Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengamat Nilai Tidak Ada Pelanggaran dalam Pemilu Myanmar 2020

Kompas.com - 18/05/2021, 07:38 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber BBC

NAYPYIDAW, KOMPAS.com - Pengamat independen menyatakan, tidak ada dugaan pelanggaran dalam pemilu yang digelar pada 2020 di Myanmar.

Pernyataan ini muncul tiga bulan sejak junta militer melakukan kudeta, dan menyebabkan negara itu berada dalam krisis.

Junta mengeklaim mereka mengudeta karena adanya pelanggaran berat dalam pemilihan, namun tidak menyertakan bukti apa pun.

Baca juga: AS Kembali Bekukan Aset 13 Pejabat Militer Myanmar Melalui Sanksi Pemerintah

The Asian Network for Free Elections menekankan, hasil dari pemilu mencerminkan suara mayoritas rakyat Myanmar.

Pemilihan pada November 2020 itu dimenangkan Liga Nasional untuk Demokrasi (LND), yang dipimpin Aung San Suu Kyi.

Suu Kyi dan sejumlah petinggi LND ditahan dalam kudeta 1 Februari, dan sejak saat itu hanya dihadirkan lewat video.

Para pengamat pemilu menyatakan, klaim junta militer untuk mengabaikan hasil pemilihan harusnya sudah tidak bisa lagi dipertahankan.

Tatmadaw, nama resmi junta, belum merespons laporan pengamat, dan menjanjikan pemilu baru dalam dua tahun ke depan.

Dilansir BBC Senin (17/5/2021), The Asian Network for Free Elections sudah mengamati 400 pos pemungutan suara di Burma (nama lama Myanmar).

Mereka mengakui terdapat kejanggalan selama pemungutan, namun mereka menyebut fenomena itu disebabkan Covid-19 dan konflik yang terjadi.

Mereka menuturkan keganjilan tersebut menunjukkan, pemilu 2020 tidak sebebas dan seadil edisi 2015.

Meski begitu dalam laporannya, hasil tersebut menunjukkan suara rakyat dan memperlihatkan demokrasi di sana makin berkembang.

"Di tengah terjangan virus corona, 27,5 juta orang datang memilih berkat kerja keras staf pemilu hingga tenaga kesehatan. Suara mereka tak boleh dibungkam," ulas laporan itu.

Baca juga: Perang Sipil dan Militer Myanmar Pecah di Mindat, Total 750 Tewas Sejak Kudeta

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Israel Kerahkan Tank ke Rafah, Ambil Alih Kontrol Perbatasan

Israel Kerahkan Tank ke Rafah, Ambil Alih Kontrol Perbatasan

Global
Serangan Rusia di Sumy Ukraina Tewaskan 1 Warga Sipil, 2 Anak Luka-luka

Serangan Rusia di Sumy Ukraina Tewaskan 1 Warga Sipil, 2 Anak Luka-luka

Global
Otoritas Keselamatan Udara AS Selidiki Pemeriksaan Pesawat Boeing

Otoritas Keselamatan Udara AS Selidiki Pemeriksaan Pesawat Boeing

Global
Kesalahan Teknis. Boeing Tunda Peluncuran Kapsul Luar Angkasanya

Kesalahan Teknis. Boeing Tunda Peluncuran Kapsul Luar Angkasanya

Global
5 Teknologi Tertua di Dunia yang Masih Digunakan

5 Teknologi Tertua di Dunia yang Masih Digunakan

Global
AS, Inggris, dan Sebagian Besar Negara Uni Eropa Tak Akan Hadiri Putin

AS, Inggris, dan Sebagian Besar Negara Uni Eropa Tak Akan Hadiri Putin

Global
Israel Larang Al Jazeera, Kantor Ditutup dan Siaran Dilarang

Israel Larang Al Jazeera, Kantor Ditutup dan Siaran Dilarang

Global
Militer Israel Ambil Alih Kendali Penyeberangan Rafah dari Gaza ke Mesir, Ada Maksud Apa?

Militer Israel Ambil Alih Kendali Penyeberangan Rafah dari Gaza ke Mesir, Ada Maksud Apa?

Global
Rafah, Kota Oasis di Sinai-Gaza yang Terbelah Perbatasan Kontroversial

Rafah, Kota Oasis di Sinai-Gaza yang Terbelah Perbatasan Kontroversial

Internasional
Hari Ke-12 Sidang Uang Tutup Mulut, Trump Diperingatkan Bisa Dijatuhi Hukuman Penjara

Hari Ke-12 Sidang Uang Tutup Mulut, Trump Diperingatkan Bisa Dijatuhi Hukuman Penjara

Global
Remaja Ini Temukan Cara Baru Buktikan Teorema Pythagoras Pakai Trigonometri, Diremehkan Para Ahli

Remaja Ini Temukan Cara Baru Buktikan Teorema Pythagoras Pakai Trigonometri, Diremehkan Para Ahli

Global
Dituduh Mencuri, Tentara AS Ditangkap di Rusia

Dituduh Mencuri, Tentara AS Ditangkap di Rusia

Global
Isi Usulan Gencatan Senjata di Gaza yang Disetujui Hamas, Mencakup 3 Fase 

Isi Usulan Gencatan Senjata di Gaza yang Disetujui Hamas, Mencakup 3 Fase 

Global
Sisa-sisa Kerangka Manusia Ditemukan di Bunker Perang Dunia II

Sisa-sisa Kerangka Manusia Ditemukan di Bunker Perang Dunia II

Global
Protes Gaza Kampus AS: Rusuh di MIT, Wisuda Sejumlah Kampus Pertimbangkan Keamanan

Protes Gaza Kampus AS: Rusuh di MIT, Wisuda Sejumlah Kampus Pertimbangkan Keamanan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com