Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kanada Kembali Temukan Ratusan Kuburan Tak Bertanda di Bekas Sekolah Adat

Kompas.com - 24/06/2021, 17:32 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Reuters

TORONTO, KOMPAS.com - Ratusan kuburan tak bertanda telah ditemukan di dekat bekas sekolah anak-anak penduduk asli Kanada di Kamloops, British Columbia, menurut laporan media lokal pada Rabu (23/6/2021).

Temuan itu hanya selang beberapa minggu dari penemuan jenazah 215 anak pada lokasi yang berdekatan, yang memberikan gelombang keprihatinan ke seluruh Kanada.

Baca juga: Jasad 215 Anak Ditemukan di Bekas Sekolah Asrama, Buka Luka Lama Masa Kolonial

Federation of Sovereign Indigenous Nations (FSIN) menyatakan jumlah kuburan tak bertanda yang baru ditemukan adalah "yang paling signifikan hingga saat ini di Kanada."

Pernyataan itu tidak menyebutkan angka.

Pernyataan awal komunitas asli Kanada itu mengumumkan akan ada konferensi pers pada Kamis (24/6/2021), terkait "penemuan yang mengerikan dan mengejutkan dari ratusan kuburan tak bertanda di lokasi bekas Sekolah Asrama Indian Marieval" di Saskatchewan.

Penemuan jenazah 215 anak-anak adat di kawasan sekolah asrama itu sebelumnya, memaksa warga Kanada menghadapi warisan sistem kekerasan dan asimilasi di masa lalu.

Reuters mewartakan, sistem sekolah asrama Kanada secara paksa memisahkan sekitar 150.000 anak pribumi dari keluarga mereka antara 1831 hingga 1996.

Anak-anak itu kemudian diketahui mengalami kekurangan gizi dan dilecehkan secara fisik dan seksual.

Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi Kanada pada 2015, menyatakan sistem itu sebagai "genosida budaya."

Baca juga: Ribuan Orang Turun ke Jalan, Tunjukan Dukungan Bagi Keluarga Muslim Kanada yang Tewas

Orang-orang yang selamat yang berbicara dengan Reuters mengingat kelaparan terus-menerus dan kesepian yang menghantui mereka. Sekolah-sekolah itu dijalankan di bawah ancaman dan sering menggunakan kekerasan.

Pemerintah federal Kanada meminta maaf atas sistem tersebut pada 2008. Sementara Gereja Katolik Roma, yang mengelola sebagian besar sekolah, belum meminta maaf.

Awal bulan ini, Paus Fransiskus mengatakan dia sedih atas temuan itu. {ernyataan yang ditolak oleh para penyintas.

Baca juga: Operasi Kontra-Terorisme JTF 2 Kanada, Totalitas Membantu AS

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com