Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Viral Video Pria Malaysia Disuntik Vaksin Kosong, Ini Respons Depkes Selangor

Kompas.com - 08/07/2021, 20:00 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

KAPAR, KOMPAS.com - Video viral oleh Simon Ng yang mengaku disuntik vaksin Covid-19 dosis kosong, ditanggapi oleh Departemen Kesehatan Negara Bagian Selangor.

Menurut mereka, penyuntikan dosis kosong hampir tidak mungkin dan memberikan enam alasannya.

Berikut adalah isi pernyataan dari Departemen Kesehatan Negara Bagian Selangor, dikutip dari World of Buzz pada Kamis (8/7/2021).

Baca juga: Pria Malaysia Klaim Disuntik Vaksin Pfizer Kosongan, Ini Kronologinya

  1. Vaksinator yang terlibat dilatih dan beretika, selain dipekerjakan secara resmi oleh departemen kesehatan negara bagian.
  2. Sedikitnya 2 personel terlibat dalam pemberian suntikan vaksin di setiap stasiun.
  3. Yang satu berperan sebagai pemberi vaksin, sedangkan yang lain menjadi saksi saat vaksin diberikan.
  4. Orang yang menyiapkan vaksin akan menggunakan jarum suntik untuk mengambil vaksin dari botol dengan jumlah tertentu, kemudian akan memberikannya kepada pemberi vaksin. Orang ini juga memastikan bahwa tidak ada jarum suntik kosong yang tergeletak di troli vaksinator.
  5. Sebelum penyuntikan, pemberi vaksin bertanggung jawab mencatat jenis vaksin yang akan diberikan berdasarkan penandaan yang dilakukan saat pendaftaran pasien.
  6. Setelah penyuntikan, jarum suntik akan dibuang ke tempat sampah khusus.

Dengan mengikuti SOP secara menyeluruh, Depkes Selangor menyatakan hampir tidak mungkin ada kejadian suntikan dosis kosong kepada penerima vaksin corona.

Baca juga: 2.500 Orang di India Jadi Korban Vaksin Covid-19 Palsu

Cerita versi Simon Ng

Simon mengklaim telah disuntik vaksin Pfizer dosis kosong di Rumah Sakit Banting pada Selasa (6/7/2021).

Ia kemudian mengunggah video proses vaksinasinya di media sosial, dan mengajukan aduan ke polisi.

Pria asal kota Kapar itu bercerita, saat menunggu giliran dia melihat banyak jarum suntik yang diletakkan di atas meja, semuanya berisi cairan.

Kemudian Saat akan disuntik, Simon mengaku diinstruksikan oleh petugas medis agar mengalihkan pandangan dari lengannya, dan dia melakukannya.

Namun Simon mengarahkan kamera ponselnya ke lengan kiri untuk merekam prosesnya.

Kepada World of Buzz pada Kamis (8/7/2021) dia mengatakan, seluruh proses penyuntikan sangat cepat dan tidak sakit, tapi terasa seperti ada yang salah.

Lalu setelah keluar dari bilik vaksinasi, dia mengeluarkan ponselnya untuk menonton ulang prosesnya.

Baca juga: 2.500 Orang di India Tertipu Vaksin Palsu Covid-19 Berisi Garam

Setelah menonton videonya, dia memperhatikan jarum suntiknya tidak mengandung cairan. Bisa Anda lihat di sini.

Simon langsung menghampiri petugas medis dan menunjukkan kepada mereka video tersebut, tapi mereka tidak merespons.

Keempat petugas medis di bilik vaksinasi akhirnya mau memberinya suntikan kedua, tetapi Simon mengklaim disuruh menghapus video tadi.

Namun Simon hanya menghapus beberapa video serta foto, dan tetap menyimpan file aslinya.

Setelah menerima suntikan kedua di tempat yang sama, dia mengatakan kali ini rasanya berbeda.

Baca juga: Video Viral Suntikan Vaksin Covid-19 dengan Dosis Kosong di India

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Global
Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Global
Sekitar 300.000 Warga Palestina Dilaporkan Mengungsi dari Rafah Timur

Sekitar 300.000 Warga Palestina Dilaporkan Mengungsi dari Rafah Timur

Global
Pria Rusia Dituntut karena Mewarnai Rambutnya Kuning, Biru, dan Hijau

Pria Rusia Dituntut karena Mewarnai Rambutnya Kuning, Biru, dan Hijau

Global
Otoritas Cuaca AS Sebut Dampak Badai Matahari Kuat yang Hantam Bumi

Otoritas Cuaca AS Sebut Dampak Badai Matahari Kuat yang Hantam Bumi

Global
Tabrakan 2 Kereta di Argentina, 57 Orang Dilarikan ke Rumah Sakit

Tabrakan 2 Kereta di Argentina, 57 Orang Dilarikan ke Rumah Sakit

Global
Inggris Cabut Visa Mahasiswa Pro-Palestina yang Protes Perang Gaza

Inggris Cabut Visa Mahasiswa Pro-Palestina yang Protes Perang Gaza

Global
3 Warisan Dokumenter Indonesia Masuk Daftar Memori Dunia UNESCO

3 Warisan Dokumenter Indonesia Masuk Daftar Memori Dunia UNESCO

Global
Israel Kirim 200.000 Liter Bahan Bakar ke Gaza Sesuai Permintaan

Israel Kirim 200.000 Liter Bahan Bakar ke Gaza Sesuai Permintaan

Global
China Buntuti Kapal AS di Laut China Selatan lalu Keluarkan Peringatan

China Buntuti Kapal AS di Laut China Selatan lalu Keluarkan Peringatan

Global
AS Kecam Israel karena Pakai Senjatanya untuk Serang Gaza

AS Kecam Israel karena Pakai Senjatanya untuk Serang Gaza

Global
9 Negara yang Tolak Dukung Palestina Jadi Anggota PBB di Sidang Majelis Umum PBB

9 Negara yang Tolak Dukung Palestina Jadi Anggota PBB di Sidang Majelis Umum PBB

Global
Jumlah Korban Tewas di Gaza Dekati 35.000 Orang, Afrika Selatan Desak IJC Perintahkan Israel Angkat Kaki dari Rafah

Jumlah Korban Tewas di Gaza Dekati 35.000 Orang, Afrika Selatan Desak IJC Perintahkan Israel Angkat Kaki dari Rafah

Global
Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Global
ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com