Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Biden Tarik Pasukan dari Afganistan, Begini Komentar Obama

Kompas.com - 15/04/2021, 11:31 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama memberi komentar soal keputusan terbaru pemerintah AS untuk menarik pasukan dari Afganistan.

Presiden kulit hitam pertama AS itu memuji "kepemimpinan berani" Presiden AS Joe Biden, dalam mengambil langkah-langkah untuk mengakhiri perang AS di Afghanistan.

Perang ini terjadi berlarut-larut selama hampir dua dekade dan berlangsung di banyak beberapa kepemimpinan pemerintahan AS.

Baca juga: Joe Biden Bakal Tarik Pasukan AS dari Afghanistan: Perang Terlama akan Berakhir

Biden berencana menarik semua pasukan AS yang saat ini dikerahkan ke Afghanistan pada 11 September 2021. Ini yang akan menandai 20 tahun sejak serangan teroris 11 September 2001.

"Saya sekarang adalah presiden Amerika keempat yang memimpin kehadiran pasukan Amerika di Afghanistan," kata Biden dalam sambutannya Rabu (14/4/2021) di Ruang Perjanjian Gedung Putih mengumumkan langkah itu.

Presiden ke-45 AS itu bersumpah "tidak akan meneruskan tanggung jawab ini kepada yang kelima."

Menurutnya, meski tidak terlibat terlibat di Afghanistan secara militer, pekerjaan diplomatik dan kemanusiaan AS akan terus berjalan. Tujuannya untuk mendukung pasukan keamanan Afghanistan dan orang-orang melawan Taliban.

"Ini merupakan perjuangan yang panjang dan sulit di Afghanistan, berakar pada tanggapan kami terhadap serangan teroris paling mematikan di tanah air AS dalam sejarah kami," kata Obama melansir Business Insider.

Baca juga: Jerman Tak Akan Tarik Tentara dari Afganistan

Obama mengatakan pasukan dan pekerja diplomatik "dapat bangga atas upaya mereka untuk memberikan keadilan bagi 9/11, menghancurkan tempat berlindung al Qaeda. Termasuk melatih Pasukan Keamanan Afghanistan, serta mendukung rakyat Afghanistan di saat bersamaan.”

Invasi AS ke Afghanistan, yang kemudian disebut Operation Enduring Freedom, diluncurkan pada Oktober 2001. Tepatnya hanya beberapa minggu setelah serangan 11 September di World Trade Center.

Tujuan misi ini adalah untuk menghancurkan kelompok teror yang berpihak pada Taliban di balik serangan tersebut, Al-Qaeda, dan pemimpinnya Osama Bin Laden.

Pasukan AS membunuh bin Laden dalam serangan 2011 selama masa jabatan pertama Obama. Tetapi pemerintahannya tidak berhasil mengakhiri kehadiran pasukan AS di negara itu.

Dalam memoarnya pada 2020, "A Promised Land," Obama menulis bahwa "relatif mudah menemukan jalan keluar untuk Irak. Namun kondisinya sangat berbeda untuk Afghanistan."

"Tidak seperti perang di Irak, bagi saya perang di Afghanistan selalu tampak diperlukan," tulisnya.

Obama menceritakan bagaimana, pada awal masa kepresidenannya pada 2009. Dia diminta untuk mengesahkan permintaan dari Pasukan Bantuan Keamanan Internasional untuk penempatan 30.000 tentara AS, yang pertama kali diajukan di bawah pemerintahan Bush.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

Global
Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Global
Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Global
AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

Global
Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Global
Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Global
Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Internasional
Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Global
Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Global
Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Global
Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Global
Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com