Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masyarakat Indonesia di London Gotong Royong Kumpulkan Dana Bangun Masjid

Kompas.com - 30/04/2021, 14:08 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber Rilis

LONDON, KOMPAS.com - Di tengah bulan Ramadhan masyarakat Indonesia di London gotong-royong mengumpulkan dana untuk membangun masjid yang akan menjadi Indonesian Islamic Centre (IIC).

Sejak 2003, komunitas masyarakat Muslim Indonesia melakukan aktivitas keagamaan dan kebudayaan agama Islam di IIC di suatu rumah di Wakemans Hill Avenue, London utara.

Rumah 2 lantai itu menjadi pusat kegiatan komunitas mereka melakukan pengajian pekanan, pendidikan Alquran bagi anak-anak dan remaja, kajian tafsir, hingga tempat untuk kegiatan kesenian, seperti rebana.

Baca juga: Cerita Mahasiswa Indonesia saat Tsunami Covid-19 India: Saya Tak Berani ke Laboratorium

Ukurannya tak terlalu besar, sehingga hanya bisa menampung maksimal 100 orang. Sangat jauh dari mencukupi.

Dari situ mereka memiliki tekad untuk dapat memiliki masjid di London yang representatif, yang punya corak dan penampakan fisik, seperti masjid, bukan seperti rumah biasa.

“Saat ini fasilitas dan sarana yang ada rumah di Wakemans Hill Avenue tersebut memang sudah tidak lagi memadai lagi,” ujar Eko Kurniawan, ketua panitia pembangunan IIC, dalam rilis IIC London pada Kamis (29/4/2021).

Apalagi, properti di Wakemans Hill Avenue ini berada di permukiman penduduk, sehingga izin yang diberikan sebatas rumah tinggal, bukan untuk aktivitas publik ataupun kegiatan komunitas.

“Konsekuensinya, kami tidak bisa menggunakan properti ini untuk kegiatan keumatan secara maksimal,” lanjut Eko. 

Keterbatasan izin, sarana yang tidak memadai, sementara animo tinggi warga Indonesia dalam mengikuti kegiatan agama, membuat sejumlah warga Indonesia akhirnya memutuskan membentuk panitia baru pembangunan masjid, dengan harapan upaya untuk membangun masjid yang representatif bisa lebih cepat diwujudkan.

Baca juga: Ketika Putin Tertawa Geli Gara-gara Rencana Kirim Babi ke Indonesia

Rencananya, rumah yang selama ini menjadi pusat kegiatan warga Indonesia di Wakemans Hill Avenue akan dijual dan dana dari penjualan dipakai untuk membeli properti lain yang lebih representatif.

Dalam hitungan panitia, nilai jual properti ini sekitar 500.000 poundsterling (Rp 10,076 miliar).

Panitia juga memiliki dana sekitar 250.000 poundsterling (Rp 5,038 miliar) yang didapat dari sumbangan warga, baik yang ada di Inggris, negara-negara lain, maupun di Indonesia.

“Dari posisi dana ini, setelah dihitung total anggaran belanja dikurangi dana IIC yang tersedia saat ini, maka dana yang diperlukan oleh panitia pembangunan masjid adalah antara 750.000 poundsterling hingga 1,25 juta poundsterling atau antara Rp 14,2 miliar hingga Rp 23,7 miliar,” jelas Eko.

Eko dan panitia optimistis rencana membangun masjid Indonesia pertama di London bisa diwujudkan, apalagi rencana ini didukung oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia di London dan juga oleh Diaspora Indonesia.

Baca juga: Masyarakat Hindu Bali di Chicago Promosikan Pemulihan Pariwisata Indonesia dalam Perayaan Hari Raya

Nantinya, Indonesian Islamic Centre di London akan memiliki masjid, ruang kelas, perpustakaan, dan unit usaha.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com