Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hampir 500.000 Orang Tewas Selama 10 Tahun Konflik Suriah

Kompas.com - 01/06/2021, 19:40 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber AFP

DAMASCUS, KOMPAS.com - Perang satu dekade di Suriah telah menewaskan hampir setengah juta orang, setelah jumlah korban baru yang mencakup 100.000 kematian baru-baru ini dikonfirmasi.

Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (HAM) yang berbasis di Inggris mengatakan, konflik telah merenggut 494.438 nyawa sejak meletus pada 2011, dengan penindasan brutal terhadap protes anti-pemerintah.

Baca juga: Presiden Suriah Bashar al-Assad Menang Pemilu dengan 95,1 Persen Suara

Penghitungan sebelumnya, yang dikeluarkan oleh Observatorium pada Maret tahun ini, mencapai lebih dari 388.000 orang tewas.

Pemantau perang sejak itu mengonfirmasi tambahan 105.015 kematian, setelah berbulan-bulan upaya dokumentasi yang didukung oleh jaringan sumbernya di lapangan.

"Sebagian besar kematian ini terjadi antara akhir 2012 dan November 2015," kata kepala Observatorium Rami Abdel Rahman kepada AFP, merujuk pada penambahan terbaru pada Selasa (1/6/2021).

Dari kematian yang baru-baru ini dikonfirmasi, lebih dari 42.000 adalah warga sipil. Kebanyakan dari mereka tewas di bawah penyiksaan di penjara rezim Suriah, menurut pemantau.

Abdel Rahman mengatakan bahwa jeda dalam pertempuran memungkinkan organisasinya menyelidiki laporan kematian. Terutama yang tidak dimasukkan dalam penghitungan keseluruhan, karena kurangnya dokumentasi.

"Ini memberi kami kesempatan untuk mendokumentasikan puluhan ribu kasus yang kami kekurangan bukti," katanya.

Dengan pasukan pemerintah telah merebut kembali sebagian besar wilayah Suriah, dan gencatan senjata masih berlangsung di sepanjang garis depan utama di wilayah Idlib di barat laut, tingkat kekerasan berada pada titik terendah sejak dimulainya konflik.

Baca juga: Perkuat Kehadiran Militer di Mediterania, Rusia Kirim 3 Bomber Kelas Berat ke Suriah

Kematian penjara

Angka-angka baru yang diterbitkan oleh Observatorium menjadikan total korban tewas warga sipil menjadi 159.774. Serangan oleh pasukan pemerintah Suriah dan milisi sekutu menjadi penyebab mayoritas kematian.

Observatorium juga mendokumentasikan total setidaknya 57.567 kematian di penjara, dan pusat penahanan pemerintah sejak 2011. Jumlah itu naik dari 16.000 kematian yang sebelumnya dikonfirmasi dan dilaporkan pada Maret.

Laporan itu juga mencatat 168.326 kematian di antara tentara Suriah dan milisi sekutu, dengan pasukan Suriah terhitung lebih dari setengah penghitungan itu.

Konflik tersebut telah menewaskan 68.393 ekstremis. Sebagian besar anggota kelompok Negara Islam atau organisasi yang terkait dengan Al-Qaeda. Selain itu ada 79.844 pemberontak lainnya.

Kesepakatan yang ditengahi oleh Turki dan Rusia pada Maret 2020 membekukan serangan pemerintah di daerah kantong Idlib, yang dikuasai pemberontak.

Serangan di wilayah itu dikhawatirkan banyak orang akan menyebabkan penderitaan manusia dalam skala, yang belum terlihat dalam konflik.

Perhatian kedua belah pihak sejak itu beralih ke upaya memerangi pandemi Covid-19.

Tahun 2020 pun mencatat jumlah kematian terkait konflik terendah, sejak dimulainya perang dengan 10.000 orang tewas, menurut Observatorium.

Saat ini pemerintah Damaskus mengendalikan lebih dari dua pertiga negara itu, setelah serangkaian kemenangan yang didukung Rusia sejak 2015.

Presiden Bashar al-Assad, yang berkuasa sejak tahun 2000, terpilih kembali (keempat kalinya) pada Mei untuk masa jabatan tujuh tahun.

Perang telah memaksa lebih dari setengah populasi negara itu meninggalkan rumah mereka.

Baca juga: Bashar Al-Assad Dipastikan Menang Pemilu Palsu Suriah meski Perang Saudara dan Kemiskinan Merajalela

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Pria Rusia Dituntut karena Mewarnai Rambutnya Kuning, Biru, dan Hijau

Pria Rusia Dituntut karena Mewarnai Rambutnya Kuning, Biru, dan Hijau

Global
Otoritas Cuaca AS Sebut Dampak Badai Matahari Kuat yang Hantam Bumi

Otoritas Cuaca AS Sebut Dampak Badai Matahari Kuat yang Hantam Bumi

Global
Tabrakan 2 Kereta di Argentina, 57 Orang Dilarikan ke Rumah Sakit

Tabrakan 2 Kereta di Argentina, 57 Orang Dilarikan ke Rumah Sakit

Global
Inggris Cabut Visa Mahasiswa Pro-Palestina yang Protes Perang Gaza

Inggris Cabut Visa Mahasiswa Pro-Palestina yang Protes Perang Gaza

Global
3 Warisan Dokumenter Indonesia Masuk Daftar Memori Dunia UNESCO

3 Warisan Dokumenter Indonesia Masuk Daftar Memori Dunia UNESCO

Global
Israel Kirim 200.000 Liter Bahan Bakar ke Gaza Sesuai Permintaan

Israel Kirim 200.000 Liter Bahan Bakar ke Gaza Sesuai Permintaan

Global
China Buntuti Kapal AS di Laut China Selatan lalu Keluarkan Peringatan

China Buntuti Kapal AS di Laut China Selatan lalu Keluarkan Peringatan

Global
AS Kecam Israel karena Pakai Senjatanya untuk Serang Gaza

AS Kecam Israel karena Pakai Senjatanya untuk Serang Gaza

Global
9 Negara yang Tolak Dukung Palestina Jadi Anggota PBB di Sidang Majelis Umum PBB

9 Negara yang Tolak Dukung Palestina Jadi Anggota PBB di Sidang Majelis Umum PBB

Global
Jumlah Korban Tewas di Gaza Dekati 35.000 Orang, Afrika Selatan Desak IJC Perintahkan Israel Angkat Kaki dari Rafah

Jumlah Korban Tewas di Gaza Dekati 35.000 Orang, Afrika Selatan Desak IJC Perintahkan Israel Angkat Kaki dari Rafah

Global
Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Global
ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

Global
143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

Global
AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

Global
[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com