Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Samudra Selatan Diklaim Layak Masuk Jajaran Samudra Dunia, Kenapa?

Kompas.com - 13/06/2021, 18:03 WIB
Tito Hilmawan Reditya,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Jumlah samudra resmi yang awalnya hanya lima, yakni Arktik, Atlantik, Pasifik, dan Hindia, kemungkinan bertambah satu setelah klaim dari National Geographic.

Pada hari laut sedunia 8 Juni lalu, NatGeo menyebut satu samudra baru di Bumi, yaitu Samudra Selatan atau Southern Ocean.

Para kartografer NatGeo menjelaskan, arus deras yang ada di Antartika menyebabkan perairan ini berbeda dengan yang lainnya dan layak memiliki nama sendiri.

Karena itulah, perairan ini dinamakan Samudra Selatan.

Baca juga: Jutaan Rumput Laut Menginvasi Samudra Atlantik, Ini Dampaknya

"Samudra Selatan telah lama diakui oleh para ilmuwan. Tapi karena tidak pernah ada kesepakatan internasional, kita tidak pernah secara resmi mengakuinya," ujar peneliti geografi NatGeo Alex Tait.

Para ahli memang sudah lama memperdebatkan apakah perairan di sekitar Antartika itu punya karakteristik berbeda dari samudra lainnya. Ataukah hanya perpanjangan dari Samudra Pasifik, Atlantik dan Hindia di bagian selatan.

Peneliti dan komite kebijakan peta National Geographic Society pun sudah mempertimbangkan penetapan samudra baru selama bertahun-tahun.

Pihaknya juga mengamati saat para ilmuwan dan pers sudah memakai istilah "Samudra Selatan" walau belum resmi.

Baca juga: Ilmuwan Temukan Lempeng Kuno Samudra Pasifik Terkubur di Bawah China, Apa Itu?

Perubahan itu, menurut NatGeo, sejalan inisiatif global untuk melestarikan lautan dunia. Juga agar lebih meningkatkan kesadaran publik pada wilayah khusus yang membutuhkan sorotan konservasi.

"Kami sudah selalu melabelinya, tetapi kali ini kami memberi label sedikit berbeda," ujar Alex.

"Perubahan ini adalah langkah terakhir. Kami ingin mengakuinya karena pemisahan ekologisnya," tambahnya.

Baca juga: Dampak Pemanasan Global, Fenomena Iklim Kuno Dapat Muncul Lagi di Samudra Hindia

Para ilmuwan memperkirakan, Arus Circumpolar Antartika (ACC) terbentuk sekitar 34 juta tahun yang lalu, saat benua ini terpisah dari Amerika Selatan. Memungkinkan adanya aliran air tanpa hambatan di sekitar dasar Bumi.

ACC mengalir dari barat ke timur di sekitar wilayah Antartika. Berpusat di sekitar garis lintang 60 derajat selatan, yakni garis yang ditetapkan sebagai batas utara Samudra Selatan.

Saat ini, para ilmuwan sedang mempelajari bagaimana perubahan iklim bisa mengubah lautan hingga melahirkan Samudra Selatan.

Mereka juga menyebut bahwa air laut yang bergerak melalui ACC bisa memanas. Hal ini telah dipelajari untuk mencari tahu seberapa besar pengaruhnya bagi Antartika.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Global
[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

Global
Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Global
Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Global
Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Global
Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Global
Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Global
Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com