KABUL, KOMPAS.com - Para ayah di Afghanistan ketakutan Taliban akan memaksa putri mereka menjadi budak, saat kekuatannya tampak bangkit kembali setelah penarikan pasukan Barat dari sana.
Banyak wanita melarikan diri ke negara lain karena dihantui rasa takut tentang masa depan mereka karena para militan telah menguasai 85 persen Afghanistan.
Militan Taliban telah melancarkan serangan besar dalam beberapa pekan terakhir, merebut sebagian besar wilayah, mendorong ribuan tentara melarikan diri atau menyerah, hingga merebut gudang senjata berat AS di Afghanistan.
Baca juga: Taliban Makin Kuat, Afghanistan Siap-siap Minta Bantuan Militer India
Mereka telah merajalela ketika AS, Inggris, dan negara-negara Barat lain menarik pasukan terakhir yang tersisa di Afghanistan, setelah hampir 20 tahun perang.
Sementara, Taliban tidak menunjukkan tanda-tanda memperlunak serangan seporadis mereka, dan justru berencana untuk menerapkan aturan keras versinya, jika mereka terbukti menang.
Di sisi lain, warga Afghanistan semakin khawatir tentang tindakan biadab yang akan diterapkan pasukan militan, seperti yang dilansir dari The Sun pada Selasa (13/7/2021).
Baca juga: Mantan Presiden George W Bush Kritik Penarikan Pasukan AS dari Afghanistan
Seorang ayah di Afghanistan, Haji Rozi Baig mengatakan bahwa Taliban telah mengambilalih distrik Khwaja Bahauddin, provinsi Takhar, bekas markas Aliansi Utara pada Juni, telah memicu kekhawatiran bahwa para militan akan secara paksa menikahi putri mereka.
"Di bawah kendali pemerintah, kami senang dan setidaknya menikmati kebebasan," kata Baig, menurut laporan Financial Times.
"Sejak Taliban mengambil alih, kami merasa tertekan," ucap ayah ini.
"Di rumah, kami tidak bisa berbicara keras, tidak bisa mendengarkan musik, dan wanita tidak bisa ke pasar Jumat," lanjutnya.
"Mereka bertanya tentang anggota keluarga. Komandan (Taliban) mengatakan Anda tidak boleh menjaga anak perempuan di atas usia 18 tahun, itu berdosa, mereka harus menikah," terangnya.
"Saya yakin keesokan harinya mereka akan datang dan mengambil putri saya yang berusia 23 dan 24 tahun dan menikahi mereka dengan paksa," ungkap seorang ayah penuh cemas tentang masa depan putrinya.
Baca juga: Tak Ingin Bertempur di Kota, Taliban Minta Warga Afghanistan Menyerah
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.