Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pentagon Remehkan Serangan Taliban Terbaru di Afghanistan

Kompas.com - 04/05/2021, 16:43 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber AFP

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Pentagon meremehkan dampak serangan pemberontak Taliban di Afghanistan selama akhir pekan, ketika pasukan AS dan sekutu NATO mulai ditarik mundur.

"Apa yang kami lihat adalah beberapa serangan kecil yang mengganggu selama akhir pekan yang tidak berdampak signifikan secara pasti kepada orang-orang kami atau sumber daya kami di sana (Afghanistan)," ujar juru bicara Departemen Pertahanan AS, John Kirby pada Senin (3/5/2021).

Baca juga: Jenderal AS Ungkap Kemungkinan Skenario Terburuk Akibat Penarikan Pasukan AS di Afghanistan

"Kami sejauh ini tidak melihat apa pun yang mempengaruhi penarikan (pasukan) atau memiliki dampak signifikan pada misi yang ada di Afghanistan," imbuh Kirby seperti yang dilansir dari AFP pada Selasa (4/5/2021). 

Pada Sabtu (1/5/2021), ketika militer AS secara resmi mulai menarik 2.500 pasukan terakhir di Afghanistan, "serangan presisi" diluncurkan ke lapangan udara di Kandahar yang digunakan oleh Amerika.

Baca juga: 10 Tahun Pembunuhan Osama bin Laden dan Kronologi Invasi AS ke Afghanistan

Jenderal Autin Miller, komandan AS di Afghanistan, "tentu memiliki pilihan respons serangan untuk memastikan keamanan pasukan kami dan orang-orang kami," kata Kirby.

Presiden Joe Biden memerintahkan penarikan pasukan AS dari Afghanistan terakhir pada April, setelah hampir 20 tahun pasukan AS dan sekutu NATO menyerbu Afghanistan, untuk menggulingkan pemerintah Taliban saat mereka mengejar Al-Qaeda setelah terjadi serangan 11 September 2001.

Baca juga: AS dan NATO Mulai Tarik Mundur Pasukan dari Afghanistan secara Resmi

Sementara itu, Taliban telah meningkatkan serangannya terhadap pemerintah yang didukung AS di Kabul. Menambah kekhawatiran bahwa pasukan Amerika berada dalam risiko lebih tinggi saat mundur dari Afghanistan.

Pertempuran antara pasukan pemerintah Afghanistan dan Taliban pada Sabtu dan Minggu di beberapa provinsi, termasuk Kandahar, menewaskan lebih dari 100 pemberontak, menurut kementerian pertahanan Afghanistan.

Baca juga: Ledakan Bom Mobil Tewaskan 30 Orang di Afghanistan, Korban Termasuk Pelajar

Kirby juga mengatakan bahwa Pentagon "sangat menyadari" risiko yang dihadapi banyak warga Afghanistan yang bekerja untuk militer AS dan pasukan koalisi, saat Taliban tumbuh dalam kekuasaan dan mengancam untuk merebut kendali di Kabul.

Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin sedang dalam pembicaraan dengan pejabat lain "tentang bagaimana kami memenuhi kewajiban kami kepada mereka," katanya tentang Afghanistan.

Baca juga: Jika Taliban Berkuasa, Yahudi Terakhir di Afghanistan Ini Bakal Angkat Kaki

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com