Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jika Taliban Berkuasa, Yahudi Terakhir di Afghanistan Ini Bakal Angkat Kaki

Kompas.com - 30/04/2021, 15:07 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber Daily Mail

KABUL, KOMPAS.com - Selama bertahun-tahun, Zebulon Simentov masih bertahan tinggal di Afghanistan, di mana dia mengalami banyak kejadian.

Yahudi terakhir di negara Timur Tengah itu sudah lolos dari invasi Uni Soviet, perang saudara yang brutal, Taliban, maupun pendudukan AS.

Namun, kini dengan kemungkinan kembalinya Taliban, Simentov mengutarakan niatnya untuk angkat kaki dari negara itu.

Baca juga: AS Tarik Pasukan, Afghanistan Kembali ke Pangkuan Taliban?

"Mengapa saya harus tinggal? Mereka menyebut saya kafir," kata Simentov ditemui di satu-satunya sinagoge di Kabul.

"Saya Yahudi terakhir, satu-satunya di sini. Saya harus pergi dan kembali ke Israel jika Taliban berkuasa," lanjutnya dilansir Daily Mail Kamis (29/4/2021).

Kelompok pemberontak itu bersiap mengambil lagi kekuasaan, setelah Presiden AS Joe Biden mengumumkan penarikan pasukan pada September.

Pada awal April ini, Biden menuturkan dia akan memulangkan 2.500 tentara AS pada 11 September, bertepatan dengan 20 tahun peringatan 9/11.

Keputusan Washington itu mengabaikan tanggal yang ditetapkan pemberontak maupun Kabul dalam Perjanjian Doha, Februari tahun lalu.

Di sisi lain, perundingan damai antara pemberontak dengan pemerintah Afghanistan masih menemui jalan buntu.

Baca juga: AS Tarik Pasukan dari Afghanistan, Taliban: Kami Menang Perang

Kebijakan baru Biden itu tak pelak menimbulkan kemarahan pemberontak, yang kini menjaga jarak dari AS.

Perwakilan Taliban menyatakan, delegasi mereka tidak akan berangkat ke Turki, lokasi negosiasi damai.

Pernyataan itu memunculkan kekhawatiran mereka akan menggelar serangan musim semi, yang bertepatan dengan makin menghangatnya cuaca.

Simentov lahir pada 1950-an di Herat, tak jauh dari lokasi seorang perempuan dipecuti karena ketahuan berbicara dengan pria.

Selama 2.500 tahun, komunitas Yahudi tinggal di Afghanistan, di mana puluhan ribu di antaranya bermukim di Herat.

Namun sejak abad 19, mereka berangsur-angsur meninggalkan negara itu dan memutuskan untuk menetap di Israel.

Baca juga: Intelijen AS Waspadai Afghanistan Akan Segera Dikuasai Milisi Taliban

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com