Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Proses Gencatan Senjata Israel-Hamas Diwarnai Saling Tuduh Genosida

Kompas.com - 21/05/2021, 18:32 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber AFP

JENEWA, KOMPAS.com - Palestina dan Israel saling melontarkan tuduhan "genosida" selama debat khusus PBB pada Kamis (20/5/2021), dalam proses mencapai kesepakatan gencatan senjata Israel-Hamas.

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mendesak kesepakatan gencatan senjata untuk menghentikan pembantaian dengan saling serangan bom dan arteleri dari kedua belah pihak, Israel-Hamas, yang memakan banyak korban.

"Mari kita hentikan pembantaian ini," kata Menteri Luar Negeri Palestina Riad Al-Malki seperti yang dilansir dari AFP pada Kamis (20/5/2021).

Baca juga: Jelang Gencatan Senjata, Israel dan Hamas Masih Saling Serang

"Seluruh dunia tetap diam dan menutup mata terhadap genosida seluruh keluarga Palestina," lanjut Al-Malki.

Duta Besar Israel untuk PBB, Gilad Erdan dalam giliran pidatonya di depan Majelis Umum PBB, menuduh ada pengabaian terhadap "Piagam Hamas, seperti Nazi, berkomitmen untuk genosida orang-orang Yahudi."

"Kami melihat upaya untuk menciptakan kesetaraan moral yang salah," kata Erdan.

Baca juga: Gencatan Senjata Israel-Hamas Dirayakan dengan Saling Klaim Kemenangan

"Israel melakukan segala upaya untuk menghindari korban sipil. Hamas melakukan segala upaya untuk meningkatkan korban sipil," tambahnya.

Roket dari Hamas dan kelompok bersenjata Islam lainnya telah merenggut 12 nyawa di Israel, termasuk 1 anak, dengan 1 warga India dan 2 warga negara Thailand di antara mereka yang tewas, kata polisi Israel.

Serangan Israel di Gaza telah menewaskan 232 warga Palestina, termasuk 65 anak-anak dan 1.900 lainnya terluka, menurut Kementerian Kesehatan Gaza.

Baca juga: Hamas dan Israel Gencatan Senjata, Hezbollah Ikut Merayakan

Sementara, banyak bangunan yang hancur menjadi puing-puing dan membuat sekitar 120.000 orang mengungsi, menurut otoritas Hamas.

"Bagaimana kekuatan pendudukan memiliki hak untuk mempertahankan dirinya sendiri, ketika seluruh rakyat di bawah pendudukan itu dirampas haknya?" ucap menteri Palestina, tentang klaim Israel atas pembelaan diri.

Perwakilan diplomatik untuk Qatar, Yordania, Tunisia, Aljazair, Turki, Pakistan, dan Kuwait bersatu untuk mengutuk keras tindakan Israel.

Baca juga: Gencatan Senjata Israel-Hamas Tercapai, Menlu AS Segera Kunjungi Timur Tengah

Menteri Luar Negeri Qatar, Sheikh Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al-Thani, mengatakan, "komunitas internasional harus bertindak untuk mengakhiri agresi Israel."

Sementara, Menteri Luar Negeri Tunisia Othman Jerandi mengecam "kejahatan genosida dan pembersihan etnis."

"Pembantaian ini berlangsung terlalu lama," kata Ayman Safadi dari Yordania merujuk pada rencana gencatan senjata Israel-Hamas.  

Baca juga: Hamas Klaim Kemenangan Usai Gencatan Senjata dengan Israel

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com