TEL AVIV, KOMPAS.com - Perdana Menteri Israel yang baru, Naftali Bennett, resmi menggulingkan Benjamin Netanyahu pada Minggu (13/6/2021).
Parlemen Israel atau Knesset yang beranggotakan 120 orang memilih Bennett sebagai PM baru Israel dengan selisih suara sangat tipis, 60 berbanding 59.
Lantas siapa Naftali Bennett dan bagaimana sepak terjangnya sampai menjadi perdana menteri baru Israel dan pengganti Benjamin Netanyahu?
Dilansir dari Institute for Middle East Understanding (IMEU), berikut adalah tujuh fakta tentangnya, termasuk karier militer Naftali Bennett.
Baca juga: Profil Naftali Bennett, Perdana Menteri Israel yang Baru, Kerap Serukan Caplok Tepi Barat
Naftali Bennett Lahir dari orang tua Amerika Serikat yang berimigrasi dari San Francisco ke Israel pada 1967.
Bennett adalah ultranasionalis sayap kanan yang dengan gigih menentang status negara Palestina.
Meski bukan orang Israel tulen, Bennett pada 2010-2012 menjadi kepala badan politik utama (Dewan Yesha) yang mewakili pemukim Israel di tanah Palestina yang diduduki, yang melanggar hukum internasional dan merupakan pendukung keras upaya pemukiman Israel.
Bennett yang direkrut dalam Pasukan Pertahanan Israel pada 1990 juga sempat bertugas di Sayeret Matkal (pasuken elite), dan Maglan sebagai komandan kompi.
Sarjana hukum dari Universitas Ibrani Yerusalem ini selama Perang Lebanon pada 2006 bertugas di unit pasukan khusus Maglan, dengan misi utama menghancurkan Hezbollah.
Baca juga: Karier Militer Naftali Bennet, PM Israel yang Baru, yang Kontroversial
Naftali Bennett adalah mantan anggota partai Likud. Dia dulu menjabat kepala staf Netanyahu dari 2006-2008.
Sebagai pemimpin partai Rumah Yahudi (2012-2018), ia adalah mitra kunci dalam pemerintahan koalisi Netanyahu, menjabat sebagai menteri pendidikan dan menteri urusan diaspora.
Dalam pemerintahan sebelumnya, pria kelahiran 25 Maret 1972 itu menjadi menteri ekonomi dan menteri layanan agama.
Dia juga menteri pendidikan (2015-2019) dan menteri pertahanan (2019-2020) di bawah Netanyahu. Pada 2018, ia meninggalkan Partai Rumah Yahudi untuk membentuk partai Kanan Baru.
Baca juga: Israel Punya Perdana Menteri Baru, Hamas Tegaskan Terus Melawan