Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setelah Bertemu, Putin Akui Biden Orang yang Berpengalaman

Kompas.com - 17/06/2021, 06:22 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber AFP

JENEWA, KOMPAS.com – Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dan Presiden Rusia Vladimir Putin akhirnya bertemu di sebuah vila di Jenewa, Swiss, pada Rabu (16/6/2021).

Setelah pertemuan itu usai, Putin menganggap pertemuan tatap muka pertamanya dengan Biden sebagai pertemuan yang konstruktif.

Pemimpin Rusia tersebut menambahkan, baik dia dan Biden sepakan untuk melakukan pembahasan lebih lanjut mengenai keamanan siber dan kontrol senjata.

Baca juga: Berjabat Tangan, Pertemuan Biden dan Putin Resmi Dimulai

"Pembicaraan itu benar-benar konstruktif", kata Putin kepada wartawan setelah berbicara dengan Biden di Jenewa.

Dia menggambarkan Biden sebagai orang yang sangat konstruktif, seimbang, dan sangat berpengalaman.

“Anda dapat melihatnya segera,” tutur Putin sebagaimana dilansir AFP.

Putin menambahkan, Biden bahkan bercerita tentang keluarga dan ibunya. Dia menuturkan Biden juga membicarakan nilai-nilai moralnya dan menurutnya itu cukup menarik.

Baca juga: Biden dan Putin Akhirnya Bertemu, Saling Lempar Nada Positif


Dia berujar, kedua belah pihak sepakat untuk memulai konsultasi tentang keamanan siber.

Putin menyebut bahwa AS memiliki masalah besar dengan peretasan dan penjahat siber sama halnya seperti Rusia.

Sebelum ini, Washington kerap menuduh Moskwa melakukan aktivitas siber yang agresif. Bakan, AS menuding Rusia ikut campur tangan dalam pemilu 2020.

AS menyebut aktivitas siber tersebut dilakukan baik oleh dinas keamanan Rusia mau pun peretas yang memiliki hubungan dengan Kremlin.

Baca juga: Profil Vladimir Putin, Penyuka Novel Intelijen yang jadi Presiden Rusia

Putin mengatakan, AS telah meminta informasi tentang 10 insiden keamanan siber terpisah dari Rusia dan Washington telah menerima jawaban lengkap dalam semua kasus itu.

"Rusia mengirim 45 permintaan seperti itu ke AS tahun lalu dan 35 tahun ini. Dan kami belum menerima satu pun jawaban,” tutur Putin.

Putin justru mengeklaim bahwa serangan siber terbesar di dunia dilakukan dari luar angkasa AS.

Pada April, pemerintahan Biden menjatuhkan serentetan sanksi kepada Rusia sebagai tanggapan atas serangan siber yang menargetkan badan-badan federal dan lebih dari 100 perusahaan di AS.

Baca juga: Jelang Pertemuan Biden-Putin, Rusia Gelar Latihan Militer Skala Besar Dekat Hawaii

Putin juga mengatakan, sebagai kekuatan nuklir terkemuka, kedua negara memiliki tanggung jawab khusus untuk menjaga stabilitas strategis di dunia.

Dia menambahkan, Biden telah membuat keputusan yang bertanggung jawab pada Februari karena mau memperpanjang perjanjian nuklir New START.

New START merupakan perjanjian pembatasan senjata nuklir terakhir yang tersisa antara Rusia dan AS.

"Pertanyaannya adalah apa yang akan terjadi selanjutnya. Kami sepakat bahwa konsultasi akan dimulai antara kementerian luar negeri dan pertahanan,” ucap Putin.

Baca juga: Jelang Bertatap Muka, Biden Puji Putin sebagai Musuh yang Layak

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Global
143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

Global
Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com