Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dokter India Klaim Varian Delta Bisa Sebabkan Gangren dan Gangguan Pendengaran

Kompas.com - 10/06/2021, 07:01 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Daily Mail

NEW DELHI, KOMPAS.com - Dokter India mengklaim varian Covid-19 yang pertama muncul di India atau varian Delta membuat orang mengalami gangren dan gangguan pendengaran.

India digempur oleh varian baru Covid-19, yang dikenal sebagai B1617.2 atau varian Delta, pada musim semi dengan jutaan orang terinfeksi dan rumah sakit tumpah ke jalan.

Para ilmuwan mengatakan varian itu tampaknya yang paling menular yang pernah ditemukan. Hingga saat ini petugas medis bahkan menduga itu mungkin juga lebih berbahaya.

Baca juga: Covid-19 Merebak di Kebun Binatang, India Tutup Semua Cagar Alam Harimau

Selain gejala khas Covid-19, beberapa di India mengatakan mereka telah melihat peningkatan pasien yang datang dengan tuli, atau gangren yang disebabkan oleh pembekuan darah, Bloomberg melaporkan.

Kepala kesehatan di Inggris telah memperingatkan, bahwa tampaknya ada risiko lebih tinggi dari varian ini. Alhasil pasien yang terinfeksi varian delta kebanyakan harus mendapat perawatan di rumah sakit, berbeda dengan varian Kent yang sebelumnya dominan di Inggris.

Tetapi dokter di Inggris belum melaporkan gangren atau gangguan pendengaran, meskipun ada puluhan ribu kasus varian delta di negara itu.

Ini menunjukkan bahwa kemunculan infeksi yang menyertai varian Delta itu mungkin sangat langka. Atau bahkan hanya ditemukan di India sejauh ini.

Daily Mail melaporkan pada Selasa (8/6/2021) bahwa infeksi itu kemungkinan terjadi karena jutaan orang terinfeksi dalam waktu singkat. Mungkin juga infeksi terjadi secara kebetulan pada orang yang memiliki Covid-19 dan tidak disebabkan oleh varian sama sekali.

Kekhawatiran tentang seberapa cepat varian itu menyebar dan kemungkinan itu membuat vaksin kurang efektif menambah tekanan pada Perdana Menteri Inggris Boris Johnson untuk menunda mengakhiri lockdown pada 21 Juni.

Penasihat ilmiah mendesaknya untuk mendorongnya kembali mengulur waktu, untuk meluncurkan vaksin Covid-19.

Baca juga: Pejabat India Klaim Tanam Pohon Massal Bisa Jadi Solusi Masalah Krisis Oksigen di RS

Ancaman gejala baru

Seorang dokter mengatakan munculnya gejala baru lebih dari setahun ke dalam pandemi menunjukkan betapa tak terduganya virus itu.

Dr Abdul Ghafur, seorang ahli penyakit menular di Rumah Sakit Apollo di Chennai, mengatakan kepada Bloomberg: “Kami membutuhkan lebih banyak penelitian ilmiah untuk menganalisis apakah presentasi klinis yang lebih baru ini terkait dengan B.1.617 atau tidak.”

Belum ada tanda-tanda yang jelas bahwa varian Brasil atau Afrika Selatan, mutan pertama yang mengkhawatirkan para ilmuwan, menyebabkan gejala yang berbeda dengan strain lain.

Tetapi sejumlah dokter sekarang dilaporkan melihat masalah yang tidak biasa pada orang yang didiagnosis dengan virus tersebut.

Selain gejala khas seperti kehilangan nafsu makan, sakit perut, diare dan nyeri sendi, beberapa juga mengalami gangren atau gangguan pendengaran.

Baca juga: Dianggap Najis, Wanita Haid di India Diasingkan ke Gubuk Menstruasi

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Global
[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

Global
Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Global
Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Global
Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Global
Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Global
Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com