Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Hancurkan Komunisme!" Seruan Orang Kuba-Amerika di Miami dan Washington

Kompas.com - 13/07/2021, 18:04 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber AFP

HAVANA, KOMPAS.com - Ribuan orang Kuba-Amerika berdemo di Miami dan Washington dengan mengibarkan bendera Kuba dan Amerika Serikat pada Senin (12/7/2021) untuk mendukung pengunjuk rasa anti-pemerintah Kuba yang menuntut perubahan.

"Ini adalah momen, tidak ada lainnya, dan ini adalah tanda pasti bahwa Komunisme akan jatuh. Hancurkan komunisme!" kata Humberto Ponce Diaz dalam demonstrasi di lingkungan "Little Havana" Miami.

Wali kota Miami Francis Suarez bergabung dengan protes yang menurut media lokal menarik massa 5.000 orang, dan bahkan mendesak Amerika Serikat untuk campur tangan, seperti yang dilansir dari AFP pada Selasa (13/7/2021).

Baca juga: Presiden Kuba: Protes Bagian dari Rencana AS untuk “Memecah” Partai Komunis

"Enam puluh tahun Komunis hidup, kekejaman dan penindasan tidak dapat bertahan lebih lama lagi!" ujar Suarez menulis di Twitter, setelah mengatai polisi Kuba yang memukul dan menahan sejumlah pengunjuk rasa.

"Kami memohon Amerika Serikat untuk mengambil tindakan ketika kami berunjuk rasa dengan damai di jalanan Miami," harapnya seperti yang dilansir dari AFP pada Selasa (13/7/2021).

Seruan perang "Tanah Air dan Kehidupan!" yang banyak terpampang di kaos-kaos mereka, yang diciptakan untuk menentang slogan Partai Komunis sendiri, "Tanah Air atau Kematian!"

Protes di Kuba dipicu oleh kemarahan terhadap krisis ekonomi yang memperburuk kondisi kekurangan pangan dan obat-obatan, serta pemadaman listrik bergilir di musim panas yang terik.

Baca juga: Demo Terbesar dalam 3 Dekade di Kuba Pecah karena Kelaparan

Pengunjuk rasa di puluhan kota di Kuba juga menyerukan untuk vaksinasi Covid-19 lebih banyak, ketika jumlah kasus semakin melonjak di seluruh negeri.

Mereka berteriak, "Kami lapar", "Kemerdekaan", dan "Runtuhkan kediktatoran".

Itu adalah mobilisasi rakyat nasional pertama melawan pemerintah sejak revolusi 1959 yang membawa mendiang Fidel Castro ke tampuk kekuasaan.

Biasanya, unjuk rasa resmi di Kuba adalah yang diselenggarakan oleh Partai Komunis itu sendiri.

Meskipun Presiden Miguel Diaz-Canel mengakui "ketidakpuasan" beberapa masyarakat Kuba, dia juga menuduh Washington ingin memprovokasi "wabah sosial," dan memberi loyalis Partai Komunis sebuah "perintah perang" untuk menghadapi para pengunjuk rasa.

Di Florida, Gubernur negara bagian Ron DeSantis mengatakan di Twitter bahwa "Florida mendukung rakyat Kuba yang turun ke jalan melawan rezim tirani di Havana."

Baca juga: Demonstrasi Pecah di Kuba, Aksi Terbesar sejak 1994

Protes di Gedung Putih

Banyak orang Kuba yang tinggal di Amerika Serikat berharap protes pada Minggu (11/7/2021) dapat membuat berakhirnya pemerintahan Komunis.

Pada Senin (12/7/2021), 25 warga Kuba memprotes di depan Gedung Putih di ibu kota AS, menuntut agar Presiden Joe Biden mengambil tindakan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

 Pertama Kali, Korea Utara Tampilkan Foto Kim Jong Un Beserta Ayah dan Kakeknya

Pertama Kali, Korea Utara Tampilkan Foto Kim Jong Un Beserta Ayah dan Kakeknya

Global
Penumpang Singapore Airlines Dirawat Intensif, 22 Cedera Tulang Belakang, 6 Cedera Tengkorak

Penumpang Singapore Airlines Dirawat Intensif, 22 Cedera Tulang Belakang, 6 Cedera Tengkorak

Global
Krisis Kemanusiaan Gaza Kian Memburuk, Operasi Kemanusiaan Hampir Gagal

Krisis Kemanusiaan Gaza Kian Memburuk, Operasi Kemanusiaan Hampir Gagal

Global
Nikki Haley, Saingan Paling Keras Trump Berbalik Arah Dukung Trump

Nikki Haley, Saingan Paling Keras Trump Berbalik Arah Dukung Trump

Global
Rusia Serang Kharkiv, Ukraina Evakuasi 10.980 Orang

Rusia Serang Kharkiv, Ukraina Evakuasi 10.980 Orang

Global
Menerka Masa Depan Politik Iran Setelah Kematian Presiden Raisi

Menerka Masa Depan Politik Iran Setelah Kematian Presiden Raisi

Global
Ongkos Perang Ukraina Mulai Bebani Negara Barat

Ongkos Perang Ukraina Mulai Bebani Negara Barat

Global
Israel Mulai Dikucilkan Negara-negara Eropa, Bisakah Perang Segera Berakhir?

Israel Mulai Dikucilkan Negara-negara Eropa, Bisakah Perang Segera Berakhir?

Global
Rangkuman Hari Ke-819 Serangan Rusia ke Ukraina: Pemulangan 6 Anak | Perebutan Desa Klischiivka

Rangkuman Hari Ke-819 Serangan Rusia ke Ukraina: Pemulangan 6 Anak | Perebutan Desa Klischiivka

Global
China 'Hukum' Taiwan yang Lantik Presiden Baru dengan Latihan Militer

China "Hukum" Taiwan yang Lantik Presiden Baru dengan Latihan Militer

Global
UPDATE Singapore Airlines Alami Turbulensi, 20 Orang Masuk ICU di RS Thailand

UPDATE Singapore Airlines Alami Turbulensi, 20 Orang Masuk ICU di RS Thailand

Global
Rusia Duduki Lagi Desa yang Direbut Balik Ukraina pada 2023

Rusia Duduki Lagi Desa yang Direbut Balik Ukraina pada 2023

Global
AS-Indonesia Gelar Lokakarya Energi Bersih untuk Perkuat Rantai Pasokan Baterai-ke-Kendaraan Listrik

AS-Indonesia Gelar Lokakarya Energi Bersih untuk Perkuat Rantai Pasokan Baterai-ke-Kendaraan Listrik

Global
Inggris Juga Klaim China Kirim Senjata ke Rusia untuk Perang di Ukraina

Inggris Juga Klaim China Kirim Senjata ke Rusia untuk Perang di Ukraina

Global
3 Negara Eropa Akan Akui Negara Palestina, Israel Marah

3 Negara Eropa Akan Akui Negara Palestina, Israel Marah

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com