Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pegasus, Spyware Rancangan Perusahaan Israel Retas Banyak Jurnalis dan Aktivis di Dunia

Kompas.com - 19/07/2021, 11:58 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber AFP

WASHINGTON DC, KOMPAS.com – Sebuah perusahaan Israel dituduh menyuplai spyware ke para kliennya, termasuk pemerintah, dan kini terkait dengan kebocoran data 50.000 nomor ponsel pintar di seluruh dunia.

Di antara nomor-nomor tersebut termasuk milik para aktivis, jurnalis, eksekutif bisnis, dan politikus di seluruh dunia.

Sebelumnya, perusahaan NSO Group Israel dan malware Pegasus-nya menjadi sorotan setidaknya sejak 2016.

Baca juga: Ponsel Jurnalis Al Jazeera Diretas Spyware Bikinan Israel, Arab Saudi dan UEA Dituduh Jadi Dalangnya

Ketika itu, para peneliti menuduh malware Pegasus membantu memata-matai seorang pembangkang di Uni Emirat Arab (UEA).

Pemanfaatan Pegasus tersebut dilaporkan oleh The Washington Post, The Guardian, Le Monde dan media lainnya yang berkolaborasi dalam penyelidikan kebocoran data tersebut.

Penyelidikan itu mengungkapkan urusan privasi dan mengungkapkan sejauh mana perangkat lunak milik perusahaan swasta dari Israel itu disalahgunakan oleh klien-kliennya.

Lebih dari 50.000 nomor ponsel pintar yang diyakini telah diidentifikasi sebagai orang yang “diminati” oleh klien-klien NSO sejak 2016.

Baca juga: Jurnalis Belanda Peter R de Vries yang Ditembak di Kepala Meninggal

The Washington Post melaporkan, daftar nomor ponsel pintar tersebut dibagikan oleh Forbidden Stories dan Amnesty International kepada media-media yang terlibat.

Forbidden Stories merupakan sebuah organisasi nirlaba jurnalisme yang berbasis di Paris, Perancis, sebagaimana dilansir AFP.

Kendati demikian, The Washington Post mengatakan bahwa jumlah ponsel pintar yang masuk daftar ditargetkan atau diawasi belum diketahui semuanya.

The Washington Post mengatakan 15.000 dari nomor dalam daftar berada di Meksiko. Pemiliknya meliputi politikus, perwakilan serikat pekerja, jurnalis, dan kritikus pemerintah.

Baca juga: Buntut Penutupan Apple Daily, Jurnalis Seniornya Ditangkap Polisi Hong Kong

Dalam daftar itu termasuk beberapa jurnalis lepas Meksiko yang dibunuh. Teleponnya tidak pernah ditemukan, dan tidak jelas apakah itu telah diretas.

Sementara itu, media investigasi asal India, The Wire, melaporkan bahwa ada 300 nomor ponsel yang berasal dari India.

Di antara nomor-nomor tersebut terdapat nomor menteri, politikus oposisi, jurnalis, ilmuwan, dan aktivis hak asasi manusia.

Jumlah tersebut termasuk lebih dari 40 jurnalis India dari media besar seperti Hindustan Times, The Hindu, Indian Express, serta dua editor pendiri The Wire.

Baca juga: Tak Lolos Penyaringan Latar Belakang, Jurnalis Jerman Dilarang Liput Euro 2020 di Rusia

Pada 2021, pemerintah India membantah bahwa mereka menggunakan malware untuk memata-matai warganya setelah WhatsApp mengajukan gugatan di AS terhadap NSO.

The Washington Post menambahkan, analisis dari 37 ponsel pintar yang masuk daftar menunjukkan adanya upaya dan berhasil dalam peretasan perangkat.

Analisis tersebut termasuk terhadap dua wanita yang dekat dengan jurnalis Jamal Khashoggi yang dibunuh pada 2018 oleh regu pembunuh dari Arab Saudi.

Penggunaan Pegasus untuk meretas telepon wartawan Al Jazeera dan wartawan Maroko telah dilaporkan sebelumnya oleh Citizen Lab dan Amnesty International.

Baca juga: Israel Tangkap Aktivis Palestina dan Jurnalis di Lahan Sengketa Yerusalem

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com