Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perwakilan ASEAN Dikabarkan Segera Menemui Junta Militer Myanmar

Kompas.com - 02/06/2021, 18:10 WIB
Tito Hilmawan Reditya,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

Sumber Reuters

BANDAR SERI BEGAWAN, KOMPAS.com - Menteri Luar Negeri Kedua Brunei, Erywan Yusof, bersama Sekjen ASEAN, Lim Jock Hoi, dikabarkan akan segera bertemu para pemimpin junta militer Myanmar.

Tapi, beberapa sumber diplomatik menyatakan pada Reuters, bahwa rencana lawatan masih bisa batal dan ditunda, tergantung hambatan berupa logistik dan diplomatik.

Sampai saat ini, juru bicara ASEAN, Kedutaan Brunei untuk ASEAN, dan junta militer Myanmar juga belum mengonfirmasi lawatan ini.

Baca juga: 9 Negara Asean Termasuk Indonesia Tolak Embargo Senjata untuk Myanmar

Kalau kunjungan ini terjadi, kemungkinan akan berlangsung selama lima minggu.

Sebelumnya, pertemuan asosiasi negara Asia Tenggara itu sempat digelar di Jakarta pada dua pekan lalu (24/4/2021). 

Pertemuan yang dihadiri para pemimpin negara ASEAN itu, termasuk pemimpin junta Myanmar, hasilkan lima poin konsensus yang bertujuan memulihkan kerusuhan dan kekerasan di Myanmar.

Baca juga: Menlu Retno Minta PBB Dukung Langkah ASEAN Selesaikan Konflik di Myanmar

Salah satu poinnya adalah mengirim utusan khusus ASEAN ke Myanmar.

Tapi sampai saat ini, utusan khusus belum juga ditunjuk. Mandat serta masa jabatan utusan khusus pun belum diputuskan. Ini karena ada perbedaan pendapat antar negara anggota.

Baca juga: AS Akui Kepemimpinan Indonesia dalam Merespons Krisis di Myanmar

Sebuah kerangka dokumen yang dirilis Brunei pada bulan lalu, menampilkan usulan bahwa utusan khusus ASEAN untuk Myanmar akan aktif hingga akhir 2021.

Salah seorang sumber pada Reuters, menuturkan bahwa dokumen itu juga mengusulkan pembatasan kewenangan dan tugas utusan khusus, yang hanya dipakai untuk mediasi.

Beberapa negara ASEAN dikabarkan tak setuju dengan rancangan Brunei itu. Dinilai bisa merusak kedudukan dan pengaruh utusan.

Baca juga: Masih Dilanda Kudeta, Myanmar Tak Diundang ke Rapat Tahunan WHO

Sumber diplomatik itu, masih pada Reuters, mengatakan bahwa Indonesia dan Thailand sempat berselisih terkait detail pembentukan utusan khusus ASEAN tersebut.

Indonesia kabarnya lebih memilih menunjuk satu utusan untuk memimpin misi Myanmar. Namun Thailand, yang dikenal punya kedekatan dengan junta Myanmar, mendorong ASEAN membentuk lebih banyak perwakilan dalam tim utusan khusus itu.

Sementara itu, sebagian besar negara ASEAN lebih mendukung pembentukan tiga utusan, yakni perwakilan dari Indonesia, Thailand, dan Brunei.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Swedia Janjikan Bantuan Militer Rp 20,26 Triliun ke Ukraina

Swedia Janjikan Bantuan Militer Rp 20,26 Triliun ke Ukraina

Global
Tank-tank Israel Terus Menuju Jantung Kota Rafah, Perang Bisa Berlanjut Sepanjang Tahun

Tank-tank Israel Terus Menuju Jantung Kota Rafah, Perang Bisa Berlanjut Sepanjang Tahun

Global
Polandia Minta Barat Izinkan Ukraina Pakai Senjata Pasokan untuk Serang Wilayah Rusia

Polandia Minta Barat Izinkan Ukraina Pakai Senjata Pasokan untuk Serang Wilayah Rusia

Global
Ikuti Rusia, Belarus Tangguhkan Partisipasi di Perjanjian Pasukan Konvensional Eropa

Ikuti Rusia, Belarus Tangguhkan Partisipasi di Perjanjian Pasukan Konvensional Eropa

Global
 Temuan Terbaru Penyelidikan Insiden Turbulensi Parah Singapore Airlines

Temuan Terbaru Penyelidikan Insiden Turbulensi Parah Singapore Airlines

Global
Rusia Bergeser ke Arah Ekonomi Perang, AS Mulai Siapkan Sanksi Khusus

Rusia Bergeser ke Arah Ekonomi Perang, AS Mulai Siapkan Sanksi Khusus

Global
WHO Beri Peringatan Keras, Serangan Israel ke Rafah Bisa Hancurkan Rumah Sakit Terakhir

WHO Beri Peringatan Keras, Serangan Israel ke Rafah Bisa Hancurkan Rumah Sakit Terakhir

Global
Korsel Sebut Korea Utara Terbangkan Balon Isi Sampah dan Kotoran ke Perbatasan

Korsel Sebut Korea Utara Terbangkan Balon Isi Sampah dan Kotoran ke Perbatasan

Global
Terkait Berita Presiden Lai Dikecam Publik, Berikut Klarifikasi Kantor Perwakilan Taiwan di Indonesia

Terkait Berita Presiden Lai Dikecam Publik, Berikut Klarifikasi Kantor Perwakilan Taiwan di Indonesia

Global
Kredibilitas Biden Dipertanyakan Setelah Serangan Brutal Israel ke Rafah

Kredibilitas Biden Dipertanyakan Setelah Serangan Brutal Israel ke Rafah

Global
Melihat Dampak dari Mengakui Palestina sebagai Negara

Melihat Dampak dari Mengakui Palestina sebagai Negara

Internasional
Israel Klaim Senjatanya Sendiri Tak Mungkin Picu Kebakaran Besar yang Tewaskan 45 Orang di Rafah

Israel Klaim Senjatanya Sendiri Tak Mungkin Picu Kebakaran Besar yang Tewaskan 45 Orang di Rafah

Global
Bagaimana Rencana 'The Day After' Bisa Bantu Mengakhiri Perang di Gaza

Bagaimana Rencana "The Day After" Bisa Bantu Mengakhiri Perang di Gaza

Internasional
Jelang Pemilu, Meksiko Akan Kerahkan 27.000 Tentara dan Garda Nasional

Jelang Pemilu, Meksiko Akan Kerahkan 27.000 Tentara dan Garda Nasional

Global
Saat Politikus AS Nikki Haley Tulis 'Habisi Mereka' di Rudal Israel...

Saat Politikus AS Nikki Haley Tulis "Habisi Mereka" di Rudal Israel...

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com