Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jenderal Iran Sesumbar Israel Bisa Dikalahkan dengan 1 Pukulan

Kompas.com - 06/05/2021, 17:16 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

TEHERAN, KOMPAS.com – Komandan Garda Revolusi Iran Mayor Jenderal Hossein Salami mengeklaim, Israel dapat dikalahkan hanya dengan satu pukulan jika konflik antara keduanya benar-benar pecah.

Hal itu diungkapkan Salami saat diwawancarai oleh lembaga penyiaran Islamic Republic of Iran Broadcasting yang disiarkan pada Rabu (5/5/2021).

Dia mengatakan, peristiwa baru-baru ini di Timur Tengah telah mengekspos kelemahan Israel sebagaimana dilansir Newsweek.

Baca juga: Pemilu Israel Masih Buntu, Netanyahu Gagal Bentuk Kabinet Baru

Dia menuturkan, ada serangkaian serangan siber yang tampaknya sedang berlangsung yang memengaruhi lusinan perusahaan Israel yang dimulai akhir tahun lalu.

Salami juga berbicara mengenai dugaan eksekusi mata-mata Israel yang dicurigai di Erbil, Irak, pada Januari dan ledakan yang mengguncang Haifa, Israel, pada Februari.

Dia turut menyinggung ledakan di pabrik rudal bulan lalu dan meledaknya rudal anti-udara Suriah di dekat reaktor nuklir Dimona.

Salami berujar, semua kelemahan Israel telah terungkap selama beberapa bulan terakhir. Dia menambahkan, kemungkinan akan ada insiden terbaru di Israel.

Baca juga: Pemilu Pertama Palestina dalam 15 Tahun Ditunda, Presiden Salahkan Israel

Perwira tinggi Garda Revolusi Iran itu bertutur, Israel sangat berisiko karena ketergantungannya pada perdagangan maritim.

Dia mengeklaim, perdagangan maritim menyumbang 90 persen dari keseluruhan perdagangan Israel.

Rute-rute pelayaran maritim tersebut, tambahnya, dapat dengan mudah diganggu.

Menurutnya ukuran Israel yang relatif kecil membuatnya rentan terhadap serangan yang menghancurkan.

"Kelemahan terbesar mereka adalah bahwa setiap tindakan taktis dapat menyebabkan kekalahan strategis bagi mereka," kata Salami.

Baca juga: Human Rights Watch: Israel Lakukan Kejahatan Apartheid terhadap Warga Palestina

"Yang berarti bahwa hanya satu operasi dapat menghancurkan rezim ini,” imbuh Salami.

Pernyataan itu muncul ketika AS dan Iran masih melakukan pembicaaran tidak langsung di Wina mengenai kesepakatan nuklir 2015.

Pembicaraan tersebut bertujuan mengoordinasikan kembalinya Washington ke dalam kesepakatan nuklir yang ditinggalkan AS pada 2018 oleh mantan Presiden AS Donald Trump.

Kedua belah pihak berusaha mengatasi kebuntuan mengenai persyaratan kemungkinan kembalinya pemerintahan Presiden AS Joe Biden ke dalam kesepakatan itu.

Pembicaraan tersebut juga membahas penerapan ulang batas pengayaan uranium dari Teheran.

Negosiasi tersebut berlangsung dan melibatkan sejumlah negara seperti China, Uni Eropa, Perancis, Jerman, Rusia dan Inggris.

Baca juga: Sedikitnya 28 Orang Tewas dalam Festival Keagamaan di Israel

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Menlu Turkiye Akan Kunjungi Arab Saudi untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Menlu Turkiye Akan Kunjungi Arab Saudi untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Global
Vatikan dan Vietnam Akan Menjalin Hubungan Diplomatik Penuh

Vatikan dan Vietnam Akan Menjalin Hubungan Diplomatik Penuh

Internasional
New York Kembalikan 30 Artefak yang Dijarah ke Indonesia dan Kamboja

New York Kembalikan 30 Artefak yang Dijarah ke Indonesia dan Kamboja

Global
Salah Bayar Makanan Rp 24 Juta, Pria Ini Kesal Restoran Baru Bisa Kembalikan 2 Minggu Lagi

Salah Bayar Makanan Rp 24 Juta, Pria Ini Kesal Restoran Baru Bisa Kembalikan 2 Minggu Lagi

Global
Saat Jangkrik, Tonggeret, dan Cacing Jadi Camilan di Museum Serangga Amerika...

Saat Jangkrik, Tonggeret, dan Cacing Jadi Camilan di Museum Serangga Amerika...

Global
Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza akibat Serangan Israel...

Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza akibat Serangan Israel...

Global
Arab Saudi Imbau Warga Waspadai Penipuan Visa Haji Palsu

Arab Saudi Imbau Warga Waspadai Penipuan Visa Haji Palsu

Global
China Beri Subsidi Rp 22,8 Juta ke Warga yang Mau Tukar Mobil Lama ke Baru

China Beri Subsidi Rp 22,8 Juta ke Warga yang Mau Tukar Mobil Lama ke Baru

Global
Atlet Palestina Bakal Diundang ke Olimpiade Paris 2024

Atlet Palestina Bakal Diundang ke Olimpiade Paris 2024

Global
Rangkuman Hari Ke-793 Serangan Rusia ke Ukraina: Serangan Jalur Kereta Api | Risiko Bencana Radiasi Nuklir

Rangkuman Hari Ke-793 Serangan Rusia ke Ukraina: Serangan Jalur Kereta Api | Risiko Bencana Radiasi Nuklir

Global
Hamas Pelajari Proposal Gencatan Senjata Baru dari Israel

Hamas Pelajari Proposal Gencatan Senjata Baru dari Israel

Global
Rektor Universitas Columbia Dikecam atas Tindakan Keras Polisi pada Pedemo

Rektor Universitas Columbia Dikecam atas Tindakan Keras Polisi pada Pedemo

Global
China Jadi Tuan Rumah Perundingan Persatuan Palestina bagi Hamas-Fatah

China Jadi Tuan Rumah Perundingan Persatuan Palestina bagi Hamas-Fatah

Global
Mahasiswa Paris Akhiri Demo Perang Gaza Usai Bentrokan di Jalanan

Mahasiswa Paris Akhiri Demo Perang Gaza Usai Bentrokan di Jalanan

Global
Perempuan Ini Bawa 2 Kg Kokain di Rambut Palsunya

Perempuan Ini Bawa 2 Kg Kokain di Rambut Palsunya

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com