda Peter R de Vries yang Ditembak di Kepala Meninggal

The Washington Post mengatakan, sekitar 15.000 dari nomor tersebut berada di Meksiko. Pemiliknya meliputi politikus, perwakilan serikat pekerja, jurnalis, dan kritikus pemerintah.

Beberapa jurnalis lepas Meksiko yang dibunuh memiliki nomor telepon yang masuk daftar tersebut. Teleponnya tidak pernah ditemukan, dan tidak jelas apakah itu telah diretas.

Sementara itu, media investigasi asal India, The Wire, melaporkan bahwa 300 nomor ponsel tersebut berasal dari India.

Di antara nomor-nomor tersebut terdapat nomor menteri, politikus oposisi, jurnalis, ilmuwan, dan aktivis hak asasi manusia.

Baca juga: Buntut Penutupan Apple Daily, Jurnalis Seniornya Ditangkap Polisi Hong Kong

Jumlah tersebut termasuk lebih dari 40 jurnalis India dari media besar seperti Hindustan Times, The Hindu, Indian Express, serta dua editor pendiri The Wire.

Pada 2021, pemerintah India membantah bahwa mereka telah menggunakan malware untuk memata-matai warganya setelah WhatsApp mengajukan gugatan di AS terhadap NSO.

The Washington Post mengatakan, analisis dari 37 ponsel pintar yang masuk daftar menunjukkan adanya upaya dan berhasil dalam peretasan perangkat.

Penggunaan Pegasus untuk meretas telepon wartawan Al Jazeera dan wartawan Maroko telah dilaporkan sebelumnya oleh Citizen Lab dan Amnesty International.

Baca juga: Jurnalis Meksiko Tewas Ditembak, Jadi yang Kedua Kalinya di Tahun Ini

Mata-mata saku

Laporan itu mengatakan banyak nomor dalam daftar itu berasal daro 10 negara seperti Azerbaijan, Bahrain, Hongaria, India, Kazakhstan, Meksiko, Maroko, Rwanda, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab (UEA).

Investigasi yang dilakukan media-media tersebut juga menemukan, dinas keamanan Maroko menggunakan spyware untuk menargetkan sekitar 30 jurnalis dan eksekutif media Perancis.

Pegasus dilaporkan merupakan spyware yang sangat invasif yang dapat mengaktifkan kamera ponsel dan mikrofon target.

Tak hanya itu, spyware tersebut juga dapat serta mengakses data pada ponsel pintar dan secara efektif mengubah ponsel menjadi “mata-mata saku”.

Baca juga: Tak Lolos Penyaringan Latar Belakang, Jurnalis Jerman Dilarang Liput Euro 2020 di Rusia

NSO Group membantah laporan tersebut dan menyebut laporan investigasi itu sebagai asumsi yang salah.

Perusahaan tersebut bahkan mengancam akan mengancam lewat jalur hukum dengan gugatan pencemaran nama baik.

"Kami dengan tegas menyangkal tuduhan palsu yang dibuat dalam laporan mereka," kata NSO Group.

Baca juga: Israel Tangkap Aktivis Palestina dan Jurnalis di Lahan Sengketa Yerusalem

"Kami ingin menekankan bahwa NSO menjual teknologinya semata-mata kepada penegak hukum dan badan intelijen dari pemerintah dengan tujuan tunggal untuk menyelamatkan nyawa melalui pencegahan kejahatan dan aksi teror," sambung perusahaan itu.

Sebelumnya, Citizen Lab juga melaporkan pada Desember 2020 bahwa ponsel pintar milik sekitar tiga lusin jurnalis Al Jazeera ditargetkan oleh Pegasus.

Didirikan pada 2010 Shalev Hulio dan Omri Lavie, NSO Group berbasis di kawasan pusat teknologi Israel di Herzliya, dekat Tel Aviv.

Baca juga: Tampil Lagi di TV Akui Kesalahan, Ayah Jurnalis Oposisi Belarus Makin Yakin Ada Penganiayaan

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com