“Kami ingin memperluas bisnis, membangun lumbung dalam ruangan, tetapi kami tidak bisa. Ini dilarang,” katanya kepada Al Jazeera.
“Apa yang saya lakukan adalah satu-satunya pekerjaan yang saya tahu. Saya hanya bisa menjadi penjaga malam setelah tempat-tempat ini menjadi pemukiman.”
Baca juga: Erdogan Resmikan Masjid di Taksim Square Istanbul
Bangunan pertama proyek adalah jembatan jalan delapan jalur, 840 meter (sekitar setengah mil). Infrastruktur itu akan menghubungkan ke jalan raya Marmara Utara yang juga menghubungkan proyek infrastruktur terbaru lainnya, bandara baru dan jembatan Bosphorus ketiga.
Wali Kota Istanbul Ekrem Imamoglu, yang mewakili oposisi utama Partai Rakyat Republik Turki, menyebut upacara Sabtu sebagai “ilusi” soal rencana jalan raya daripada kanal.
“Pembangunan jembatan di sini tidak ada hubungannya dengan proyek kanal. Ini ada hubungannya dengan hub jalan raya," katanya dalam konferensi pers di Sazlidere.
Samuel Ramani, seorang analis Timur Tengah, mengatakan peningkatan lalu lintas 15 kali lipat di Bosphorus selama setengah abad terakhir merupakan masalah serius.
Hal itu, menurutnya butuh penyelesaian yang harus mempertimbangkan masalah lingkungan dan geopolitik. Termasuk laporan bahwa sebagian besar pendanaan proyek akan datang dari China.
“Menyimpang dari kemacetan di Bosphorus adalah argumen yang valid,” katanya kepada Al Jazeera.
“Tetapi kemudian pertanyaan lain adalah – apakah itu membebani biaya lingkungan dan apakah itu juga berpotensi menimbulkan ancaman bagi kedaulatan Turki jika proyek tersebut (dibiayai) oleh China?”
Baca juga: Erdogan Dikecam AS gara-gara Kritik Pedas yang Dianggap Anti-Semit
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.