Mereka memilih lebih dari 100 rumah sakit terisolasi di seluruh negeri untuk dimasukkan dalam jaringan medis, serta memilih rumah sakit tanggap darurat utama di masing-masing 22 kabupaten dan kota di Taiwan.
Mekanisme itu membantu melindungi sistem medis dan tenaga medis dari kelebihan beban, sehingga selama masa pandemi sebagian besar layanan medis yang bukan Covid-19 dapat beroperasi secara normal tanpa gangguan.
Sampai saat ini hanya dua kasus terkait pandemi Covid-19 yang berkaitan dengan rumah sakit yang terjadi di Taiwan, kedua kasus tersebut telah dikendalikan secara efektif dan tidak ada pekerja medis yang meninggal.
Baca juga: Polemik Taiwan Bukan Anggota WHO, Bagaimana Awalnya Terjadi?
Menteri Chen lalu mengatakan, kepercayaan dan kerja sama rakyat Taiwan terhadap pemerintah menjadi faktor utama keberhasilan menekan pandemi kali ini.
Menteri Chen juga menyebutkan bahwa Taiwan adalah salah satu negara paling sukses di dunia dalam menanggapi pandemi karena sistem medisnya yang baik, strategi pengujian yang ketat, transparansi dan keterbukaan informasi, serta kerja sama antara sektor publik dan swasta.
Dampak ekonomi Covid-19 di Taiwan relatif kecil. Pertumbuhan PDB Taiwan pada 2020 sekitar 3,11 persen, diantaranya, kuartal keempat tumbuh sebesar 4,94 persen, sangat kontras dengan resesi ekonomi global.
Menteri Chen kemudian meminta Indonesia dan pihak terkait lainnya untuk mendukung masuknya Taiwan ke WHO, sehingga mereka dapat berpartisipasi penuh dalam pertemuan, mekanisme dan kegiatan WHO.
Baca juga: Mengintip Kekuatan Tersembunyi Militer Taiwan: Jebakan di Pantai dan Dinding Api
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.