Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AS Bisa Perlambat Tarik Pasukan di Afghanistan jika Taliban di Atas Angin

Kompas.com - 22/06/2021, 20:48 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber BBC

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - AS disebut bisa memperlambat penarikan pasukan dari Afghanistan, di tengah kemenangan yang didapat Taliban.

Juru bicara Pentagon John Kirby mengatakan, mereka masih menghormati tenggat waktu penarikan pada 11 September.

Namun kata Kirby, proses pemulangan militer yang sudah separuh berjalan ini bisa saja mengalami perubahan.

Baca juga: Berencana Tarik Pasukan AS, Biden Segera Bertemu Presiden Afghanistan

Sejak AS maupun sekutunya di NATO mempersiapkan kepulangan tentara, kekerasan di Afghanistan dilaporkan meningkat.

Selama sebulan terakhir, Taliban mengintensifkan serangan dan mampu merebut setidaknya 30 distrik.

Media lokal memberitakan, kelompok pemberontak itu juga menyita banyak peralatan militer, maupun membunuh dan melukai puluhan tentara.

Pemerintah Afghanistan membantah mereka kalah, dan mengeklaim mereka melakukan "mundur taktis". Tak dijelaskan berapa banyak anggota Taliban yang tewas atau terluka.

Pemberontak mengeklaim mereka keseluruhan Provinsi Kunduz, dengan ibu kota provinsi yang masih digenggam pemerintah.

AP via BBC Selasa (22/6/2021) memberitakan, polisi mengungkapkan kelompok itu sudah mengepung kota yang juga bernama Kunduz.

Baca juga: Banyak Tentara Jadi Korban Lawan Taliban, Presiden Afghanistan Copot Menhan dan Mendagri

Pasukan pemerintah berusaha memberikan perlawanan balik, dan mendapatkan dua distrik pada Minggu (20/6/2021).

Kirby berujar, situasi di Afghanistan begitu cepat berubah karena serangan Taliban yang disertai kekerasan.

"Jika memang ada perubahan, baik pada skala maupun durasi pemulangan, maka kami harus siap mengeksekusinya," papar Kirby.

Kirby menjelaskan, mereka secara rutin memantau situasi lapangan untuk menyiapkan sejumlah sumber daya guna mengamankan kepulangan militer.

Baca juga: PBB: Afghanistan Terancam Hadapi Peningkatan Kekerasan saat Penarikan Pasukan AS

Presiden Joe Biden sudah menyatakan, proses pemulangan bisa terjadi setelah AS memastikan Afghanistan tak jadi markas kelompok teroris.

Namun, pakar menuturkan jika "Negeri Uncle Sam" memilih pulang, maka negara tersebut bisa kembali jatuh ke tangan Taliban.

Belum lagi adanya dugaan kuat bahwa Al-Qaeda masih menancapkan kukunya bersama dengan milisi pemberontak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Global
[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

Global
Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Global
Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Global
Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Global
Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Global
Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Global
Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Global
Sekitar 300.000 Warga Palestina Dilaporkan Mengungsi dari Rafah Timur

Sekitar 300.000 Warga Palestina Dilaporkan Mengungsi dari Rafah Timur

Global
Pria Rusia Dituntut karena Mewarnai Rambutnya Kuning, Biru, dan Hijau

Pria Rusia Dituntut karena Mewarnai Rambutnya Kuning, Biru, dan Hijau

Global
Otoritas Cuaca AS Sebut Dampak Badai Matahari Kuat yang Hantam Bumi

Otoritas Cuaca AS Sebut Dampak Badai Matahari Kuat yang Hantam Bumi

Global
Tabrakan 2 Kereta di Argentina, 57 Orang Dilarikan ke Rumah Sakit

Tabrakan 2 Kereta di Argentina, 57 Orang Dilarikan ke Rumah Sakit

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com