Dia menambahkan, "Kami akan meminta orang-orang untuk berpikir dua kali sebelum mengambil bagian dalam tantangan ini, (ada) luka-luka yang dapat Anda sebabkan pada diri Anda sendiri, kerusakan pada ayunan yang harus dipotong, dan yang terpenting fakta Anda mengikat sumber daya yang diperlukan untuk keadaan darurat yang sebenarnya.”
"Ini mungkin cerita yang menyenangkan untuk teman-temanmu, tapi buang waktu untuk layanan darurat adalah hal yang serius."
In their quest for #TikTok fame #London teenagers have been forcing themselves into toddlers’ swings and getting stuck - ending in a call out to firefighters to rescue them. Please think twice so you don't divert our crews from more serious incidentshttps://t.co/Lr96LsgMT3 pic.twitter.com/ezRCMg1pLm
— London Fire Brigade (@LondonFire) May 11, 2021
Baca juga: Sebar Video TikTok Menari dengan Sisa Operasi Pasiennya, Ahli Bedah Plastik Brasil Diskors
Newsweek telah menghubungi TikTok untuk memberikan komentar.
Tren berbahaya lainnya yang telah dinyatakan di platform tersebut termasuk "blackout challenge." Tantangan ini menyebabkan kematian seorang gadis berusia 10 tahun di Italia pada Januari.
Tantangan tersebut mendorong pengguna untuk menahan napas atau membatasi aliran udara hingga mereka kehilangan kesadaran.
"Tantangan mata" mendapat kecaman pada 2019 karena mendorong pengguna TikTok untuk meletakkan cairan kimia keras di dekat mata mereka.
Tren "meletupnya kulit kepala" pada 2020 menantang orang untuk memelintir rambut di ubun-ubun kepala seseorang di sekitar jari-jari mereka dan menariknya ke atas, untuk menghasilkan efek "mengejutkan" pada kulit kepala mereka.
Pengguna media sosial melaporkan merasakan sakit atau bahkan kehilangan beberapa bagian rambut, ketika mereka mencoba tantangan tersebut. Dokter mengeluarkan peringatan untuk menentang tantangan itu.
Laporan transparansi terbaru TikTok, yang mencakup paruh kedua pada 2020, mengungkapkan bahwa mereka telah menghapus 89.132.938 video di seluruh dunia karena melanggar aturan komunitas atau persyaratannya.
Jumlah itu kurang dari 1 persen dari video di situs tersebut. Di AS saja, 11.775.777 klip telah dihapus.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.