Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bendera Taliban Berkibar di Pos Perbatasan Afghanistan-Pakistan, Tandai Kekuasaan Meluas

Kompas.com - 15/07/2021, 22:56 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber BBC

KABUL, KOMPAS.com - Taliban mengibarkan bendera mereka di atas pos kunci perbatasan antara Afghanistan dan Pakistan, yang diklaim telah dikuasainya.

Sebuah video beredar di media sosial yang menunjukkan bendera Taliban berkibar di atas wilayah Spin Boldak, perbatasan dekat provinsi Kandahar, Afghanistan.

Pos perbatasan tersebut di satu sisi berada di kota Spin Boldak di provinsi Kandahar, Afghanistan, dan sisi lainnya, terletak di kota Chaman di Pakistan.

Baca juga: Taliban Minta Daftar Gadis dan Janda untuk Dinikahi sebagai Budak

Perbatasan itu menjadi lokasi penyeberangan darat tersibuk.

Taliban mengatakan telah mengambil alih wilayah itu dengan mudah tanpa perlawanan, seperti yang dilansir dari BBC Rabu (14/7/2021).

Dalam beberapa pekan terakhir, para militan telah membuat meningkatkan kekuasaannya di seluruh negeri, merebut sejumlah pos perbatasan dari pasukan Afghanistan, termasuk penyeberangan dengan Iran, Tajikistan, dan Turkmenistan.

Itu terjadi saat AS menarik pasukannya dari Afghanistan menjelang tenggat waktu 11 September yang ditetapkan oleh Presiden Joe Biden.

Baca juga: Tentara Rusia Berlatih di Tajikistan Saat Taliban Makin Kuat di Afghanistan

Taliban juga telah menguasai sejumlah jalan utama saat mereka berusaha memutus rute ke kota-kota besar Afghanistan.

Pos perbatasan, yang membagi kota Spin Boldak di Afghanistan di provinsi Kandahar di satu sisi dan kota Chaman di Pakistan di sisi lain, adalah penyeberangan tersibuk kedua di antara negara-negara tersebut.

Pos itu menghubungkan kota Kandahar ke pelabuhan Pakistan, dan melihat sekitar 900 truk melewati setiap hari.

Baca juga: Lagi, Taliban Rebut Wilayah Perbatasan Penting di Afghanistan

Pos perbatasan itu akan menjadi pos kunci, secara simbolis dan strategis, jika Taliban terus mempertahankannya, menurut koresponden BBC Lyse Doucet.

BBC belum dapat memverifikasi laporan ini secara independen, tetapi para pejabat Pakistan mengkonfirmasi bahwa Taliban telah mengambil alih pos tersebut.

Wartawan dan masyarakat Pakistan telah diberitahu untuk tidak mendekati pos perbatasan di sisi Pakistan, dan ada pertemuan keamanan mendesak yang sedang berlangsung di sana, menurut laporan reporter BBC di Quetta.

Penduduk setempat juga mengatakan Taliban berjanji kepada penduduk dan pedagang bahwa "keamanan mereka dijamin", dalam sebuah pernyataan sebelumnya pada Rabu (14/7/2021), berada di kota Afghanistan.

Baca juga: Para Ayah di Afghanistan Takut Putri Mereka Akan Dipaksa Jadi Budak Taliban Setelah Berkuasa

Seorang pemilik toko mengatakan kepada AFP bahwa para gerilyawan dapat terlihat di "bazar, di markas polisi dan area bea cukai", sementara pertempuran dapat terdengar di dekatnya.

Namun juru bicara Kementerian Dalam Negeri Afghanistan Tareq Arian sebelumnya bersikeras mengatakan kepada AFP bahwa sementara ada "beberapa gerakan di dekat perbatasan...aparat keamanan telah menangkis serangan itu".

Presiden Afghanistan Ashraf Ghani telah berjanji kepada warga sipil pada Selasa (13/7/2021) bahwa "tulang punggung Taliban akan dipatahkan", dan wilayah yang hilang akan dimenangkan kembali.

Baca juga: Taliban Makin Kuat, Afghanistan Siap-siap Minta Bantuan Militer India

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Mengenal Apa Itu Chloropicrin, Senjata Kimia yang AS Tuduh Rusia Pakai di Ukraina

Mengenal Apa Itu Chloropicrin, Senjata Kimia yang AS Tuduh Rusia Pakai di Ukraina

Global
Argentina Luncurkan Uang Kertas 10.000 Peso, Setara Rp 182.000

Argentina Luncurkan Uang Kertas 10.000 Peso, Setara Rp 182.000

Global
Majikan Ditemukan Meninggal, PRT Ini Sebut karena Bunuh Diri dan Diwarisi Rp 43,5 Miliar

Majikan Ditemukan Meninggal, PRT Ini Sebut karena Bunuh Diri dan Diwarisi Rp 43,5 Miliar

Global
Membaca Arah Kepemimpinan Korea Utara dari Lagu Propaganda Terbaru

Membaca Arah Kepemimpinan Korea Utara dari Lagu Propaganda Terbaru

Internasional
Apa Saja yang Perlu Diketahui dari Serangan Israel di Rafah?

Apa Saja yang Perlu Diketahui dari Serangan Israel di Rafah?

Global
AS Disebut Hentikan Pengiriman 3.500 Bom ke Israel karena Kekhawatiran akan Serangan ke Rafah

AS Disebut Hentikan Pengiriman 3.500 Bom ke Israel karena Kekhawatiran akan Serangan ke Rafah

Global
Rangkuman Hari Ke-804 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Dilantik untuk Periode Ke-5 | Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Rangkuman Hari Ke-804 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Dilantik untuk Periode Ke-5 | Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Global
Jepang Dinilai Joe Biden Xenofobia, Benarkah?

Jepang Dinilai Joe Biden Xenofobia, Benarkah?

Internasional
AS Optimistis Usulan Hamas Direvisi Lancarkan Gencatan Senjata di Gaza

AS Optimistis Usulan Hamas Direvisi Lancarkan Gencatan Senjata di Gaza

Global
6 Bulan Jelang Pilpres AS, Siapa Bakal Cawapres Trump?

6 Bulan Jelang Pilpres AS, Siapa Bakal Cawapres Trump?

Global
Kabinet Perang Israel Putuskan Lanjutkan Operasi di Rafah Gaza meski Dikecam Internasional

Kabinet Perang Israel Putuskan Lanjutkan Operasi di Rafah Gaza meski Dikecam Internasional

Global
Saat Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa Menyebar di Belanda, Jerman, Perancis, Swiss, dan Austria...

Saat Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa Menyebar di Belanda, Jerman, Perancis, Swiss, dan Austria...

Global
Israel Didesak Buka Kembali Penyeberangan Rafah Gaza, AS Ikut Bersuara

Israel Didesak Buka Kembali Penyeberangan Rafah Gaza, AS Ikut Bersuara

Global
[POPULER GLOBAL] Hamas Setujui Usulan Gencatan Senjata | Pielieshenko Tewas Bela Ukraina

[POPULER GLOBAL] Hamas Setujui Usulan Gencatan Senjata | Pielieshenko Tewas Bela Ukraina

Global
Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky yang Dirancang Rusia

Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky yang Dirancang Rusia

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com