Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dianggap Najis, Wanita Haid di India Diasingkan ke Gubuk Menstruasi

Kompas.com - 08/06/2021, 07:00 WIB
Aditya Jaya Iswara

Editor

MUMBAI, KOMPAS.com - "Gubuk menstruasi" - tempat kaum perempuan diasingkan selama menjalani haid di beberapa suku di Negara Bagian Maharashtra, India bagian barat - kini tengah dipugar.

Suatu badan amal berbasis di Mumbai, Kherwadi Social Welfare Association, berinisiatif mengganti gubuk-gubuk yang sudah reyot - yang disebut kurma ghar atau gaokor - menjadi pondok layak huni yang dilengkapi tempat tidur, kamar mandi, air bersih, dan panel surya untuk mendapat listrik.

Inisiatif ini terjadi di tengah kontroversi atas stigma yang selama ini mendera perempuan desa ketika mengalami siklus alaminya setiap bulan.

Baca juga: Hilang pada 1975, Dompet Perempuan AS Ini Ditemukan 46 Tahun Kemudian

Kalangan pengritik menganjurkan agar gubuk menstruasi itu sebaiknya langsung disingkirkan saja untuk menghapus stigma itu, namun ada yang menyatakan bahwa dengan memugarnya untuk menjadi pondokan baru justru menjadi tempat yang aman bagi perempuan selama stigma itu terus berlangsung.

Di India, sebagian pihak menganggap menstruasi adalah hal yang tabu. Perempuan yang tengah haid dipandang tidak suci dan dipaksa untuk hdup di bawah batasan yang ketat.

Mereka dilarang menjalankan kegiatan-kegiatan sosial dan keagamaan dan ditolak masuk ke kuil atau tempat suci, bahkan dapur.

Namun masalah yang dialami perempuan di suku Gond dan Madia di Gadchiroli, salah satu kawasan termiskin dan terbelakang di India, tergolong ekstrem.

Pandangan tradisional setempat mengharuskan mereka untuk tinggal selama lima hari di suatu gubuk, sebagian besar terletak di luar kampung dekat dengan hutan.

Para perempuan yang tengah haid itu tidak boleh masak atau mengambil air dari sumur kampung dan harus tergantung dari kiriman makanan sesama kerabat perempuan yang tidak haid.

Bila seorang pria menyentuh perempuan yang lagi mens, dia harus segera mandi karena dianggap "najis karena pergaulan."

Baca juga: Ada yang Tak Biasa dengan Pengiring Pengantin Perempuan Ini, Bisa Anda Tebak?

Perempuan di desa Tukum - yang menjadi lokasi pembangunan pertama gubuk modern tahun lalu - mengaku kini hidup bagi 90 perempuan di desa itu menjadi jauh lebih baik.

Sebelumnya, ungkap mereka, saat tanggal menstruasi mulai dekat, mereka selalu takut bila harus mengungsi ke gubuk yang sudah reyot.

Bangunan berbahan lumpur dan bambu dengan atap jerami itu tidak memiliki pintu atau jendela, sudah sangat tidak layak huni. Untuk bisa mandi dan mencuci baju, mereka harus pergi ke sungai yang jauh, sekitar satu kilometer.

Perempuan di desa Tukum senang bahwa gubuk menstruasi dipugar menjadi pondok yang layak huni.PRASHANT MANDAWAR via BBC INDONESIA Perempuan di desa Tukum senang bahwa gubuk menstruasi dipugar menjadi pondok yang layak huni.
Surekha Halami, 35 tahun, mengungkapkan selama musim panas, suhu begitu panas dan banyak nyamuk. Sedangkan di akhir tahun, dinginnya udara sangat menusuk tulang.

Selain itu, setiap hujan gubuk itu pasti bocor dan muncul genangan air di lantai. Terkadang tempat itu dihampiri anjing liar dan babi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Hamas Sebut Delegasinya Akan ke Kairo Sabtu Ini untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Hamas Sebut Delegasinya Akan ke Kairo Sabtu Ini untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Global
[POPULER GLOBAL] Pelapor Kasus Boeing Tewas | Pria India Nikahi Ibu Mertua 

[POPULER GLOBAL] Pelapor Kasus Boeing Tewas | Pria India Nikahi Ibu Mertua 

Global
Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Global
Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Global
Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun 'Menampakkan Diri'

Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun "Menampakkan Diri"

Global
Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Global
Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Internasional
Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Global
Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Internasional
Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Global
Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Internasional
Rangkuman Hari Ke-799 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran Rudal Rusia di 3 Wilayah | Rusia Disebut Pakai Senjata Kimia Kloropirin

Rangkuman Hari Ke-799 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran Rudal Rusia di 3 Wilayah | Rusia Disebut Pakai Senjata Kimia Kloropirin

Global
Biaya Rekonstruksi Gaza Pascaperang Bisa Mencapai Rp 803 Triliun, Terparah sejak 1945

Biaya Rekonstruksi Gaza Pascaperang Bisa Mencapai Rp 803 Triliun, Terparah sejak 1945

Global
Paus Fransiskus Teladan bagi Semua Umat dan Iman

Paus Fransiskus Teladan bagi Semua Umat dan Iman

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com