Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

India Dikhawatirkan Alami Gelombang Ketiga Covid-19, 3 Bulan Lagi

Kompas.com - 24/06/2021, 17:31 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber BBC

NEW DELHI, KOMPAS.com - India mulai membuka kegiatan normal setelah lockdown dilakukan selama gelombang kedua Covid-19 yang parah pada April dan Mei.

Namun, para ahli kesehatan mempertanyakan kesiapan dari pemerintah negara bagian India untuk membuka kegiatan normal, karena diperkirakan gelombang ketiga Covid-19 dapat terjadi dalam 12-16 pekan lagi.

Selain itu, ada kekhawatiran tentang varian Delta plus yang banyak dibicarakan dapat melemahkan penggunaan vaksin Covid-19.

Delta plus terkait dengan varian Delta, yang diidentifikasi sebagai penyebab terjadinya gelombang kedua Covid-19 di India.

Namun, seberapa besar potensi bahaya gelombang ketiga Covid-19 di India?

Baca juga: Varian Delta Dominasi 90 Persen Kasus Baru Covid-19 di Uni Eropa

Protokol kesehatan Covid-19

Jumlah rata-rata kasus harian Covid-19 di India telah turun menjadi lebih dari 50.000 dalam beberapa hari terakhir, turun dari puncak 400.000 pada Mei. Penurunan jumlah sebagian besar disebabkan oleh lockdown ketat oleh negara bagian.

Kerumunan di pasar, demonstrasi pemilu, dan festival keagamaan, disebut juga sebagai pemicu terjadinya gelombang kedua Covid-19.

Keputusan kebijakan yang buruk, pengawasan yang buruk, dan mengabaikan peringatan dini adalah beberapa alasan lainnya dari krisis kesehatan itu terjadi.

Para ahli mengatakan, jika kesalahan yang sama terulang, itu bisa mempercepat gelombang ketiga.

Dr Chandrakant Lahariya, pakar kebijakan publik dan sistem kesehatan mengatakan, India sekali lagi berada pada fase yang sulit dan bagaimana orang berperilaku akan sangat menentukan nasib gelombang Covid-19 berikutnya.

Dia mengatakan penting bahwa negara membuka kembali ekonomi secara bertahap. "Jika kita terburu-buru membuka kembali dan orang-orang tidak mengikuti protokol keselamatan Covid-19, kita hanya membantu virus menyebar lebih cepat."

Dia menyarankan bahwa protokol kesehatan perlu diterapkan pada "tingkat lokal", jika pasar dan bisnis tertentu tidak mengikuti aturan, mereka harus dihukum.

Baca juga: Para Ahli Sebut Terlalu Dini Simpulkan Risiko Varian Delta Plus

Bisakah varian baru Covid-19 menimbulkan ancaman?

Varian Delta sebagian besar mendorong gelombang kedua. Para ahli percaya bahwa lebih banyak varian Covid-19 seperti itu dapat muncul di masa depan, jika virus dibiarkan menyebar melalui populasi yang masih rentan.

Kemudian, pemerintah India telah mengumumkan bahwa varian lebih baru dari Covid-19, bernama Delta plus, adalah "varian yang menjadi perhatian" selanjutnya.

Saat ini, memang tidak ada cukup data untuk mengatakan bahwa varian Delta plus dapat menyebabkan gelombang ketiga di India. Namun para ahli mengatakan skenario "bisa berubah dalam beberapa pekan".

Halaman:

Terkini Lainnya

Tabrakan 2 Kereta di Argentina, 57 Orang Dilarikan ke Rumah Sakit

Tabrakan 2 Kereta di Argentina, 57 Orang Dilarikan ke Rumah Sakit

Global
Inggris Cabut Visa Mahasiswa Pro-Palestina yang Protes Perang Gaza

Inggris Cabut Visa Mahasiswa Pro-Palestina yang Protes Perang Gaza

Global
3 Warisan Dokumenter Indonesia Masuk Daftar Memori Dunia UNESCO

3 Warisan Dokumenter Indonesia Masuk Daftar Memori Dunia UNESCO

Global
Israel Kirim 200.000 Liter Bahan Bakar ke Gaza Sesuai Permintaan

Israel Kirim 200.000 Liter Bahan Bakar ke Gaza Sesuai Permintaan

Global
China Buntuti Kapal AS di Laut China Selatan lalu Keluarkan Peringatan

China Buntuti Kapal AS di Laut China Selatan lalu Keluarkan Peringatan

Global
AS Kecam Israel karena Pakai Senjatanya untuk Serang Gaza

AS Kecam Israel karena Pakai Senjatanya untuk Serang Gaza

Global
9 Negara yang Tolak Dukung Palestina Jadi Anggota PBB di Sidang Majelis Umum PBB

9 Negara yang Tolak Dukung Palestina Jadi Anggota PBB di Sidang Majelis Umum PBB

Global
Jumlah Korban Tewas di Gaza Dekati 35.000 Orang, Afrika Selatan Desak IJC Perintahkan Israel Angkat Kaki dari Rafah

Jumlah Korban Tewas di Gaza Dekati 35.000 Orang, Afrika Selatan Desak IJC Perintahkan Israel Angkat Kaki dari Rafah

Global
Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Global
ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

Global
143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

Global
AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

Global
[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

Global
Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Global
Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com