Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hacker Korea Utara Retas Lembaga Think Tank Nuklir Korea Selatan

Kompas.com - 21/06/2021, 13:54 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

SEOUL, KOMPAS.com – Sebuah kelompok hacker Korea Utara dituding melakukan serangan siber terhadap lembaga think tank nuklir yang dikelola Korea Selatan bulan lalu.

Kabar tersebut disampaikan seorang anggota parlemen Korea Selatan, Ha Tae-keung, pada Jumat (18/6/2021) pekan lalu.

Ha merupajan anggota komite intelijen parlemen Korea Selatan sekaligus berdiri sebagai oposisi pemerintah Korea Selatan sebagaimana dilansir The Independent.

Baca juga: Utusan AS untuk Korea Utara Harap Pyongyang Beri Tanggapan Positif

Dia mengatakan, sebanyak 13 IP address yang tidak sah terdeteksi mengakses sistem intranet Institut Penelitian Energi Atom Korea (KAERI) pada 14 Mei.

Mengutip sebuah laporan dari perusahaan keamanan siber yang berbasis di Seoul, IssueMakersLab, Ha menuturkan setidaknya satu IP address dari ke-13 itu dapat terlacak.

Dari hasil pelacakan, IP address tersebut bermuara pada kelompok hacker Korea Utara, Kimsuky.

Tahun lalu, Kimsuky dituduh sebagai kelompok yang menargetkan perusahaan farmasi pengembang vaksin virus corona di AS, Inggris, dan Korea Selatan.

Baca juga: Krisis Pangan Korea Utara Menjalar ke Bahan Non-pokok, Harga Kopi Rp 1 Jutaan Sebungkus

Ha mengatakan, pelanggaran siber itu dapat menimbulkan risiko keamanan yang serius jika ada informasi penting yang bocor ke Korea Utara.

Pasalnya, KAERI adalah lembaga think tank terbesar di Korea Selatan yang mempelajari berbagai teknologi nuklir.

Seorang pejabat KAERI mengatakan, dia sudah melaporkan mengenai pelanggaran siber tersebut kepada pemerintah pada 31 Mei karena baru mengetahuinya.

Namun, Ha menuduh KAERI menutupi insiden itu pada awalnya.

Baca juga: Korea Utara Mulai Krisis Pangan, Harga Pisang di Sana Rp 640.000

Dia mengatakan, KAERI tidak mungkin tidak mengetahui pelanggaran tersebut dari awal. Ha lantas meminta pemerintah untuk mengungkapkan apa yang terjadi.

“Sejak pemerintahan Moon Jae-in (Presiden Korea Selatan) menjabat, pemerintah berusaha untuk tidak mengakui (upaya) peretasan dari Korea Utara,” ujar Ha yang merupakan oposisi.

Di sisi lain, seorang pejabat di kementerian sains dan teknologi Korea Selatan menyatakan, pihaknya belum menemukan bukti bahwa Korea Utara berada di balik peretasan itu.

Sebelum ini, Korea Selatan kerap kali menuduh Korea Utara melakukan serangan siber.

Pada November 2020, Korea Selatan mengatakan badan intelijennya menggagalkan upaya Pyongyang dalam meretas perusahaan yang mengembangkan vaksin Covid-19.

Baca juga: Kim Jong Un Akui Korea Utara Krisis Pangan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com