Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 29/05/2021, 07:02 WIB

WINDHOEK, KOMPAS.com - Lebih dari 100 tahun setelah kejahatan dilakukan, Jerman secara resmi mengaku pada Jumat (28/5/2021), telah melakukan genosida sebagai kekuatan kolonial di tempat yang sekarang disebut Namibia.

Setelah negosiasi bertahun-tahun, pemerintah Jerman mengakui kekejaman yang dilakukan terhadap kelompok etnis Herero dan Nama sebagai genosida.

Baca juga: Proses Gencatan Senjata Israel-Hamas Diwarnai Saling Tuduh Genosida

Negara asal Hitler itu mengatakan akan membayar biaya reparasi genosida kepada negara di wilayah Afrika Selatan tersebut.

"Sebagai tanda pengakuan atas penderitaan tak terukur yang menimpa para korban, kami ingin mendukung Namibia dan keturunan para korban dengan program substansial sebesar 1,1 miliar euro (sekitar 1,3 miliar dollar AS) untuk rekonstruksi dan pembangunan," kata Menteri Luar Negeri Jerman Heiko Maas.

Jerman juga mengatakan akan secara resmi meminta maaf atas kejahatan tersebut.

Sebelumnya, delegasi dari kedua negara mencapai kesepakatan tentang deklarasi politik bersama, setelah hampir enam tahun bernegosiasi.

Kekaisaran Jerman adalah kekuatan kolonial di tempat yang sekarang disebut Namibia pada 1884 hingga 1915. Selama waktu itu, mereka memadamkan pemberontakan berulang-ulang secara brutal.

Sejarawan percaya bahwa pasukan Jerman di tempat yang kemudian dikenal sebagai Afrika Barat Daya Jerman itu membunuh sekitar 65.000 dari 80.000 populasi Herero. Jumlah itu ditambah setidaknya setengah dari 20.000 orang Nama di wilayah tersebut.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Palestina dan Israel Saling Tuduh Genosida di Debat Khusus PBB

Permintaan resmi untuk pengampunan dilakukan oleh Presiden Jerman Frank Walter Steinmeier, pada sebuah upacara di parlemen Namibia.

Sebanyak 1,1 miliar euro (Rp 18,5 triliun) harus dibayarkan selama 30 tahun. Tujuannya terutama untuk mendukung proyek-proyek di daerah, di mana sebagian besar etnis Herero dan Nama telah menetap.

Halaman:
Sumber ABC News
Video rekomendasi
Video lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Sebanyak 500.000 Warga Polandia Gelar Protes Anti-pemerintah

Sebanyak 500.000 Warga Polandia Gelar Protes Anti-pemerintah

Global
Kepala Intelijen Dunia Gelar Pertemuan Rahasia di Singapura, Siapa Saja yang Ikut?

Kepala Intelijen Dunia Gelar Pertemuan Rahasia di Singapura, Siapa Saja yang Ikut?

Global
Biden Teken UU Penangguhan Plafon Utang, Amerika Lolos dari Kebangkrutan

Biden Teken UU Penangguhan Plafon Utang, Amerika Lolos dari Kebangkrutan

Global
Kenapa Kereta di India Sering Tergelincir Keluar Jalur?

Kenapa Kereta di India Sering Tergelincir Keluar Jalur?

Global
Rusia Perintahkan Warganya di Belgorod Mengungsi karena Serangan Ukraina

Rusia Perintahkan Warganya di Belgorod Mengungsi karena Serangan Ukraina

Global
Serangan Rusia di Dnipro Tewaskan Gadis 2 Tahun dan Lukai 22 Orang

Serangan Rusia di Dnipro Tewaskan Gadis 2 Tahun dan Lukai 22 Orang

Global
UPDATE Kecelakaan Kereta di India: Penyebab dan Orang yang Bertanggung Jawab Teridentifikasi

UPDATE Kecelakaan Kereta di India: Penyebab dan Orang yang Bertanggung Jawab Teridentifikasi

Global
Alasan Ukaina Tolak Proposal Perdamaian dari Menhan Prabowo

Alasan Ukaina Tolak Proposal Perdamaian dari Menhan Prabowo

Global
Keluarga dan Tim Penyelamat Terus Cari Korban Kecelakaan Kereta India

Keluarga dan Tim Penyelamat Terus Cari Korban Kecelakaan Kereta India

Global
Pria Transgender Hamil jadi Sampul Majalah Mode Inggris

Pria Transgender Hamil jadi Sampul Majalah Mode Inggris

Global
Perbaiki Ketegangan, Pejabat Senior AS akan Kunjungi China

Perbaiki Ketegangan, Pejabat Senior AS akan Kunjungi China

Global
Rangkuman Hari ke-465 Serangan Rusia ke Ukraina: Wagner Mundur dari Bakhmut, Puluhan Drone Rusia di Kyiv Ditembak Jatuh

Rangkuman Hari ke-465 Serangan Rusia ke Ukraina: Wagner Mundur dari Bakhmut, Puluhan Drone Rusia di Kyiv Ditembak Jatuh

Global
Kompensasi Korban Tewas Kecelakaan Kereta India Hampir Rp 179 Juta

Kompensasi Korban Tewas Kecelakaan Kereta India Hampir Rp 179 Juta

Global
PM Narendra Modi: Pelaku Penyebab Kecelakaan Kereta India Akan Dihukum Berat

PM Narendra Modi: Pelaku Penyebab Kecelakaan Kereta India Akan Dihukum Berat

Global
Total Korban Tewas Kecelakaan Kereta India 288 Orang, Pencarian Korban Selamat Diakhiri

Total Korban Tewas Kecelakaan Kereta India 288 Orang, Pencarian Korban Selamat Diakhiri

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+