WASHINGTON DC, KOMPAS.com – Untuk ketiga kalinya dalam sepekan, Amerika Serikat (AS) memblokade rancangan pernyataan bersama dari Dewan Keamanan PBB yang menyerukan gencatan senjata antara Israel dan Hamas.
AS menggunakan hak vetonya untuk memblokade rancangan pernyataan bersama tersebut dalam pertemuan darurat Dewan Keamanan PBB pada Minggu (16/4/2021).
Pertemuan tersebut dilakukan setelah AS sudah dua kali memblokade resolusi yang akan mengutuk tanggapan militer Israel dan menyerukan gencatan senjata.
Baca juga: Menilik Roket-roket yang Ditembakkan dari Jalur Gaza ke Israel
Selama lebih dari sepekan, Israel mengirim rentetan serangan udara ke Jalur Gaza yang diblokade sebagaimana dilansir Al Jazeera, Senin (17/5/2021).
Israel menjustifikasi pengebomannya tersebut sebagai pembalasan atas serangan roket oleh milisi Hamas.
Namun, Hamas yang berbasis di Gaza mengatakan, tindakannya merupakan tanggapan terhadap kebijakan Israel yang berupaya menggusur warga Palestina di Yerusalem Timur.
Selain itu, polisi Israel juga menyerbu para jemaah di Kompleks Masjid Al-Aqsa ketika bulan suci Ramadhan.
Baca juga: Spesifikasi Roket Qassam, Senjata yang Paling Banyak Ditembakkan dari Gaza ke Israel
Presiden AS Joe Biden juga tidak terlihat memberikan tanda-tanda untuk meningkatkan tekanannya terhadap Israel.
Biden justru berulang kali menekankan bahwa sudah menjadi hak Israel untuk mempertahankan diri.
Beberapa kritikus, termasuk anggota Partai Demokrat, menuduh pemerintahhan Biden menutupi serangan Israel yang telah menewaskan ratusan orang di Jalur Gaza.
Duta Besar AS untuk PBB Linda Thomas-Greenfield mengatakan pada pertemuan hari Minggu bahwa AS sudah bekerja keras melalui saluran diplomatik untuk menghentikan pertempuran.
Baca juga: Israel Hancurkan Satu-satunya Laboratorium Covid-19 di Gaza, Pengujian Berhenti Total
"AS telah menjelaskan bahwa kami siap untuk memberikan dukungan dan jasa baik kami jika pihak-pihak tersebut mengupayakan gencatan senjata," kata Thomas-Greenfield.
Namun, tidak ada pernyataan bersama yang muncul dari dewan tersebut, meskipun negosiasi dipimpin oleh Norwegia, China, dan Tunisia.
China menyebut AS sebagai satu-satunya anggota tetap Dewan Keamanan PBB yang tidak setuju dalam masalah ini.
Sebelumnya, Biden juga sempat menelepon Presiden Palestina Mahmoud Abbas untuk membahas situasi terkini di Palestina.
Baca juga: Sistem Kesehatan di Gaza Kocar-kacir, Para Dokter Berteriak Kewalahan
Namun, pada Senin, seorang pejabat senior Fatah, Sabri Saidam, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa mereka kecewa dengan posisi AS.
"Getaran positif dan serius dalam seruan Biden baru-baru ini kepada Presiden Abbas tidak mencerminkan posisi AS di Dewan Keamanan PBB," kata Saidam.
“Yang dibutuhkan adalah perbuatan, bukan kata-kata,” tambah Saidam.
Baca juga: Perancis Dorong Kembali Resolusi Gencatan Senjata atas Konflik di Gaza
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.