Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

UPDATE: Ledakan Bom di Sekolah Afganistan, 85 Tewas Kebanyakan Pelajar Putri

Kompas.com - 10/05/2021, 16:40 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber CNN

Serang masa depan Afganistan

Presiden Afghanistan Ashraf Ghani pada Sabtu (9/5/2021) menyalahkan gerilyawan Taliban atas insiden itu. Tetapi juru bicara kelompok itu membantah terlibat dan mengutuk setiap serangan terhadap warga sipil.

Paus Fransiskus menyebut serangan itu sebagai "tindakan tidak manusiawi" dalam sambutannya kepada para peziarah di Lapangan Santo Petrus di Kota Vatikan pada Minggu (9/5/2021).

Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres juga mengutuk serangan itu. Dia mengungkapkan simpati terdalamnya kepada keluarga para korban dan kepada pemerintah serta rakyat Afghanistan.

Di Twitter, duta besar China untuk Afghanistan, Wang Yu, mengatakan pengumuman penarikan pasukan AS secara tiba-tiba telah menyebabkan serangkaian serangan di seluruh negeri.

"China menyerukan pasukan asing di Afghanistan untuk mempertimbangkan sepenuhnya keamanan orang-orang di negara dan kawasan itu, menarik diri secara bertanggung jawab dan menghindari menimbulkan lebih banyak kekacauan dan penderitaan pada rakyat Afghanistan," katanya.

Mengutuk pembunuhan warga sipil, Kementerian Luar Negeri India mengatakan kematian lebih dari 50 gadis muda menjadikan ini serangan terhadap masa depan Afghanistan.

"Para pelakunya dengan jelas berusaha untuk menghancurkan prestasi yang susah payah dan diperoleh dengan susah payah yang telah dilakukan Afghanistan selama dua dekade terakhir," kata sebuah pernyataan.

Baca juga: AS Kerahkan Puluhan Pesawat Tempur untuk Kawal Penarikan Pasukan dari Afghanistan

Penarikan pasukan asing

Keamanan diintensifkan di seluruh Kabul setelah serangan itu. Tetapi pihak berwenang mengatakan mereka tidak akan dapat memberikan perlindungan ke semua sekolah, masjid, dan tempat umum lainnya.

Konflik berkecamuk di Afghanistan, dengan pasukan keamanan melakukan pertempuran setiap hari dengan Taliban. Kelompok itu berperang untuk menggulingkan pemerintah, yang didukung asing sejak mereka digulingkan dari kekuasaan di Kabul pada 2001.

Meskipun Amerika Serikat (AS) tidak memenuhi batas waktu penarikan 1 Mei yang disepakati dalam pembicaraan dengan Taliban tahun lalu, penarikan militernya telah dimulai. Presiden Joe Biden mengumumkan bahwa semua pasukan akan pergi pada 11 September.

Tetapi penarikan pasukan asing telah menyebabkan gelombang pertempuran antara pasukan keamanan Afghanistan dan gerilyawan Taliban.

Para pengkritik keputusan tersebut mengatakan para militan akan merebut kekuasaan. Akibatnya warga sipil hidup dalam ketakutan sekali lagi, dan menjadi sasaran pemerintahan Taliban yang brutal dan menindas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com