Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Krisis Covid-19 India Menjalar, Nepal Mulai Kehabisan Tempat di Rumah Sakit

Kompas.com - 02/05/2021, 16:24 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

KATHMANDU, KOMPAS.com - Wabah Covid-19 yang dihadapi India telah menyebar melintasi perbatasan ke Nepal.

Pejabat kesehatan Nepal telah memperingatkan bahwa tempat tidur rumah sakit tidak tersedia, dan vaksin semakin menipis.

Sementara jumlah infeksi baru meningkat lebih cepat daripada yang dapat dicatat oleh klinik yang kewalahan.

Baca juga: Negara Tetangga India Waspadai Sebaran Varian Baru Virus Corona Mutan Ganda

The Straits Times melaporkan situasinya sangat mengerikan di Nepal, sehingga Kementerian Kesehatan di negara Himalaya itu mengeluarkan pernyataan pada Jumat (30/4/2021), yang pada dasarnya menyatakan mereka “angkat tangan.”

"Sejak kasus virus corona telah melonjak melebihi kapasitas sistem kesehatan dan rumah sakit kehabisan tempat tidur, situasinya tidak dapat dikendalikan," kata kementerian itu setelah pemerintah mencatat 5.657 infeksi baru Covid-19 pada Jumat (30/4/2021), total harian tertinggi sejak Oktober.

Lebih dari sepertiga tes memberikan hasil positif Covid-19. Kondisi ini membuat para pejabat khawatir bahwa jumlah kasus sebenarnya jauh lebih tinggi.

Orang Nepal yang terinfeksi tetapi hanya memiliki gejala kecil telah diberitahu untuk tinggal di rumah, agar tidak dirawat di rumah sakit.

Para ahli percaya wabah itu dipicu oleh pekerja migran Nepal yang kembali ke kampung halaman dalam beberapa pekan terakhir dari India, karena lockdown diberlakukan di sana.

Baca juga: Bank Dunia Pinjami 700 Juta Dollar AS Lebih untuk Program Vaksinasi Covid-19 di Afghnistan, Bangladesh dan Nepal

Perbatasan India-Nepal sepanjang 1.760 km antara negara-negara itu rentan. Hampir tidak ada orang yang kembali, melakukan tes untuk virus corona atau ditempatkan di karantina.

Nepal sejak itu menutup penyeberangan perbatasannya dengan India, tetapi virusnya sudah menyebar.

“Pada awal Maret, Nepal mencatat kurang dari 100 kasus sehari. Sekarang rata-rata harian melebihi 4.000 kasus yang dilaporkan,” menurut database New York Times.

Pada saat yang sama, dorongan vaksinasi Nepal melambat.

India menyumbangkan satu juta dosis vaksin AstraZeneca, dan Nepal menandatangani perjanjian untuk membeli dua juta lagi dari produsen India, Serum Institute of India.

Pejabat Nepal menyatakan perusahaan tersebut hanya mengirimkan setengah dari jumlah tersebut. Sebab, India membatasi ekspor vaksin bulan lalu, setelah wabah memburuk di dalam negerinya sendiri.

Akibatnya, setelah 1,7 juta orang dari populasi hampir 30 juta menerima dosis pertama vaksin, hanya 380.000 yang menerima dosis kedua.

Baca juga: Bawa 2.000 Dosis Vaksin AstraZeneca ke Nepal, Pangeran Bahrain Diinvestigasi

Pada akhir Maret, China menyumbangkan 800.000 dosis vaksin Sinopharm ke negara Asia Selatan itu.

Warga Nepal berbondong-bondong ke pusat vaksinasi, membuat beberapa pejabat khawatir kerumunan orang dapat menyebarkan virus.

Pemerintah sekarang telah memberlakukan penguncian baru selama dua minggu, dan menunda vaksinasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Global
[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

Global
Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Global
Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Global
Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Global
Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Global
Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Global
Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com