Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

751 Kuburan Tak Bertanda Ditemukan Lagi di Kanada, di Sekolah Asrama Abad ke-19

Kompas.com - 25/06/2021, 09:26 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

OTTAWA, KOMPAS.com - Di sekolah asrama di provinsi Saskatchewan, Kanada yang beroperasi pada abad ke-19 ditemukan 751 kuburan tak bertanda, memunculkan desakan untuk pihak berwenang melakukan penyelidikan.

Cadmus Delorme Kepala dari Cowessess First Nation mengatakan bahwa penemuan 751 kuburan tak bertanda di situs sekolah asrama Marieval Indian atau disebut juga Grayson, itu terjadi setelah dilakukan pencarian dengan radar penembus tanah pada 2 Juni.

Penemuan ratusan kuburan tak bertanda di bekas sekolah asrama yang sekarang disebut sebagai "tempat kejadian kejahatan" terjadi hanya beberapa pekan setelah penemuan serupa di British Columbi.

Baca juga: Kanada Kembali Temukan Ratusan Kuburan Tak Bertanda di Bekas Sekolah Adat

"Ini bukan situs kuburan massal. Ini adalah kuburan tak bertanda," kata Delorme pada konferensi pers pada Kamis (24/6/2021) pagi waktu setempat.

Ia menambahkan bahwa penemuan itu telah "membuka kembali rasa sakit" yang diderita banyaak orang di sekolah. "Kuburan itu ada di sana. Ini nyata," ucapnya, seperti yang dilansir dari The Guardian pada Kamis (24/6/2021).

Pada abad ke-19, lebih dari 150.000 anak-anak First Nation dipaksa masuk sekolah-sekolah Kristen yang didanai negara sebagai bagian dari program untuk mengasimilasi mereka ke dalam masyarakat Kanada.

Anak-anak dipaksa masuk Kristen dan tgidak diizinkan berbicara bahasa ibu mereka. Banyak dari anak-anak itu kemudian dipukuli, dicaci maki, dan ribuan meninggal karena penyakit, penelantaran, dan bunuh diri.

Cowessess First Nation mengatakan bahwa jumlah kuburan tak bertanda di situs tersebut adalah "yang paling besar hingga saat ini di Kanada".

Baca juga: Kuburan Massal Berisi 123 Korban ISIS Terungkap 2 Tahun setelah Kekalahan Kelompok Itu

Tidak diketahui berapa banyak jasad milik anak-anak atau apakah ada orang dewasa yang juga dikuburkan, kata Delorme.

Dia menambahkan bahwa penduduk setempat menuduh bahwa batu nisan kuburan dipindahkan secara ilegal.

“Kami tidak memindahkan batu nisan. Menghilangkan batu nisan adalah kejahatan di negara ini. Dan kami memperlakukan ini seperti TKP,” ujarnya mengklarifikasi.

Pada bulan lalu, kuburan 215 anak-anak yang di antaranya berusia 3 tahun ditemukan di sekolah asrama Pribumi terbesar di Kanada dekat Kamloops, British Columbia.

Sekolah Marieval beroperasi dari 1898 hingga 1996 sekitar 140 km sebelah timur Regina, ibu kota Saskatchewan.

The Cowessess First Nation mengambil alih pemakaman sekolah dari gereja Katolik pada 1970-an.

Berita tentang penemuan itu memicu curahan kesedihan dan frustrasi baru dari para pemimpin nasional.

Baca juga: Tersangka Insiden Kereta Gantung Italia Menyesal dan Berjanji Berdoa di Kuburan Korban

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

Global
Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Global
Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Global
AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

Global
Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Global
Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Global
Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Internasional
Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Global
Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Global
Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Global
Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Global
Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com