Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tentara Myanmar Bentrok dengan Warga Desa, 3 Orang Tewas

Kompas.com - 05/06/2021, 16:26 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber Reuters

NAYPYIDAW, KOMPAS.com – Pasukan junta militer Myanmar dilaporkan bentrok dengan dengan warga desa di wilayah delta sungai Ayeyarwady, Sabtu (5/6/2021).

Akibat bentrokan tersebut, sedikitnya tiga orang dilaporkan tewas. Pertempuran juga dilaporkan di Myanmar utara dan timur.

Myanmar berada dalam kekacauan dan ekonominya lumpuh sejak para jenderal menggulingkan pemimpin de facto Aung San Suu Kyi pada 1 Februari.

Baca juga: Bermodal Senjata Rakitan, Rakyat Myanmar Pilih Bertempur Lawan Junta Militer

Protes anti-junta berlangsung setiap hari di banyak negara bagian. Sementara konflik antara militer Myanmar dengan kelompok etnik bersenjata yang menentang junta berkobar di perbatasan Myanmar.

Pada Sabtu, bentrokan menyebar ke wilayah Ayeyarwady, daerah penghasil padi penting yang memiliki populasi besar kelompok etnik mayoritas Bamar dan etnik minoritas Karen.

Bentrokan pecah ketika tentara datang untuk menangkap seorang pria yang dicurigai menyimpan senjata dan diadang oleh ledakan bom, kata seorang penduduk kepada Reuters.

“Masyarakat di desa hanya memiliki panah dan banyak korban berasal dari pihak masyarakat,” kata warga yang meminta tidak disebutkan namanya karena takut akan pembalasan.

Baca juga: Perwakilan ASEAN Dikabarkan Segera Menemui Junta Militer Myanmar

Khit Thit Media dan BBC Burma melaporkan, sebanyak tiga orang tewas.

Pasukan Pertahanan Rakyat Shwegu yang anti-junta mengatakan telah menyerang sebuah kantor polisi di Shwegu utara pada Jumat (4/6/2021) malam bersama dengan Tentara Kemerdekaan Kachin (KIA).

KIA merupakan salah satu dari sekitar dua lusin kelompok etnik bersenjata dan yang telah berperang melawan militer Myanmar selama beberapa dekade.

Reuters tidak dapat menghubungi KIA untuk memberikan komentar.

Baca juga: Rumah Sakit Myanmar Mulai Terancam Varian Covid-19 dari Negara Tetangga Pasca-Kudeta

Di Myanmar timur, Pasukan Pertahanan Rakyat Mobye (MBPDF) melaporkan bahwa pihaknya telah bentrok dengan tentara Myanmar pada Jumat sore waktu setempat.

Kelompok tersebut mengatakan, sebanyak empat personel tentara Myanmar telah tewas.

Terlepas dari gejolak tersebut, tentara Myanmar tidak menunjukkan tanda-tanda mengindahkan seruan dari lawan-lawannya untuk memulihkan demokrasi.

Pemimpin Junta Militer Myanmar Min Aung Hlaing bertemu dengan Sekretaris Jenderal ASEAN Lim Jock Hoi dan Menteri Luar Negei Kedua Brunei Erywan Yusof pada Jumat.

Baca juga: Lawan Junta, Pemerintah Bayangan Myanmar Bersekutu dengan Pemberontak

Sejak militer Myanmar mengambil alih kekuasaan, setidaknya 845 orang telah dibunuh oleh pasukan keamanan dan lebih dari 4.500 orang telah dipenjara, menurut sebuah kelompok aktivis.

Junta militer membantah angka-angka itu.

Dewan Penasihat Khusus untuk Myanmar mengatakan, sangat penting bagi utusan ASEAN untuk juga bertemu dengan para pemimpin protes, anggota pemerintah oposisi paralel, anggota parlemen terpilih, dan partai NLD.

"Kegagalan untuk bertemu dengan semua pihak terkait berisiko memberikan legitimasi kepada junta dan merusak upaya dan pengorbanan besar yang dilakukan oleh rakyat Myanmar untuk melawan upaya kekerasan dan melanggar hukum junta untuk merebut kekuasaan," katanya.

Baca juga: Kemenlu AS: Penahanan Jurnalis oleh Militer Myanmar Ancam Demokrasi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Global
[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

Global
Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Global
Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Global
Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Global
Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Global
Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Global
Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Global
Sekitar 300.000 Warga Palestina Dilaporkan Mengungsi dari Rafah Timur

Sekitar 300.000 Warga Palestina Dilaporkan Mengungsi dari Rafah Timur

Global
Pria Rusia Dituntut karena Mewarnai Rambutnya Kuning, Biru, dan Hijau

Pria Rusia Dituntut karena Mewarnai Rambutnya Kuning, Biru, dan Hijau

Global
Otoritas Cuaca AS Sebut Dampak Badai Matahari Kuat yang Hantam Bumi

Otoritas Cuaca AS Sebut Dampak Badai Matahari Kuat yang Hantam Bumi

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com