GAZA, KOMPAS.com - Para dokter mengungkapkan ketakutan atas sistem kesehatan yang semakin buruk di garis depan Gaza, saat pertempuran terus berlanjut antara Israel dan kelompok Hamas di tengah ancaman pandemi Covid-19.
Dr Natalie Thurtle, koordinator untuk Medicines Sans Frontiers (MSF) atau Dokter Lintas Batas, mengatakan kepada The Sun Online tentang kondisi yang "benar-benar tidak manusiawi" karena klinik mereka di Kota Gaza rusak akibat serangan udara.
Bentrokan semakin pecah antara Israel dan Palestina selama 2 pekan terakhir, ketika unjuk rasa dan kerusuhan berubah menjadi saling kirim serangan udara dan serangan roket.
Baca juga: Perancis Dorong Kembali Resolusi Gencatan Senjata atas Konflik di Gaza
Dr Thurtle, yang berbasis di Yerusalem, mengatakan kepada The Sun Online bahwa tim MSF di Jalur Gaza bekerja dalam shift 24 jam untuk membantu para korban yang terluka.
Dia mengatakan, sistem kesehatan di Gaza "tidak mungkin mengatasi" krisis saat ini, dan menyerukan diakhirinya kekerasan, atau setidaknya gencatan senjata, sehingga persediaan medis yang menipis dapat diisi kembali.
Persediaan darah menipis, ambulans kesulitan beroperasi di tengah ledakan bom di jalanan, rumah sakit dan klinik rusak. Gaza sekarang dikhawatirkan berada dalam ancaman lonjakan Covid-19.
Melansir The Sun pada Selasa (18/5/2021), pusat pengujian Covid-19 di Gaza telah hancur dan sekitar 40.000 orang mengungsi dan mencari tempat perlindungan.
Baca juga: 11 Anak di Gaza yang Dirawat untuk Atasi Trauma Tewas dalam Serangan Israel
Dr Thurtle memperingatkan, virus corona yang mematikan itu "kemungkinan besar akan menyebar".
WHO mengatakan bahwa hanya 38.000 orang di Gaza dari 2 juta populasinya (2 persen dari populasi), yang sudah menerima suntikan dosis pertama vaksin Covid-19.
Itu sangat kontras dengan Israel yang telah memberikan lebih dari 60 persen populasinya dosis pertama vaksin Covid-19.
Meski demikian, tingkat Covid-19 turun menjadi sekitar 100 per hari di Palestina, dari tertinggi hampir 3.000 pada bulan lalu.
MSF mengatakan, Gaza sedang didorong ke "jurang malapetaka".
Baca juga: PM Israel Klaim Mereka Berhasil Membuat Hamas Mundur Bertahun-tahun di Gaza
"Rekan-rekan saya di Gaza ketakutan, kami berbicara dengan mereka setiap hari dan itu sangat menegangkan," katanya kepada The Sun Online.
"Kekhawatiran utama adalah tentang dampak terhadap anak-anak mereka, ketakutan setiap malam di ruang bawah tanah mereka," ungkapnya.
"Benar-benar tidak manusiawi, apa yang mereka alami," tandasnya.